|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 25 Januari 2016

Kisah Dibalik Pepatah Tiongkok Kuno, Lǐ Shang wǎng lai (禮尚往來)

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Sebuah ungkapan Pepatah Tiongkok Kuno dari negeri tirai bambu, "禮尚往來 (Lǐ Shang wǎng lai)," yang secara harifah menyatakan bahwa “Kepatutan, atau sopan santun, akan menunjukkan sebuah sikap timbal-balik.”

Ungkapan Pepatah Tiongkok Kuno ini berasal dari sebuah bagian dalam ritus klasik atau “Li Ji” (禮記), salah satu dari lima ajaran klasik Konfusius. Pepatah ini memberikan sebuah saran etis yang tidak terikat waktu, berhubungan dengan interaksi sosial dan hubungan baik dengan sesama manusia.

Dalam ungkapan ini, karakter 禮 (Lǐ) menyampaikan sebuah konsep tentang kesopanan yang mengacu pada kebenaran perilaku dan moral. Selain itu, ungkapan ini juga digunakan untuk merujuk pada hadiah.
Sedangkan karakter 尚 (Shang) memberikan gagasan untuk menghargai sesuatu, rasa hormat, atau menjunjung nilai-nilai. Di bagian lain, ungkapan 往來 (wǎng lái) mengandung arti datang dan pergi, yang dalam ungkapan ini menunjukkan hubungan interaksi seseorang dengan orang lain, yang pada akhirnya akan melibatkan serangkaian perilaku sosial yang saling memberi dan menerima.

Artinya berkaitan dengan memperbaiki perilaku, 禮 (Lǐ) yang mengacu pada aturan perilaku yang tepat, etika, atau langkah dalam berbagai situasi sosial, termasuk upacara dan ritual, berdasarkan peran dan status seseorang dalam masyarakat.

Jadi, apa sebenarnya yang memandu perilaku yang benar ini? Jawabannya adalah moral sebagai prinsip dasar kepatutan (禮, Lǐ), yang merupakan salah satu dari lima kebajikan utama yang diajarkan oleh Konfusius lebih dari 2.000 tahun lalu, bersama dengan kebajikan (仁, ren), kebenaran (義, yi), kebijaksanaan (智, zhi), dan kesetiaan (信, xin).

Kebajikan dan standar perilaku lainnya adalah kesetiaan, berbakti, keadilan, kejujuran, dan toleransi. Semua ini telah membentuk dasar bagi moralitas individu dan sosial dalam budaya tradisional Tiongkok.

Jadi ungkapan tradisional Tiongkok ini mengajarkan bimbingan moral bagi seseorang untuk memperluas sikap saling menghormati dan memberi kebaikan satu sama lain dan selalu berbuat baik, untuk mendapatkan balasan yang baik pula.

Pedoman ini juga mengajarkan tentang cita-cita moral, yang terletak di jantung budaya tradisional Tiongkok. Hal ini juga mencerminkan inti terpenting dalam menempatkan pendidikan moral dan pendidikan tradisional Tiongkok sejak awal sejarah negeri itu.

Pepatah Tiongkok Kuno, 禮尚往來 atau timbal-balik ini berasal dari “ritual-ritual klasik” yang menyatakan bahwa, “kesopanan menunjukkan sikap timbal balik. Adalah tidak sopan atau wajar bila kita memberi tanpa menerima. Begitu pula sebaliknya, bukan sebuah kesopanan bila menerima tanpa memberi.”

Seiring dengan menurunnya nilai-nilai tradisional dalam pandangan masyarakat, maka praktek sikap timbal-balik ini secara bertahap juga bergeser dari nilai moral ke arah makna di permukaan saja. Artinya kita akan memperlakukan orang lain dengan cara atau sikap yang sama seperti orang itu memperlakukan kita.

Secara khusus, di zaman modern sekarang ini, ungkapan itu sering digunakan dalam konteks memberikan hadiah atau saling tolong menolong untuk membangun persahabatan dan hubungan bisnis, serta mempertahankan hubungan umum yang baik dengan orang lain.

Hal ini berkonotasi pada kewajiban dalam arti praktis, seperti untuk memperoleh kepentingan pribadi atau mencapai beberapa tujuan. Misalnya, orang yang memberi sesuatu kepada kita, mungkin mengharapkan imbal balik yang sesuai, atau orang yang menerima sesuatu merasa wajib untuk mengembalikan kepada si pemberi sesuatu dengan nilai yang sama di kemudian hari.

Tetapi arti sebenarnya dari ungkapan Pepatah Tiongkok Kuno," 禮尚往來 (Lǐ Shang wǎng lai)," ini adalah, berbicara tentang kebaikan dasar orang sebagai landasan dan semangat moralitas pribadi dan sosial dalam budaya tradisional Tiongkok. Jadi, dengan memahami esensi  

Pepatah Tiongkok Kuno ini, dapat membantu orang untuk menemukan kembali kebaikan yang sebenarnya sebagai landasan moral dalam memperluas sikap saling hormat dan kebaikan dengan sesama manusia. Salam kebajikan (theepochtimes)

Tidak ada komentar:
Write komentar