|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 06 April 2016

Kisah Perjalanan Hian Tian Siang Tee Ke Utara Bag. 3

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Suatu hari Hian Tian Siang Tee (玄天上帝 ) mendapat laporan dari Dewa kota bahwa putri pejabat Cao diculik oleh siluman ular dan kura-kura. Dengan geram dia pun terbang kegua persembunyian mereka, Namun karena kedua siluman itu sedang pergi, Hian Tian memutuskan untuk membebaskan nona Cao dulu dan menyuruhnya pulang, sementara dia sendiri menyamar menjadi nona Cao dan tidur-tiduran sambil memakai cadar.

"E-e-e-e nona manis, aku rindu sekali padamu," kata siluman ular yang tiba-tiba muncul dan langsung memeluk nona Cao jadi-jadian itu. "Yaaiiks nona kenapa tangamu berotot sekali dan ada bisepnya," jerit siluman itu kaget.

"Aaah itu tandanya dia cekatan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan bakal menjadi istri yang baik," timpal siluman kura-kura.

"Oh gitu ya....Gyaaaaa! Tapi...tapi...dia juga ada jenggotnyaaa!"

Belum hilang kekagetan siulman ular, tiba-tiba nona Cao gadungan itu menendangnya hingga terlempar menabrak tembok. Siluman kura-kura marah sekali melihat saudaranya ditendang jungkir balik dan segera mengayunkan gadanya kearah wanita jadi-jadian itu .Namun Hian Tian dapat merampas gadanya dengan mudah dan balik memukul dada siluman kura-kura hingga jatuh terjerambab. 


"ini kukembalikan senjatamu!," kata Hian Tian seraya menimpukkan gada itu ke kepala siluman kura-kura hingga benjol besar sekali. Merasa tidak mampu melawannya siluman ular dan kura-kura memutuskan untuk kabur.

Hian Tian Siang Tee terus mengejar siluman ular dan kura-kura sampai ke sebuah sungai, karena mengira musuhnya sudah melarikan diri ke seberang sungai, Hian Tian pun kemudian menaiki sebuah perahu yang ditambatkan didekat situ untuk mengejar mereka.


Sesampainya ditengah sungai mulai muncul keganjilan, tiba-tiba saja perahu itu seperti menjerat kakinya dan menariknya ke dasar sungai. "Oh, jadi rupanya perahu ini adalah samaranmu dan kau ingin mencoba menenggelamanku ya? Baik kita lihat saja siapa yang tertawa paling akhir," ujarnya seraya memanjangkan kakinya berpuluh-puluh meter hingga akhirnya menggencet perahu jelmaan siluman kura-kura itu didasar sungai. Mengetahui temannya terjebak, siluman ular yang menyamar sebagai dayung cepat-cepat melepaskan diri dari genggaman Hian Tian Siang Tee dan kabur.

Tiba-tiba datanglah seorang utusan yang membawa titah kaisar langit. Dengan galak dia menegur Hian Tian Siang Tee yang tidak mau berlutut saat menerima titah

"Maaf tapi sekarang aku sedang menggencet siluman dengan kakiku ini jadi tidak bisa berlutut."

"Tidak peduli! pokoknya sekarang kau harus berlutut! Atau jangan-jangan karena merasa sebagai jelmaan 1/3 roh kaisar langit lalu kau mau memberontak?"


Mendengar cercaan sang utusan, Hian Tian Tee jadi tak enak hati dan buru-buru berlutut, tapi baru saja pijakan kakinya mengendor siluman kura-kura langsung menyelinap dan kabur. Begitu siluman kura-kura kabur, utusan kaisar langitpun menghilang juga, sadarlah dia bahwa utusan tadi adalah samaran siluman ular yang ingin menolong kawannya.

Diseberang sungai Hian Tian melihat 2 buah pir yang menggantung dipohon apel, sambil tersenyum geli dia pun memetik buah itu dan berkata, "Aaaah lapar sekali, untung ada 2 buah jelek ini untuk mengganjal perutku". Begitu hendak dimakan ke 2 buah itu langsung berubah kewujud aslinya yaitu siluman kura-kura dan ular yang minta diampuni.

"Kau tidak boleh membunuh mereka muridku, sebab mereka berdua adalah sebagian dari jiwamu," seru Miaole TianZun yang tiba-tiba muncul.

"Apa maksudmu guru?"

"Masih ingatkah saat kau membuang ginjal dan ususmu dulu? Nah siluman kura-kura adalah jelmaan ginjalmu sementara siluman ular adalah jelmaan ususmu." 


MieoLe kemudian mengeluarkan sebotol pil merah biru dari sakunya dan memberikannya pada muridnya. Dia lalu berpesan agar Hian Tian siang Tee memberikan pil itu pada siluman-siluman yang ditaklukannya. Kelak bila siluman itu membangkang dia cukup membacakan mantra dan siluman itu akan langsung tak berdaya.

Setelah gurunya pergi, Hian Tian memberikan pil merah biru pada 2 siluman yang baru ditaklukannya itu sambil mengomeli mereka, "Kalian berdua kan jelmaan ginjal dan ususku, tapi kenapa malah berbuat kejahatan, malu-maluin saja!"

"Iya maaf tuan, kami juga menyesal sekali, tapi kenapa harus malu? Toh banyak Dewa-dewa lain yang juga turun ke dunia untuk memeras manusia."

"Hah jangan sembarangan, jelaskan maksudmu!"

"Iya didekat sini saja ada satu, namanya Zho GongMing," Siluman ular dan kura-kura lalu menerangkan bahwa Zhao Gong Ming adalah Dewa harta yang dulu mengawal 1/3 roh kaisar langit saat hendak menitis menjadi putra tuan Liu. siapa tahu sesampainya didunia Zhao GongMing malah keasyikan foya-foya sehingga lupa pulang kelangit. Dia kemudian mengangkat dirinya sebagai raja siluman dan suka memeras orang-orang yang melewati tempatnya. 


Hian Tian Siang Tee murka sekali mendengarnya, apalagi nama 1/3 roh kaisar langit (alias dirinya) juga dibawa-bawa, dia pun segera membawa siluman kura-kura dan ular untuk melabrak Zhao.

 

"Haaaa Dewa kurang kerjaan mana yang berani mengganggu tidur siangku hah! bentak Zhao GongMing yang bertubuh gempal dan bermuka hitam ketika guanya diserbu Han Tian Siang Tee cs

"Hei muka pantat kuali, disuruh mengawal 1/3 roh kaisar langit malah enak-enakan jadi siluman disini, cepat menyerahlah atau harus kuhajar kau!," balas Hian Tian tak kalah galaknya.

Zhao GongMing dan siluman-siluman bawahannya tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Hei anak kecil, memangnya siapa kau berani menggertakku. Aku kau suruh mengawal 1/3 roh kaisar langit? Baik kalau begitu sampaikan ini pada kaisar langit!" katanya seraya menyemburkan api untuk membakar lawannya. 


Melihat api menerjang kearahnya, Hian Tian siang Tee menancapkan pedang 7 bintangnya ketanah yang menciptakan air bah yang langsung memadamkan api yang berkobar-kobar itu (Hian Tian Siang Tee adalah Dewa yang berunsur air sehingga jurus-jurusnya juga berelemen air). 

Melihat jurus pertamanya gagal, Zhao melemparkan pentungannya keudara dan membacakan mantra, sekonyong-konyong senjatanya itu membesar ratusan kali lipat dan siap menindih lawannya. "Hei cuma segini kemampuanmu?" kata siluman ular seraya melesat kearah pentungan raksasa itu dan merubah dirinya menjadi ular raksasa yang melilit senjata itu dan kemudian menyerahkannya pada tuannya. Melihat senjatanya berhasil direbut musuh Zhaopun ketakutan dan langsung ngacir melarikan diri.

Hian Tian Siang Tee dan pengikutnya terus mengejar Zhao GongMing sampai ke sebuah kelenteng tua. "Si pantat kuali itu ada didalam tuan, apa kita akan langsung melabraknya?" kata siluman ular.

"Jangan, kita kerjain dia dulu! Sekarang cepatlah kau berubah menjadi makanan yang lezat."

"Hah, memangnya aku harus jadi apa?"

"Terserah kau, mau jadi apa juga boleh!" ujar Hian Tian seraya membisikkan sesuatu ketelinga siluman ular. Tidak lama kemudian siluman ular itu berubah menjadi sebiji kurma, sementara Hian Tian sendiri berubah menjadi pendeta dan masuk ke kelenteng menemui Zhao GongMing.

Zhao GongMing yang sedang kelaparan itu buru-buru minta dihidangkan makanan yang enak-enak pada sipendeta, tapi karena dikuil itu tidak ada apa-apa sehingga akhirnya dia pun menerima sebiji kurma yang disajikan dan langsung menelannya. Begitu berada didalam perut, siluman ular langsung berubah kebentuk aslinya dan mengaduk-aduk perut Zhao hingga dia mengaduh-aduh kesakitan sampai berguling-guling ditanah. 


"Hai pantat kuali, kau akan kuampuni tapi syaratnya kau harus bertobat dan menjadi pengikutku!" bentak sipendeta yang tiba-tiba berubah menjadi Hian Tian siang Tee. Karena tidak punya pilihan lain, Zhao pun akhirnya menurut. Hian tian siang Tee kemudian menyuruh siluman ular keluar dan memberikan sebiji pil merah biru kepada Zhao GongMing untuk sekedar berjaga-jaga kalau kelak sipantat kuali ini membangkang lagil.

Setelah menaklukan Zhao GongMing, Hian Tian Siang Tee dan ketiga pengikutnya melanjutkan perjalanannya. Sesampainya dikaki gunung panggung langit, Zhao GongMing buru-buru memperingatinya, "Tuan, digunung ini tinggal siluman Sha Dao Jing (siluman pedang) yang sangat tangguh dan bengis, jadi lebih baik kita memutar saja."

"Haeh justru semakin bengis, makin harus kita basmi," ujar Hian Tian Siang Tee sambil terus mendaki gunung panggung langit tanpa mempedulikan nasehat pengikutnya itu.

Tak berapa lama kemudian sebuah suara angker menyambut mereka, "Hei pantat kuali Zhao, berani sekali kau dan teman-temanmu memanjat gunungku! Kali ini tak akan kulepaskan kalian!" 


Suara itu rupanya berasal dari mahluk misterius yang mengenakan baju zirah bermotif pedang menutupi sekujur tubuhnya dan hanya memperlihatkan sepasang matanya yang bersinar merah seperti darah, makhluk inilah yang disebut Sha Dao Jing.

"Siluman lancang! beraninya kau mengganggu ketentraman penduduk disini, hari ini kuhabisi kau!" Pekik Hian Thian seraya mengayunkan pedang 7 bintangya kearah Sha Dao Jing. Dengan tangkasnya siluman pedang itu menangkis semua serangan yang datang bertubi-tubi dan balik mengayunkan golok panjangnya kearah lawannya. 


Hian Thian berhasil mengelak, namun tak ayal kibasan angin golok lawannya membuatnya terhempas kebelakang juga. Seolah tak mau memberikan kesempatan bernapas, Sha Dao Jing mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan menciptakan ratusan pedang diangkasa yang langsung menghujam kearah lawannya. 

Melihat serangan itu Hian Thian segera menancapkan pedang 7 bintangnya ketanah dan menciptakan air bah untuk menghalaunya, tapi ternyata air bah itu rupanya tak mampu menahan hujan pedang Sha Dao Jing yang terus saja melesat kearahmya.

Hian Thian kaget setengah mati melihat jurusnya tak mempan dan cepat-cepat menciptakan kubah air untuk melindungi dirinya, namun kubah pertahanan air ini pun berhasil diterabas hujan pedangnya Sha Dao Jing yang langsung menghujam dan menyayat-nyayat tubuhnya hingga tewas seketika.
Salam kebajikan (Sumber)

Bersambung

Tidak ada komentar:
Write komentar