KEBAJIKAN ( De 德 ) - Setiap hari dimulai dari pagi dan berakhir pada malam. Pagi hari merupakan saat bagi kita mempersiapkan segala sesuatu untuk memulai aktivitas harian.
Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan pada pagi hari. Beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan memohon agar diberikan kekuatan dan limpahan berkah sepanjang hari. Melakukan olahraga pagi untuk menyehatkan badan.
Dan yang tidak kalah pentingnya, di pagi hari inilah, momen yang paling tepat untuk melakukan perenungan diri. Melakukan introspeksi atas perbuatan yang dilakukan pada masa lampau, menyusun rencana serta impian di masa depan dan mengeksekusi hasil perenungan untuk dilaksanakan pada hari ini juga.
Bersama udara pagi yang sejuk kita merangkai harapan, memotivasi diri agar menjadi manusia yang lebih baik lagi dan menjaga spirit (semangat) dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dari hal-hal yang baik, kita belajar untuk mengucap syukur. Dari hal-hal yang buruk, kita belajar untuk menjadi kuat, tegar dan berpendirian teguh.
Bersyukurlah tatkala kita disayangi dan dicintai oleh orang-orang sekeliling kita. Bersabarlah tatkala kita dihina, dicemooh dan dibenci orang-orang di sekeliling kita. Jangan menimbun rasa sesal dan kesal, jangan pula mengubah diri menjadi seorang pendendam.
Tidak ada penderitaan yang abadi dan tidak ada kebahagiaan yang kekal. Bagi pribadi yang selalu memayungi hidupnya dengan bersyukur, maka sepanjang hidupnya akan senantiasa merasakan kebahagiaan. Simpel bukan..?
Sebelum kita mengeluh tentang rasa dari makanan yang kita konsumsi, cobalah pikirkan tentang seseorang yang tidak memiliki apapun untuk dimakan. Tidak mampu berbuat apa-apa selain menengadahkan tangannya ke atas untuk memohon belas kasihan orang lain.
Sebelum kita mengeluh tentang beratnya pekerjaan, cobalah pikirkan jutaan orang yang masih menganggur dan menunggu jawaban atas surat lamaran pekerjaan yang mereka kirimkan.
Sebelum kita mengeluh tentang keadaan tempat tinggal kita, cobalah pikirkan berapa banyak orang yang harus hidup di bawah kolong jembatan atau di emperan toko.
Sebelum kita mengeluh tentang banyaknya peraturan yang mengekang kebebasan, cobalah pikirkan orang-orang yang masih terkungkung di balik jeruji besi nan kokoh tanpa mampu melakukan aktivitas sebebas yang kita lakukan.
Sebelum kita mengeluh tentang pendapatan kita yang kecil, cobalah pikirkan orang-orang yang bekerja jauh lebih berat dari kita namun hanya mendapatkan sepersekian dari total penghasilan kita.
Sobatku yang budiman...
Jangan menyerah dan berhenti berusaha ketika menemui rintangan, hambatan dan kegagalan. Tetaplah bersyukur sebab kegagalan adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti kesungguhan.
Bersyukurlah apabila kita merasa masih bodoh dan tidak tahu apa-apa. Sebab hal ini akan memberi kesempatan kepada kita untuk belajar.
Bersyukurlah di saat kita berada di masa-masa sulit, sebab di masa itulah kita sedang tumbuh dan berkembang menjadi besar.
Marilah kita memanjakan doa secara tulus dan ikhlas : "Tuhan, terima kasih atas semua kesempatan dan berkah karunia yang telah Engkau berikan untukku. Biarkan tangan-Mu yang kokoh menggandeng tangan hamba-Mu dalam meneruskan langkah hidup ini. Limpahkanlah anugerah-Mu agar aku dapat melihat indahnya dunia ini lebih lama lagi. Amin..." Salam kebajikan #firmanbossini
Tidak ada komentar:
Write komentar