KEBAJIKAN ( De 德 ) - Seorang pemuda bernama Uvewe merasa temannya, Opekiu adalah orang yang paling baik. Dia sering sekali menggembar-gemborkan kebaikan hati Opekiu kepada teman-teman lainnya.
Betapa tidak, hampir setiap hari, Opekiu selalu menjemput dan mengantarnya ke kampus dengan mobil mewahnya. Bukan itu saja, Opekiu selalu mengajaknya pergi makan ke kafe terkenal. Membayar bill makanan dan kadang-kadang membelikan makanan untuk dibawa pulang oleh Uvewe.
Hingga suatu hari, Opekiu tiba-tiba berubah sikap. Tidak pernah menjemputnya ke kampus, apalagi mengajaknya keluar makan. Perubahan sikap Opekiu membuat Uvewe merasa sangat kecewa dan marah. Muncul perasaan dendam karena menganggap Opekiu tidak menghargainya lagi. Melupakan dirinya demi orang lain.
Uvewe tidak mencari tahu apa yang memyebabkan Opekiu berbuat demikian, namun langsung menceritakan semua keburukan Opekiu yang diketahuinya kepada teman-teman yang lain. Bukannya mendapat dukungan, Uvewe justru mendapat cibiran dari orang lain.
Uvewe : "Lihat saja, begitu sombongnya Opekiu belakangan ini. Mentang-mentang anak orang kaya, lantas dengan mudah mencampakkan diriku yang miskin ini..."
Salah seorang Uvewe menyolot : "Makanya jangan menjadi angkuh dan besar kepala saat bergaul dengan anak orang kaya. Coba kamu renungkan, sudah berapa kali kamu menolak ajakan kami demi Opekiu. Memangnya kami tidak menaruh dendam kepadamu? Sekarang ini, saat kamu ditinggal oleh Opekiu, barulah kamu mau mencari kami... Introspeksi diri bro..."
Uvewe tidak sanggup berkata-kata lagi. Dia menyadari selama ini, selalu mengecewakan teman-temannya, menolak ajakan keluar atau meninggalkan mereka saat menerima panggilan telepon Opekiu.
Mereka menganggap selama ini, Uvewe terlalu menyombongkan diri karena bergaul dengan Opekiu yang tajir. Terlalu membanggakan dan memuji Opekiu secara berlebihan sehingga menyepelekan teman-teman lainnya.
Sobatku yang budiman...
Sepenggal kisah retaknya persahabatan Uvewe dan Opekiu sudah sangat jamak (sering) kita alami dalam kehidupan ini. Seringkali kita melupakan dan mengabaikan teman lama atau saudara terdekat karena ada orang lain yang kita anggap lebih baik dari mereka.
Untuk itu, pada aaat kita menerima kebaikan dari orang lain, jangan terlalu membanggakan dirinya dan menyanjungnya setinggi langit. Menganggap dirinya adalah orang yang terbaik di muka bumi.
Sebab, bila suatu saat nanti, ada perubahan sikapnya menjadi kurang baik terhadap kita, maka akan muncul kekecewaan yang begitu mendalam. Merasa dirinya adalah orang yang paling jahat yang pernah ada di kehidupan kita.
Lantas, menjauhinya dan memusuhinya bagaikan musuh perang yang harus dimusnahkan dan dibinasakan dari peradaban dunia. Merasa puas dan senang jika dia menderita kesedihan dan penderitaan.
Jangan pula membenci orang yang menyakiti hati kita, mereka yang mengabaikan diri kita atau mereka yang telah menghina atau mencederai hati nurani karena kebencian hanya akan menjauhkan kita dari kegembiraan dan kebahagiaan.
Tempatkanlah diri kita sebaik-baiknya dalam pergaulan. Berilah porsi perhatian sewajarnya kepada siapapun. Berilah penilaian dan penghargaan yang layak sesuai dengan kata hati. Jangan terlalu berlebihan, sebab sesuatu yang berlebihan itu belum tentu akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
Sebaik-baiknya orang baik, mungkin pada suatu saat, dapat saja terpeleset melakukan perbuatan jahat, memalukan dan mengecewakan orang. Sejahat-jahatnya orang jahat, mungkin sekali waktu, dapat saja melakukan perbuatan baik dan membanggakan orang. Salam kebajikan #firmanbossini
Tidak ada komentar:
Write komentar