|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 20 Agustus 2016

Persahabatan Bagaikan Pelangi

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Suatu ketika, warna-warna pelangi mulai bertengkar.
Masing-masing berpendapat bahwa dialah yang terbaik, yang terpopuler dan paling spesial diantara yang lainnya.

Si Hijau berkata : "Terus terang saja, akulah yang paling penting. Aku adalah harapan. Pohon, rerumputan, juga dedaunan memilih warnaku. Tanpa aku, hewan-hewan akan mati. Lihatlah ke segala penjuru negeri ini, aku ada di mana-mana."

Si Biru memotong : "Jangan pikirkan bumi tanpa melihat langit dan lautan. Air adalah sumber kehidupan yang dijatuhkan oleh awan biru yang berasal dari lautan. Langit adalah ruang kedamaian dan ketenangan. Tanpa itu semua, apalah artinya kehidupan ini."

Si Kuning tertawa kecil sambil berkata : "Akulah pembawa kegembiraan, keceriaan dan kehangatan di bumi ini. Kuning adalah matahari dan rembulan. Setiap saat engkau mengamati bunga matahari, maka dunia pun mulai tersenyum. Tanpaku, tak akan ada kegembiraan."

Si Jingga menimpali : "Aku adalah warna kesehatan dan kebugaran. Boleh jadi aku adalah warna yang langka, tetapi aku amatlah berharga. Aku banyak memberi vitamin yang menjaga kehidupan manusia. Lihat saja wortel, labu, jeruk, mangga dan juga pepaya. Aku memang tidak terlihat setiap saat. Tapi, warnaku memenuhi langit tatkala fajar menyingsing dan di saat mentari mulai terbenam. Tak ada keindahan warna alam yang semenarik ini. Kecantikanku sungguh memukau seantero jagad..."

Si Merah merasa jengkel, tidak tahan melihat semuanya memamerkan keunggulannya dan mulai berteriak : "Aku adalah penguasa kalian semua..!!! Aku adalah darah dan darah adalah kehidupan... Aku adalah lambang keberanian dan lonceng bahaya. Aku akan berjuang dan tidak pernah mengenal rasa takut. Aku pemberi semangat di dalam tubuh. Tanpaku dunia akan sepi seperti keheningan malam. Aku adalah warna kegairahan dan semangat hidup. Seperti juga mawar merah adalah tanda cinta."

Si Ungu pun mulai angkat bicara : "Aku adalah warna kesetiaan dan kekuasaan. Raja dan pemimpin senantiasa memilih aku sebagai lambang kewenangan dan kebijaksanaan. Rakyat tak akan pernah menyanggah. Mereka akan mendengar dan mematuhi titah Sang Raja..."

Akhirnya Si Nila berbicara,
lebih tenang dari yang lain, tetapi dengan segala keteguhan hati: "Perhitungkan aku juga. Aku adalah warna keteduhan. Aku mewakili pikiran dan refleksi dari kedewasaan senjakala dan kedalaman air. Kalian membutuhkan aku agar dapat melihat perbedaan serta keseimbangan dalam doa dan kedamaian hati."

Warna-warna itu saling membual, masing-masing berusaha meyakinkan bahwa dialah yang terhebat. Mereka berperang kata-kata dan berteriak semakin keras.

Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kilat yang menyambar serta suara guntur yang menggelegar, sangat keras dan amat memekakkan telinga.

Hujan tercurah lebat tanpa belas kasihan. Warna-warna meringkuk ketakutan, saling merapat dan mencoba berupaya untuk memperoleh rasa aman.

Di tengah kegaduhan itu, Sang Hujan berkata: "Kalian warna-warna tolol, saling bertengkar untuk memenangkan perdebatan ini. Tahukah kalian semua bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk suatu tujuan yang istimewa, spesial dan saling berbeda. Marilah saling bergandengan tangan dan jangan berkelahi..."

Warna-warna itu pun bersatu saling bergandengan tangan mengikuti arahan Sang Hujan.

Sang Hujan meneruskan lagi:
"Mulai sekarang, apabila hujan turun, kalian semua harus membentangkan diri di langit bagaikan busur raksasa, sebagai tanda bahwa kalian mencintai kehidupan dalam kedamaian."

Sobatku yang budiman...

Untuk memulai hubungan persahabatan, kita tidak perlu memiliki harta berlimpah ataupun mempunyai segudang pengetahuan. Persahabatan hanya membutuhkan ketulusan hati untuk mau memberi dan menerima semua kekurangan dan kelebihan orang lain.

Sahabat yang baik akan mampu menenangkan jiwa, menciptakan rasa nyaman dan mampu memberikan penghiburan untuk melupakan kesedihan yang sedang melanda jiwa. Sahabat itu sejatinya adalah seorang pendengar yang baik, walaupun yang diomongin tidak jelas arahnya. Sahabat itu ada di saat kita merasa sendiri.

Persahabatan akan langgeng dan abadi jika masing-masing pribadi mampu mengekang ego dan tidak boleh merasa dirinya lebih baik dari yang lain.

Persahabatan harus dibangun atas dasar nilai-nilai kebersamaan, baik dalam suka maupun duka. Tidak meninggalkan sahabatnya yang sedang bersedih atau sedang gundah gulana, melainkan segera mengulurkan tangan selebar-lebarnya untuk merangkul dan memberi semangat untuk keluar dari zona kesedihan.

Memiliki sahabat bukan hanya memiliki satu atau beberapa orang untuk berbagi cerita kesedihan belaka. Lebih dari itu, seorang sahabat yang baik adalah mereka yang selalu berusaha menunjukkan contoh perilaku yang paling baik bagi kehidupan kita.

Sahabat akan menjadi inspirasi bagi kita untuk tumbuh dan berkembang. Ketika mereka berkembang, mereka akan mendorong kita untuk ikut berkembang. Sebab kesuksesan yang berhasil diraih bersama-sama merupakan puncak keindahan dari sebuah hubungan persahabatan.

Dan yang paling penting, dalam bersahabat itu tidak boleh muncul perasaan saling iri, dengki dan harus membuang jauh-jauh benih persaingan yang dapat merusak ketenteraman hati dan menghancurkan nilai-nilai kebersamaan.

Pelangi merupakan sebuah harapan akan keindahan hidup. Maka, di mana pun hujan membasahi bumi dan pelangi masih menghiasi langit, ingatlah untuk saling mengasihi dan menghormati satu dengan yang lainnya.

Thank you for our friendship...! Salam kebajikan #‎firmanbossini‬

Tidak ada komentar:
Write komentar