|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 04 Agustus 2016

Suami Idaman

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) - Banyak wanita merasa bahwa waktu sebelum menikah lebih enak dibandingkan saat setelah menikah. Sebelum menikah, mereka bebas berbuat apapun tanpa perlu merasa khawatir ada yang mencemaskannya atau ada yang melarang-larang aktivitasnya atau ada yang memarahinya saat terlambat pulang ke rumah.

Namun setelah menikah, mereka harus memikirkan jauh-jauh dampak setiap perbuatan, tingkah laku dan ucapannya agar jangan sampai menyinggung perasaan pasangannya. Jika tidak hati-hati akan berujung pada pertengkaran.

Jendela kebebasan mulai tertutup, pintu keleluasaan mulai terkunci dan pagar keterbatasan mulai terbangun. Sebab yang harus dijaga dan diurus bukan hanya diri sendiri lagi melainkan harus menjaga agar rumah tetap nyaman dan mengurus anggota keluarga agar betah di rumah. Tidak bisa berbuat sesuka hati lagi.

Harus mampu menahan emosi jika sedang disakiti, harus mampu bersabar di dalam kekurangan dan harus terus bekerja walaupun badan terasa letih.

Jika tidak demikian, maka akan muncul konflik yang berujung pada pertengkaran. Akibat sifat keras kepala, tidak mau mengalah dan membiarkan semuanya berlarut-larut, akan membuat hidup menjadi tidak bahagia. Ujung-ujungnya, timbullah penyesalan yang tiada berkesudahan sepanjang hidupnya.

Akhirnya, para wanita mulai berpikir-pikir, apakah mereka telah menikahi pria yang tepat. Hatinya mulai bimbang. Keyakinannya mulai goyah. Jika sedikit saja mendapat gesekan bara api dari orang lain, maka tidak tertutup kemungkinan mahligai pernikahan yang telah dibina selama ini akan kandas dan berujung kepada perceraian.

Sebagian wanita akan terus menpertahankan pernikahannya, terutama setelah lahirnya sang buah hati. Mereka akan sanggup menahan penderitaan asalkan tidak sampai mengalami korban KDRT.

Namun sebaliknya, sebagian wanita akan meninggalkan kehidupan yang membuatnya tidak bahagia dengan mencari kebahagiaan baru di luar sana.

Semua wanita tanpa terkecuali ingin mendapatkan suami idaman, suami yang sempurna dan dapat membahagiakan hidupnya. Membuatnya menjadi "tergila-gila" dalam taburan bilur-bilur cinta dan kasih sayang.

Setiap wanita memiliki definisi yang berbeda mengenai suami idaman. Ada yang menilai dari kekayaan, kepintaran, ketampanan dan kebaikan hati. Sebelum menikah dapat memilih salah satu atau bahkan keempatnya. Namun setelah menikah, semua yang didapat harus diterima dengan lapang dada.

Bagi para pria yang sudah ataupun yang baru akan menikah, cobalah cermati beberapa ciri suami yang menjadi idaman para wanita :

(1) Suami yang bertanggung jawab baik secara lahiriah maupun batiniah. Tidak perlu kaya, namun mau bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan sebaik-baiknya. Tidak perlu berlebihan, yang penting tidak kekurangan.

(2) Suami yang membuat isterinya selalu merindukan kehadirannya. Bukan melulu merindukan uang, namun juga merindukan tubuh dan jiwa sang suami, layaknya masa-masa masih pacaran.

(3) Suami yang membuat isterinya nyaman dan betah berlama-lama berada di sisinya. Menjadikan bahunya sebagai sandaran hidup dan menjadikan perut atau pahanya menjadi bantal empuk isterinya saat beristirahat.

(4) Suami yang memberi kebebasan isterinya beraktivitas, tentunya dalam batas-batas yang masih dapat ditolelir. Tidak mengekang dan tidak mengurung sang isteri di dalam rumah, hanya untuk mengurus rumah tangga belaka.

(5) Suami yang tidak posesif (sifat memiliki yang berlebihan, cenderung cemburuan) namun protektif (melindungi dari gangguan orang lain dan menciptakan rasa aman)

(6) Suami yang selalu menyayangi keluarganya. Memberikan perhatian dan selalu memberikan kasih sayang sepenuhnya untuk seluruh anggota keluarga.

(7) Suami yang senantiasa meluangkan waktunya untuk mendengar uneg-uneg isterinya, walaupun yang dibicarakan tidaklah begitu penting.

(8) Suami yang selalu menghargai dan menghormati isterinya, gemar memberikan pujian dan mampu berkata lembut ketika memberikan kritikan atau nasehat kepada isterinya.

Sesungguhnya kebahagiaan isteri dan seluruh anggota keluarga akan terwujud dari kemauan dan kesanggupan suami dalam menciptakan suasana keluarga yang aman, nyaman dan beriman.

Jadilah suami idaman bagi isteri tercinta, bukan untuk isteri-isteri milik pria yang lain. Salam kebajikan #‎firmanbossini‬

Tidak ada komentar:
Write komentar