Berbahagia Adalah Suatu Kemampuan

KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Seorang pria berusia 48 tahun, setiap kali melangkah masuk ke klinik saya selalu saja dalam keadaan sedang menelepon dengan ponselnya, belum lagi selesai pembicaraan di satu ponsel, ponsel lainnya berbunyi lagi, buru-buru mengakhiri percakapan pertama, tak lama kemudian ponselnya berbunyi lagi. Tadinya saya pikir dia seorang pengusaha, ternyata seorang dosen perguruan tinggi, mengajar ternyata begitu menyibukkannya.

Ia mulai bercerita, sekarang ini mahasiswa gelar doktor dan master yang dididiknya berjumlah 22 orang, terbanyak pernah mencapai 27 orang; dan dirinya sendiri setiap tahun sedikitnya menulis lebih dari 10 tesis untuk dipublikasikan. Orang ini benar-benar manusia super tak tertandingi yang seolah memiliki tiga kepala dan 6 tangan! Tapi tidak hanya itu, asosiasi yang dipimpinnya setiap tahun terdapat dana miliaran yang mengalir. Jadi ia selalu kurang tidur, kepala sakit luar biasa, mata kering dan tidak nyaman, mudah lelah, dan merasa ngilu pada pundak dan pinggang, separo bagian atas wajahnya penuh dengan partikel lemak, acap kali ia berbicara sampai suaranya serak.

Saya bertanya, “Profesor, tahukah Anda bahwa ponsel dikategorikan sebagai benda penyebab kanker level 2B oleh WHO? Setara dengan DDT. Setiap hari Anda berbicara begitu lama dengan ponsel, gelombang elektromagnetik kadar rendah terus menerus memancarkan radiasinya terhadap Anda, ibarat mengukus otak Anda, di kemudian hari akan mudah terserang kanker otak juga kanker saraf pendengaran. Dan gelombang elektromagnetik pada ponsel secara serius dapat mengganggu ion natrium dan kalium di dalam tubuh manusia saat keluar masuk membran sel, dalam jangka waktu panjang akan membuat sel kanker ada kesem-patan untuk tumbuh.” 

Profesor itu mendengarkan dengan serius.

Untuk melindungi tulang punggung negara ini, saya melanjutkan, “Saya sarankan pada Anda agar sebisa mungkin menggunakan telinga kiri, menerima telepon dengan telinga kanan akan lebih merusak otak. Nanti saat melakukan tusuk jarum, mohon matikan ponsel Anda, agar gelombang elektromagnetik ponsel tidak mengganggu aliran Qi (baca: chi, energi vital) pada saat tusuk jarum.” 

Memaksanya mematikan ponsel, di satu sisi agar tidak mengganggu pasien lain, di sisi lain setidaknya memberinya waktu beristirahat dengan optimal selama setengah jam. Awalnya ia tidak bersedia, tapi dengan sangat serius saya memperingatkan, jika tidak bersedia silahkan mencari dokter akupuntur lain. Menghadapi orang unik memang harus menggunakan cara yang unik juga.

Penanganan dengan tusuk jarum: untuk menguatkan sumsum otak, tusuk titik akupunktur Bai Hui dan Si Shen Chong; untuk stres berat, terlalu banyak menguras energi liver, tusuk titik akupunktur persilangan San Yin, Zu San Li, dan titik Nei Guan; untuk nyeri pinggang, tusuk titik akupunktur Zhong Zhu dan Yang Ling Quan; untuk mata letih, tusuk titik akupunktur Yang Lao, Jing Ming, dan Tai Yang; untuk mengatasi leher kaku, tusuk titik akupunktur Feng Chi, Jian Jing, dan Lie Que; untuk menyelaraskan liver dan mengatasi keletihan, tusuk titik akupunktur Tai Chong, persilangan titik San Yin; untuk memperkuat esensi Qi (baca: chi), tusuk titik akupunktur Guan Yuan, Bai Hui, dan Tai Xi; untuk menguraikan lemak, tusuk titik akupunktur Yang Lin Quan dan Zhu Bing.

Setelah itu ia diberitahu ketika sakit kepala dan makan obat pereda sakit sudah tidak efektif, terlebih dulu memijat bagian dalam jari kelingking dan bagian dalam telapak tangan sampai bagian dalam bawah siku, lalu menekan dan mencubit titik Shen Men .

Seringkali ia bepergian di dalam maupun luar negeri dengan pesawat dan kereta api cepat, datang ke klinik juga selalu terburu-buru. Karena memiliki otak cemerlang, pujian terhadap dirinya sendiri pun sudah bosan ia dengar. Suatu hari ketika datang ke klinik, saya berkata padanya, “Sebenarnya Anda tidak sepenting yang Anda pikir! Janganlah hidup terlalu lelah. Anda hanya memeras kesehatan Anda sendiri, juga sedang terus berejakulasi!”

Dengan nada tidak terima dan ekspresi tidak senang ia berkata, “Saya jarang berhubungan seksual, bagaimana mungkin berejakulasi?” 

Saya menjawab, “Tidak harus berhubungan seksual baru bisa berejakulasi, beban pikiran yang terlalu berlebihan tak hanya akan menguras energi liver, juga tanpa disadari menguras energi ginjal. Esensi Qi pada semua organ tubuh kita akan terbuang lewat mata, energi otak juga akan terbuang lewat mata, penggunaan kedua mata yang terlalu melelahkan seolah juga berejakulasi, yang akan menguras darah liver dan esensi darah, tidak hanya akan menyebabkan kemampuan seksual menurun, juga akan mempercepat penuaan!” 

Paras wajahnya langsung terlihat kikuk.

Saya bertanya, “Anda memiliki banyak gelar, saya ingin bertanya, apakah Anda bahagia?” 

Orang super sibuk ini tertegun sesaat lalu berkata, “Saya sama sekali tidak pernah memikirkan hal ini.” 

Saya katakan, “Sebaiknya Anda pikirkan baik-baik! Jika diukur dengan kebahagiaan, hidup manusia sebenarnya sangat singkat! Berbahagia adalah semacam kemampuan, Anda memiliki kemampuan untuk belajar, itu adalah kecerdasan, memiliki kemampuan untuk berbahagia barulah disebut kebijaksanaan. Dalam kecerdasan tidak terdapat unsur hati dikategorikan ilmu pengetahuan, dalam kebijaksanaan terdapat unsur hati, itulah tingkatan spiritual, Anda ini persis sebuah mesin penjual ilmu pengetahuan.” Salam kebajikan (Sumber)