|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 17 Juni 2017

Hudup dengan Wajar

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Kebanyakan orang suka dengan yang besar-besar. Rumah besar, mobil besar, impian besar, keinginan besar dan keberhasilan yang besar. Mereka kerapkali melupakan sesuatu yang kecil dan sederhana. Mereka tidak menyadari bahwa sebelum besar, pasti akan dimulai dari yang kecil dulu.

Kebanyakan orang suka dengan yang tinggi-tinggi. Bentuk tubuh yang tinggi semampai, jabatan dan kedudukan yang tinggi serta cita-cita setinggi langit. Padahal mereka lupa bahwa sebelum menjadi tinggi, kita harus menapak dari yang rendah dulu.

Kebanyakan orang suka dengan yang indah-indah. Pakaian yang mentereng, wajah yang dipermak dan dilapisi oleh sederetan kosmetik, rambut yang menawan berkat sentuhan tangan para stylist mahal. Mereka sering mengabaikan dan menyepelekan sesuatu yang alami dan polos. Padahal saat baru terlahir di dunia, kita semua identik dengan kepolosan, tanpa make up, tanpa parfum dan tanpa mengenakan sehelai benangpun.

Belakangan ini, muncul kecenderungan dari sebagian orang yang menilai kesuksesan dari banyaknya harta benda yang diperoleh, banyaknya deretan nol yang tertera di atas buku tabungan, besarnya rumah yang dimiliki, mahalnya mobil yang dikendarai dan luasnya tanah yang dimiliki. Alhasil, orang akan berlomba-lomba mengejar semua itu sehingga saat tidak berhasil mendapatkannya dan tidak mampu memilikinya, maka mereka akan merasa hidupnya gagal, mengalami depresi dan akhirnya menyalahkan diri sendiri, menganggap dirinya adalah manusia bodoh. Bahkan ada yang sampai mengakhiri hidupnya.

Saat berkompetisi untuk memburu harta dan materi, manusia sering melupakan etika dan kepantasan, berseberangan dengan hati nurani dan merendahkan martabat sendiri. Melakukan pencurian, perampokan, penipuan, penggelapan, korupsi dan sederet tindak kejahatan yang dilarang oleh agama.

Sobatku yang budiman...

Sesungguhnya harta itu tidak akan mampu melindungi hidup kita dari segala penderitaan. Harta banyak tidak akan menghindarkan kita dari sakit dan kematian. Orang kaya belum tentu memiliki keluarga yang harmonis. Orang hebat dan terpandang belum tentu berguna bagi orang lain. Orang cantik atau tampan belum tentu disenangi orang lain.

Jalanilah hidup ini dengan wajar dan dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran. Jangan tergiur oleh keindahan duniawi yang seringkali dapat menyesatkan pikiran. Jangan gemar membandingkan apa yang dimiliki dengan yang dimiliki orang lain. Jika tidak cukup kuat mental, tentunya akan berbahaya.

Mulailah melangkah dengan tetap memperhatikan norma-norma yang berlaku. Jangan mengkhianati batin dengan melakukan tindakan tidak terpuji. Langkah kecil dan sederhana yang bermanfaat bagi orang lain, pasti akan jauh bernilai daripada langkah besar namun merusak dan merugikan orang lain.

Yang besar itu belum tentu membahagiakan.
Yang tinggi itu belum tentu bermanfaat.
Yang indah itu belum tentu menyenangkan.

Keinginan untuk mengejar yang besar, yang tinggi dan yang indah itu, seringkali membuat hidup kita menjadi berantakan.

Nafsu mengalahkan logika karena pengeluaran lebih besar dari penghasilan. Lebih besar pasak daripada tiangnya. Salam kebajikan #firmanbossini

Tidak ada komentar:
Write komentar