Pada jaman dinasti Han barat, hiduplah seorang yang bernama Shu Guang. Shu Guang adalah seorang yang terpelajar dan sangat menguasai 4 kategori tradisional buku-buku tiongkok ( karya klasik, confucius, sejarah, filsafat ).
Di masa pemerintahan Han Xuan Di, beliau terpilih menjadi guru pengajar bagi putra mahkota. Saat itu jabatan tersebut sangatlah bergengsi. Ketika memasuki masa pensiun Shu Guang kembali ke kampung halamannya. Xuan Di memberikan banyak sekali hadiah barang berharga sebagai tanda terimakasih kepada Shu Guang.
Sesampainya di kampung halaman Shu Guang berencana untuk membagikan semua pemberian Xuan Di kepada penduduk setempat yang kurang mampu. Ada seseorang yang menasehati beliau agar menyimpan sebagian pemberian Xuan Di untuk anak-cucunya sendiri. Mendapat nasehat tersebut Shu Guang lantas menjawab : "Jika saya menyimpan harta untuk di berikan kepada anak-cucu, mereka akan mempunyai sifat menggantungkan diri."
Sifat ini dapat menyebabkan orang menjadi malas dan tidak memiliki keinginan maju. Bukankah berbuat demikian berarti mencelakai mereka? Sekarang, meskipun saya tidak meninggalkan harta untuk mereka, asal mereka rajin tentu akan bisa mendapatkan hari esok yang lebih baik. Mendengar jawaban tersebut semua orang membenarkannya.
Hidup terlahir dalam keluarga sederhana / berkecukupan maupun prasejahtera semuanya telah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Hari esok adalah msaing-masing pribadi yang menjalani. Dewasa ini marak perilaku memanjakan anak. Adalah wajar jika sebagai orang tua selalu ingin menbahagiakan anak.
Jika para orang tua tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada kita sebagai anak untuk merasakan kesulitan hidup, bagaimana kelak kita bisa tumbuh kuat menghadapi tantangan di masa mendatang? Generasi muda janganlah takut menghadapi kesulitan. Hari depan yang lebih baik itu diperoleh dari hasil berjuang, tidak datang dengan sendirinya. Selamat berjuang..! ( Yuni Tan )
Di masa pemerintahan Han Xuan Di, beliau terpilih menjadi guru pengajar bagi putra mahkota. Saat itu jabatan tersebut sangatlah bergengsi. Ketika memasuki masa pensiun Shu Guang kembali ke kampung halamannya. Xuan Di memberikan banyak sekali hadiah barang berharga sebagai tanda terimakasih kepada Shu Guang.
Sesampainya di kampung halaman Shu Guang berencana untuk membagikan semua pemberian Xuan Di kepada penduduk setempat yang kurang mampu. Ada seseorang yang menasehati beliau agar menyimpan sebagian pemberian Xuan Di untuk anak-cucunya sendiri. Mendapat nasehat tersebut Shu Guang lantas menjawab : "Jika saya menyimpan harta untuk di berikan kepada anak-cucu, mereka akan mempunyai sifat menggantungkan diri."
Sifat ini dapat menyebabkan orang menjadi malas dan tidak memiliki keinginan maju. Bukankah berbuat demikian berarti mencelakai mereka? Sekarang, meskipun saya tidak meninggalkan harta untuk mereka, asal mereka rajin tentu akan bisa mendapatkan hari esok yang lebih baik. Mendengar jawaban tersebut semua orang membenarkannya.
Hidup terlahir dalam keluarga sederhana / berkecukupan maupun prasejahtera semuanya telah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Hari esok adalah msaing-masing pribadi yang menjalani. Dewasa ini marak perilaku memanjakan anak. Adalah wajar jika sebagai orang tua selalu ingin menbahagiakan anak.
Jika para orang tua tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada kita sebagai anak untuk merasakan kesulitan hidup, bagaimana kelak kita bisa tumbuh kuat menghadapi tantangan di masa mendatang? Generasi muda janganlah takut menghadapi kesulitan. Hari depan yang lebih baik itu diperoleh dari hasil berjuang, tidak datang dengan sendirinya. Selamat berjuang..! ( Yuni Tan )
Tidak ada komentar:
Write komentar