|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 18 April 2012

Kisah Nyata, Anak Menggendong Ibunya Ke Rumah Sakit

 

Ding Zu Ji seorang pensiunan penyelidik khusus sedang menggendong ibunya dengan sehelai kain kembang di rumah sakit Chi Mei di kota Tainan, Taiwan. Ketika menerima wawancara khusus dari para wartawan tanggal 6 Maret 2012 dia mengungkapkan sebuah rahasia betapa kehidupannya sangat berkaitan erat dengan kehidupan ibunya. Dia mengatakan bahwa pada saat ibunya sedang mengandungnya enam bulan, ibunya naik kapal meninggalkan Tiongkok menuju Taiwan dan hampir saja dibuang kelaut karena tidak dapat menunjukkan kartu identitas diri.
“Saya adalah anak paling sulung dalam keluarga, hubunganku dengan ibu memang paling dekat dan itu ada cerita dibaliknya.” Ding Zu Ji mengenang kembali pada tahun 1950 ketika Pemerintah Nasionalis mundur dari Tiongkok ke Taiwan. Ayahnya adalah seorang prajurit, maka ibunya mengikuti keluarga prajurit lainnya untuk sama-sama naik kapal ke Taiwan, karena waktu itu banyak sekali warga Tiongkok yang ingin pergi ke Taiwan. Sehingga setiap kapal penuh sesak dengan manusia dan membuat para perwira dan prajurit di atas kapal melakukan pemeriksaan keamanan dengan sangat ketat, demi mencegah naiknya musuh ke atas kapal dan siapa saja yang tidak membawa kartu identitas diri akan dibuang ke laut.

Ketika para perwira dan prajurit memeriksa kartu identitas diri, ibunya tidak bisa menemukan kartu identitas diri dan membuatnya sangat gelisah. Walau teman seperjalanan lainnya berinisiatif menjadi saksi, bahkan memohon belas kasihan dari para perwira dan prajurit, namun mereka tetap ikut aturan dan hampir saja membuang ibu yang sedang berperut besar itu ke laut.

Untunglah ketika kedua belah pihak sedang berkomunikasi dan tarik menarik, mendadak ada orang yang menemukan selembar kartu identitas diri di bawah bangku panjang sebelah, setelah diambil ternyata adalah kartu identitas diri ibu yang jatuh karena kurang hati-hati. Barulah ibunya terhindar dari ambang kematian di buang ke laut. Ding Zu Ji berkata sambil tertawa : “Sejak itulah hubunganku dengan ibu sangatlah dekat.”

“Saya bukan anak berbakti!” Ding Zu Ji menekankan dengan nada menyalahkan dirinya sendiri, “Saya tidak merawat ibu dengan baik, sehingga ibu terjatuh dan tulang kaki kirinya patah, bahkan keinginan ibu untuk pulang ke Tiongkok juga tidak mampu direalisasikan, sehingga tidak pantas untuk dikatakan saya sebagai anak berbakti.” Awalnya dia ingin menunggu kondisi tubuh ibunya membaik sedikit, baru akan membawanya pulang ke Tiongkok mengunjungi sanak keluarga di sana.

Ding Zu Ji mengatakan dengan nada sedikit sedih : “Sayangnya ibu tidak bisa menunggu sampai saya bebas berpergian ke Tiongkok sudah kehilangan ingatan”, Ding Zu Ji harus menunggu selama tiga tahun sesudah pensiun sebagai penyelidik baru boleh pergi ke Tiongkok, dalam selang waktu tersebut ternyata semua ingatan ibunya sudah hilang, ini membawa penyesalan dalam diri Ding Zu Ji.

Ding Zu Ji mengatakan, pada tanggal 2 Maret 2012 dia menggendong ibunya dengan sehelai kain kembang pergi ke rumah sakit karena ibunya mengalami patah tulang dan tidak leluasa bergerak. Karena ingin segera menghantarkan ibunya ke rumah sakit dan dalam hatinya juga berpikir dengan menggendong ibunya sebentar tidak akan membuatnya terlalu capek maka dia berbuat demikian. Tapi dia tidak pernah menduga kalau tindakannya ini akan menarik perhatian orang banyak. Akan tetapi, dia menyatakan kalau di kemudian hari dia akan mempergunakan ambulans untuk menghantarkan ibunya dan meminjam ranjang dorong pada rumah sakit.

Video Ding Zu Ji yang membawa ibunya sedang sakit untuk dirawat dokter itu telah di-posting ulang di internet berkali-kali. Banyak pengguna internet  yang menjulukinya sebagai “Teladan perilaku bakti”. Bahkan pengguna internet lainnya menjuluki Ding Zu Ji sebagai “Teladan perilaku bakti yang ke 25″dengan kisah “Ia membalut sang bunda dengan selembar kain katun”. Ke 24 contoh perilaku bakti lainnya telah ditulis dalam naskah kuno oleh  Guo Ju Jing dari Dinasti Yuan (1271-1368).

Ding Zu Ji tinggal bersama dengan ibunya. Saat wartawan bertanya kepada rekan-rekannya dan memintanya untuk diwawancara, ia menolak dan menjawab,“Ini adalah urusan pribadi saya, saya lebih baik tidak usah diwawancara.”

Tetangganya mengatakan mereka jarang atau bahkan hampir tidak pernah berkomunikasi dengan Ding sehingga mereka tidak memiliki banyak kesan tentang dia. Namun ketika melihat foto dia membawa ibunya ke rumah sakit, salah satu tetangga mengatakan, “Luar biasa melihat saat ini masih ada kejadian seperti itu di dunia. ”

Ding berbicara dengan mantan bosnya Mo Tien Hu yang saat ini menjabat sebagai Kepala Biro Investigasi Tainan, tentang kejadian tersebut di telepon. Ia mengatakan ibunya telah mengalami stroke dan tidak mampu bergerak dengan baik, dan bulan lalu kaki ibunya patah. Ding selanjutnya mengatakan bahwa karena tulang ibunya sudah rapuh dan tipis maka duduk di kursi roda pun tidak cocok baginya, bagian kaki yang patah dapat dengan mudah terluka jika ia menabrak sesuatu. Sebagai pilihan terbaik, ia memutuskan menggunakan kain pembungkus untuk membawa ibunya ke rumah sakit.

Menurut Mo, ayah Ding meninggal pada Tahun 2006 dan ibunya mengalami depresi setelah kehilangan suaminya. Dia mengajak Ding untuk membawanya kembali ke daratan Tiongkok untuk bertemu dengan para kerabatnya di sana. Ding pun menurut. Pada saat itu,  ia baru saja naik pangkat di Biro Investigasi.  Kemudian, Ding mengajukan pensiun dini agar ia dapat mengurus ibunya telah telah tua dan lemah. Salah satu upaya Ding dalam mengurus ibunya adalah membawanya ke rumah sakit dengan cara yang menghebohkan tersebut.

Tidak ada komentar:
Write komentar