Perjalanan Ke 40, Mengunjungi Penjara Neraka Wereng Dan Lintah. Tanggal 19 November 1977 ( " Cap Gwee - Ce Kaw " ).
Chi Kung Huo Fo : Vihara Sheng Sien barusan siap dicat, lingkungan di sekitarnya kelihatan sangat bersih dan terang. Para Dewa dan orang suci paling suka tempat yang bersih. Bagi para umat manusia apabila ingin melihat Dewa atau Buddha haruslah membersihkan hati dan jasmani. Apabila mata umat manusia masih tertutup debu kotoran duniawi terutama terhadap harta, kedudukan dan wanita, maka akan susah dapat melihat pemandangan di alam surga.
Hari ini kami telah siap untuk berkeliling ke alam neraka. Yang Sheng, bersiaplah untuk naik ke atas bunga teratai.
Yang Sheng : Siap guru, hari ini guru kelihatan senang dan gembira.
Chi Kung Huo Fo : Begitu datang ke Vihara Sheng Sien tempat suci ini dan melihat keadaan yang begitu bersih dan terang, hati saya pun menjadi sejuk dan nyaman. Maka itu saya merasa senang.
Yang Sheng : Guru, umat manusia sering mengatakan : Yang tidak kelihatan itulah kesucian. Bagaimana pendapat guru ?
Chi Kung Huo Fo : Hanya para Dewa dan para Buddha memiliki ketenangan bathin seperti yang anda sebutkan itu. Bagi umat manusia biasa, hal ini jangan ditanya lagi. Tempat yang tidak kelihatan itu adalah justru tempat yang paling kotor. Umat manusia selalu berbuat kejahatan di tempat yang tidak kelihatan atau ditempat yang gelap. Kalau sudah begitu keadaannya, bagaimana lagi kita dapat mengatakan tempat yang tidak kelihatan itu adalah tempat yang paling suci ?
Yang Sheng : Benar apa yang dikatakan guru. Sekarang saya sudah duduk dengan baik. Guru, silakan berangkat.
Chi Kung Huo Fo : Kita sudah tiba. Yang Sheng, cepat turun.
Yang Sheng : Kita sudah sampai di gerbang penjara neraka, suasananya begitu sepi. Yang terlihat hanyalah prajurit alam baka yang sedang mengawal para roh dosa dan tidak terdengar suara jeritan apa pun.
Chi Kung Huo Fo : Hari ini kita akan meninjau ke Penjara Neraka Wereng ( hama padi ) dan Lintah. Hukuman disini berupa siksaan yang pelan-pelan, maka hanya terdengar suara rintihan. Nanti kamu dapat menyaksikannya dengan jelas. Para pejabat dan jenderal sudah menanti kedatangan kita.
Yang Sheng : Terimalah hormat saya, hari ini saya dan Buddha Chi Kung datang meninjau ke penjara nerka ini, kami memohon pejabat dan jenderal dapat memberi banyak bantuan.
Pejabat : Tidak perlu sungkan. Neraka ini termasuk kekuasaan dari Penguasa Alam Baka Pengadilan Tingkat Keenam, kalian datang ke alam baka ini untuk melihat keadaan dari penjara neraka. Apabila keadaan dari hukuman di penjara neraka ini dapat dicantumkan di dalam kitab ajaran kebaikan untuk menasehati umat manusia di dunia, maka kami akan merasa sangat senang, mari silakan masuk.
Yang Sheng : Terima kasih atas petunjuk yang diberikan oleh pejabat. Oh, penjara neraka ini terbuat dari kawat berduri, lingkungannya sangat luas, lantai dasarnya juga terbuat dari kawat berduri dan dibawahnya terdapat kolam air yang airnya tidak mengalir, bagian atasnya juga beratap kawat berduri. Karena jaraknya sangat rendah maka para roh dosa tidak bisa berdiri di dalamnya, mereka hanya bisa bergerak maju dengan cara merangkak. Kalau kepala dan punggung belakang mereka naik sedikit saja, maka akan tertusuk kawat duri, para roh dosa tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa telengkup dan merintih. Pakaian mereka sobek dan badan mereka dipenuhi binatang kecil, binatang apa itu ? Karena disini jaraknya agak jauh, saya tidak dapat melihat dengan jelas. Pejabat, binatang apa itu ?
Pejabat : Disana ada 2 jenis binatang, yang satu adalah wereng dan yang satu lagi adalah lintah. Mereka sedang menghisap darah dari tubuh para roh dosa dan cairan yang ada di dalam otak mereka.
Chi Kung Huo Fo : Mari kita bergerak maju ke depan sedikit, agar kamu dapat melihat dengan jelas.
Yang Sheng : Baik, baik....Oh, begitu banyak lintah yang lengket di tubuh dari para roh dosa. Mereka menghisap darah dari para roh dosa tanpa mau melepaskannya. Kelihatannya sangat menjijikkan. Dibagian kepala dari para roh dosa juga penuh dengan wereng, mereka sedang mencari apa ?
Chi Kung Huo Fo : Lintah biasanya hidup di kali atau di kolam air, jika mereka menempel ke badan manusia maka darah manusia akan dihisapnya. Sedangkan wereng adalah hama padi, begitu satu kelompok wereng datang maka padi pun akan habis di makannya, sekarang wereng ini sedang memakan cairan otak dari para roh dosa.
Pejabat : Karena makanan wereng adalah cairan putih yang terdapat di dalam padi, maka wereng di alam baka memakan cairan otak dari para roh dosa yang mana sama-sama mengandung cairan yang berwarna putih.
Yang Sheng : Sungguh menakutkan dan geli, kaki saya menjadi lemas setelah melihatnya.
Chi Kung Huo Fo : Kamu tidak usah takut, kita berkeliling ke alam nereka adalah berdasarkan tugas untuk menulis kitab ajaran kebaikan. Saya akan menemani kamu, kamu harus meningkatkan keberaniannmu.
Pejabat : Kalian tunggu sebentar, saya akan memanggil beberapa roh dosa untuk menceritakan dosanya.
Yang Sheng : Terima kasih, tolong cepat bersihkan semua lintah dan wereng yang menempel di badan para roh dosa, saya paling takut melihat makhluk itu.
Pejabat : Baiklah, kedua macam binatang itu sudah dibersihkan. Yang Sheng, kamu tidak perlu takut lagi, perintahkan 2 roh dosa untuk menceritakan dosa apa yang telah mereka lakukan sehingga sampai harus dihukum disini. Saya harap kalian mau menceritakan perbuatan jahat kalian untuk menyadarkan umat manusia di dunia.
Roh Dosa 1 : Sewaktu masih hidup di dunia, saya bekerja sebagai hakim yang bertugas untuk memutuskan segala perkara. Karena saya menerima uang sogok dari si terdakwa maka keputusan dari perkara yang saya tangani menjadi tidak adil, sehingga hilanglah citra dari keadilan hukum bahkan terjadi banyak sekali kesalahan dalam menghukum orang. Saya tetap menerima sogok, meskipun saya pernah mendengar bahwa seorang hakim harus berlaku adil, kalau tidak adil ada pembalasan dari hukum karma. Namun saya berpikir, selagi masih hidup di dunia dan mempunyai kedudukan yang tinggi dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan uang yang banyak peduli amat dengan kehidupan yang akan datbng.
Setelah meniggal dunia, saya dibawa ke alam baka dan di depan cermin dosa terlihat dengan jelas semua perbuatan jahat saya. Ibaratnya seperti menonton film, semua perbuatan jahat saya ditayangkan dengan jelas di dalam cermin dosa itu. Saya selain dihukum di penjara Neraka Kotoran Tinja dan Air kencing, diserahkan lagi ke Pengadilan Alam Baka Tingkat Keenam. Penguasa Alam Baka Shen Luo Wang memarahi saya dengan berkata, kamu sebagai seorang hakim yang tahu hukum malah menyalahgunakan hukum. Kamu sungguh berdosa, maka kamu harus dihukum di Neraka Wereng dan Lintah. Setiap hari saya hanya bisa bergerak dengan merangkak dalam kurungan kawat berduri, kepala saya diserang oleh wereng, badan saya dihisap oleh lintah. Sekarang seluruh badan saya menjadi lemas tidak bertenaga, keadaan saya sungguh menderita.
Pejabat : Kamu sudah tahu tentang hukum, malah melanggar hukum benar-benar keterlaluan. Kamu harus belajar dengan hakim Pao Kung, beliau adalah seorang hakim yang tegas namun adil dalam menghukum para penjahat yang mengganggu ketenangan dan keamanan dari masyarakat. Beliau membebaskan orang yang tidak berdosa. Pekerjaan dari seorang hakim sebenarnya adalah pekerjaan yang mulia dan akan mendapat jasa atau pahala. Namun kalau bertindak sebaliknya karena menghukum orang yang benar, maka setelah meninggal dunia akan menerima hukuman yang berat di alam baka dan pembalasan dari perbuatan jahat ini akan melibatkan anak cucunya. Sudah banyak contoh yang terjadi di dunia, sejak dari zaman dahulu kala sampai sekarang. Pembalasan dari hukum karma tidak dapt dihindari. Sekarang roh yang kedua cepat ceritakan kesalahanmu.
Roh Dosa 2 : Sewaktu masih hidup di dunia, karena badan saya tinggi dan besar, maka saya menjadi tukang pukul di kasino tempat perjudian dan tempat pelacuran. Saya dapat hidup senang hanya dengan menerima uang jaga keamanan. Tidak tahunya setelah meninggal dunia, saya dihukum oleh Yen Wang di penjara neraka ini, sungguh sengsara keadaanku sekarang ini.
Pejabat : Kamu masih mempunyai dosa lain yang belum diceritakan, cepat ceritakan atau kamu mau dihukum lebih berat lagi ?
Roh Dosa 2 : Baiklah, karena merasa cukup senang hidup di masyarakat kelompok hitam yang mana tidak usah bekerja keras dan dapat makan yang enak maka saya pun tidak pernah berpikir untuk bekerja keras. Kalau sudah tidak mempunyai uang, saya sering memeras di toko-toko atau restoran, begitulah kehidupan saya.
Chi Kung Huo Fo : Kamu sudah tidak mau bekerja dengan benar, mlaah mengandalkan badanmu yang besar untuk memeras orang lain. Inilah akibatnya, saya harap umat manusia di dunia yang seprofesi dengannya benar-benar harus mencamkan hal ini dan cepatlah insaf. Waktu kita sudah habis. Yang Sheng, bersiapkah untuk pulang.
Yang Sheng : Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para pejabat dan jenderal atas bantuannya, kami minta permisi untuk pulang.
Pejabat : Perintahkan para jendral untuk mengantarkan tamu.
Yang Sheng : Saya sudah duduk dengan baik guru, silakan berangkat.
Chi Kung Huo Fo : Orang yang tidak menjalankan Sila, tidak mengendalikan jasmani, ucapan dan pikirannya dan tidak berbuat kebajikan sebagai tabungannya untuk tumimbal lahir pada kehidupan yang akan datang, maka ketika menjelang kematian dia akan terbaring menderita seperti busur panah yang rusak dan menyesali masa lampaunya. Kita sudah tiba di Vihara Sheng Sien. ( Yang Sheng turun dari bunga teratai, kemudian rohnya masuk kembali ke badannya ).
Bersambung ke : Perjalanan Ke 41, Mengunjungi Markas Besar Cabang Kota Untuk Menyaksikan Keadaan Manusia Setelah Meninggal Dunia.
Chi Kung Huo Fo : Vihara Sheng Sien barusan siap dicat, lingkungan di sekitarnya kelihatan sangat bersih dan terang. Para Dewa dan orang suci paling suka tempat yang bersih. Bagi para umat manusia apabila ingin melihat Dewa atau Buddha haruslah membersihkan hati dan jasmani. Apabila mata umat manusia masih tertutup debu kotoran duniawi terutama terhadap harta, kedudukan dan wanita, maka akan susah dapat melihat pemandangan di alam surga.
Hari ini kami telah siap untuk berkeliling ke alam neraka. Yang Sheng, bersiaplah untuk naik ke atas bunga teratai.
Yang Sheng : Siap guru, hari ini guru kelihatan senang dan gembira.
Chi Kung Huo Fo : Begitu datang ke Vihara Sheng Sien tempat suci ini dan melihat keadaan yang begitu bersih dan terang, hati saya pun menjadi sejuk dan nyaman. Maka itu saya merasa senang.
Yang Sheng : Guru, umat manusia sering mengatakan : Yang tidak kelihatan itulah kesucian. Bagaimana pendapat guru ?
Chi Kung Huo Fo : Hanya para Dewa dan para Buddha memiliki ketenangan bathin seperti yang anda sebutkan itu. Bagi umat manusia biasa, hal ini jangan ditanya lagi. Tempat yang tidak kelihatan itu adalah justru tempat yang paling kotor. Umat manusia selalu berbuat kejahatan di tempat yang tidak kelihatan atau ditempat yang gelap. Kalau sudah begitu keadaannya, bagaimana lagi kita dapat mengatakan tempat yang tidak kelihatan itu adalah tempat yang paling suci ?
Yang Sheng : Benar apa yang dikatakan guru. Sekarang saya sudah duduk dengan baik. Guru, silakan berangkat.
Chi Kung Huo Fo : Kita sudah tiba. Yang Sheng, cepat turun.
Yang Sheng : Kita sudah sampai di gerbang penjara neraka, suasananya begitu sepi. Yang terlihat hanyalah prajurit alam baka yang sedang mengawal para roh dosa dan tidak terdengar suara jeritan apa pun.
Chi Kung Huo Fo : Hari ini kita akan meninjau ke Penjara Neraka Wereng ( hama padi ) dan Lintah. Hukuman disini berupa siksaan yang pelan-pelan, maka hanya terdengar suara rintihan. Nanti kamu dapat menyaksikannya dengan jelas. Para pejabat dan jenderal sudah menanti kedatangan kita.
Yang Sheng : Terimalah hormat saya, hari ini saya dan Buddha Chi Kung datang meninjau ke penjara nerka ini, kami memohon pejabat dan jenderal dapat memberi banyak bantuan.
Pejabat : Tidak perlu sungkan. Neraka ini termasuk kekuasaan dari Penguasa Alam Baka Pengadilan Tingkat Keenam, kalian datang ke alam baka ini untuk melihat keadaan dari penjara neraka. Apabila keadaan dari hukuman di penjara neraka ini dapat dicantumkan di dalam kitab ajaran kebaikan untuk menasehati umat manusia di dunia, maka kami akan merasa sangat senang, mari silakan masuk.
Yang Sheng : Terima kasih atas petunjuk yang diberikan oleh pejabat. Oh, penjara neraka ini terbuat dari kawat berduri, lingkungannya sangat luas, lantai dasarnya juga terbuat dari kawat berduri dan dibawahnya terdapat kolam air yang airnya tidak mengalir, bagian atasnya juga beratap kawat berduri. Karena jaraknya sangat rendah maka para roh dosa tidak bisa berdiri di dalamnya, mereka hanya bisa bergerak maju dengan cara merangkak. Kalau kepala dan punggung belakang mereka naik sedikit saja, maka akan tertusuk kawat duri, para roh dosa tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa telengkup dan merintih. Pakaian mereka sobek dan badan mereka dipenuhi binatang kecil, binatang apa itu ? Karena disini jaraknya agak jauh, saya tidak dapat melihat dengan jelas. Pejabat, binatang apa itu ?
Pejabat : Disana ada 2 jenis binatang, yang satu adalah wereng dan yang satu lagi adalah lintah. Mereka sedang menghisap darah dari tubuh para roh dosa dan cairan yang ada di dalam otak mereka.
Chi Kung Huo Fo : Mari kita bergerak maju ke depan sedikit, agar kamu dapat melihat dengan jelas.
Yang Sheng : Baik, baik....Oh, begitu banyak lintah yang lengket di tubuh dari para roh dosa. Mereka menghisap darah dari para roh dosa tanpa mau melepaskannya. Kelihatannya sangat menjijikkan. Dibagian kepala dari para roh dosa juga penuh dengan wereng, mereka sedang mencari apa ?
Chi Kung Huo Fo : Lintah biasanya hidup di kali atau di kolam air, jika mereka menempel ke badan manusia maka darah manusia akan dihisapnya. Sedangkan wereng adalah hama padi, begitu satu kelompok wereng datang maka padi pun akan habis di makannya, sekarang wereng ini sedang memakan cairan otak dari para roh dosa.
Pejabat : Karena makanan wereng adalah cairan putih yang terdapat di dalam padi, maka wereng di alam baka memakan cairan otak dari para roh dosa yang mana sama-sama mengandung cairan yang berwarna putih.
Yang Sheng : Sungguh menakutkan dan geli, kaki saya menjadi lemas setelah melihatnya.
Chi Kung Huo Fo : Kamu tidak usah takut, kita berkeliling ke alam nereka adalah berdasarkan tugas untuk menulis kitab ajaran kebaikan. Saya akan menemani kamu, kamu harus meningkatkan keberaniannmu.
Pejabat : Kalian tunggu sebentar, saya akan memanggil beberapa roh dosa untuk menceritakan dosanya.
Yang Sheng : Terima kasih, tolong cepat bersihkan semua lintah dan wereng yang menempel di badan para roh dosa, saya paling takut melihat makhluk itu.
Pejabat : Baiklah, kedua macam binatang itu sudah dibersihkan. Yang Sheng, kamu tidak perlu takut lagi, perintahkan 2 roh dosa untuk menceritakan dosa apa yang telah mereka lakukan sehingga sampai harus dihukum disini. Saya harap kalian mau menceritakan perbuatan jahat kalian untuk menyadarkan umat manusia di dunia.
Roh Dosa 1 : Sewaktu masih hidup di dunia, saya bekerja sebagai hakim yang bertugas untuk memutuskan segala perkara. Karena saya menerima uang sogok dari si terdakwa maka keputusan dari perkara yang saya tangani menjadi tidak adil, sehingga hilanglah citra dari keadilan hukum bahkan terjadi banyak sekali kesalahan dalam menghukum orang. Saya tetap menerima sogok, meskipun saya pernah mendengar bahwa seorang hakim harus berlaku adil, kalau tidak adil ada pembalasan dari hukum karma. Namun saya berpikir, selagi masih hidup di dunia dan mempunyai kedudukan yang tinggi dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan uang yang banyak peduli amat dengan kehidupan yang akan datbng.
Setelah meniggal dunia, saya dibawa ke alam baka dan di depan cermin dosa terlihat dengan jelas semua perbuatan jahat saya. Ibaratnya seperti menonton film, semua perbuatan jahat saya ditayangkan dengan jelas di dalam cermin dosa itu. Saya selain dihukum di penjara Neraka Kotoran Tinja dan Air kencing, diserahkan lagi ke Pengadilan Alam Baka Tingkat Keenam. Penguasa Alam Baka Shen Luo Wang memarahi saya dengan berkata, kamu sebagai seorang hakim yang tahu hukum malah menyalahgunakan hukum. Kamu sungguh berdosa, maka kamu harus dihukum di Neraka Wereng dan Lintah. Setiap hari saya hanya bisa bergerak dengan merangkak dalam kurungan kawat berduri, kepala saya diserang oleh wereng, badan saya dihisap oleh lintah. Sekarang seluruh badan saya menjadi lemas tidak bertenaga, keadaan saya sungguh menderita.
Pejabat : Kamu sudah tahu tentang hukum, malah melanggar hukum benar-benar keterlaluan. Kamu harus belajar dengan hakim Pao Kung, beliau adalah seorang hakim yang tegas namun adil dalam menghukum para penjahat yang mengganggu ketenangan dan keamanan dari masyarakat. Beliau membebaskan orang yang tidak berdosa. Pekerjaan dari seorang hakim sebenarnya adalah pekerjaan yang mulia dan akan mendapat jasa atau pahala. Namun kalau bertindak sebaliknya karena menghukum orang yang benar, maka setelah meninggal dunia akan menerima hukuman yang berat di alam baka dan pembalasan dari perbuatan jahat ini akan melibatkan anak cucunya. Sudah banyak contoh yang terjadi di dunia, sejak dari zaman dahulu kala sampai sekarang. Pembalasan dari hukum karma tidak dapt dihindari. Sekarang roh yang kedua cepat ceritakan kesalahanmu.
Roh Dosa 2 : Sewaktu masih hidup di dunia, karena badan saya tinggi dan besar, maka saya menjadi tukang pukul di kasino tempat perjudian dan tempat pelacuran. Saya dapat hidup senang hanya dengan menerima uang jaga keamanan. Tidak tahunya setelah meninggal dunia, saya dihukum oleh Yen Wang di penjara neraka ini, sungguh sengsara keadaanku sekarang ini.
Pejabat : Kamu masih mempunyai dosa lain yang belum diceritakan, cepat ceritakan atau kamu mau dihukum lebih berat lagi ?
Roh Dosa 2 : Baiklah, karena merasa cukup senang hidup di masyarakat kelompok hitam yang mana tidak usah bekerja keras dan dapat makan yang enak maka saya pun tidak pernah berpikir untuk bekerja keras. Kalau sudah tidak mempunyai uang, saya sering memeras di toko-toko atau restoran, begitulah kehidupan saya.
Chi Kung Huo Fo : Kamu sudah tidak mau bekerja dengan benar, mlaah mengandalkan badanmu yang besar untuk memeras orang lain. Inilah akibatnya, saya harap umat manusia di dunia yang seprofesi dengannya benar-benar harus mencamkan hal ini dan cepatlah insaf. Waktu kita sudah habis. Yang Sheng, bersiapkah untuk pulang.
Yang Sheng : Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para pejabat dan jenderal atas bantuannya, kami minta permisi untuk pulang.
Pejabat : Perintahkan para jendral untuk mengantarkan tamu.
Yang Sheng : Saya sudah duduk dengan baik guru, silakan berangkat.
Chi Kung Huo Fo : Orang yang tidak menjalankan Sila, tidak mengendalikan jasmani, ucapan dan pikirannya dan tidak berbuat kebajikan sebagai tabungannya untuk tumimbal lahir pada kehidupan yang akan datang, maka ketika menjelang kematian dia akan terbaring menderita seperti busur panah yang rusak dan menyesali masa lampaunya. Kita sudah tiba di Vihara Sheng Sien. ( Yang Sheng turun dari bunga teratai, kemudian rohnya masuk kembali ke badannya ).
Bersambung ke : Perjalanan Ke 41, Mengunjungi Markas Besar Cabang Kota Untuk Menyaksikan Keadaan Manusia Setelah Meninggal Dunia.
Tidak ada komentar:
Write komentar