|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 12 April 2012

Kitab Berkeliling Ke Alam Neraka, Perjalanan Ke 41 Mengunjungi Markas Besar Cabang Kota

 

Perjalanan Ke 41, Mengunjungi Markas Besar Cabang Kota Untuk Menyaksikan Keadaan Manusia Setelah Meninggal Dunia. Tanggal 9 Desember 1977 ( " Cap Gwee - Ji Cap Kaw " ).

Chi Kung Huo Fo :  Hari ini pada jam 12 siang, murid Vihara Sheng Sien yang bernama Lai Sheng Kuan suaminya yang bernama Wang Wen Tha telah meninggal dunia, sehingga saya berpikir, Sungguh singkat kehidupan umat manusia di dunia, untuk itu buat apa bersifat pelit dan banyak berhitung dalam segala hal ? 
Umat manusia bisa bekerja kalau masih bernafas, tetapi apabila pada suatu hari si hitam dan si putih telah datang maka tamatlah kehidupan umat manusia dan semua yang dimiliki, termasuk uang, anak dan cucu semuanya harus ditinggalkan. Walaupun sang umat mempunyai rumah mewah, kini semua yang dimiliki harus dilepaskan, sebentar lagi badan pun akan ditanam di kuburan. Oh, umat manusia, pikirkanlah. Sebenarnya apa yang dapat kamu bawa ke alam baka ?


Yang Sheng :  Guru, coba kamu lihat Tuan Wang setelah meninggal dunia rohnya menuju kemana ?

Chi Kung Huo Fo :  Tahun berganti tahun, perjalanan hidup sangatlah singkat tetapi perjalanan hidup di alam baka sangatlah panjang. Kita akan meninjau ke tempat yang akan dituju oleh para umat manusia setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Melalui kitab Berkeliling Ke Alam Neraka ini, saya akan memberitahukan kepada umat manusia keadaan dari para umat manusia setelah meninggal dunia.

Yang Sheng :  Terima kasih guru, ini memang merupakan pertanyaan yang ingin kutanyakan, karena umat manusia di dunia hanya mengetahui setelah meninggal dunia mereka akan menuju ke alam baka, namun mereka tidak mengetahui persisnya seperti apa keadaan umat manusia setelah meninggal dunia. Mohon guru menjelaskannya.

Chi Kung Huo Fo :  Boleh, kamu naik dulu ke atas bunga teratai dan saya akan membawamu ke tempat tersebut, sehingga kamu dapat melihatnya sendiri.

Yang Sheng :  Baik guru, saya sudah duduk dengan baik. Guru, silakan berangkat.


Chi Kung Huo Fo :  Kita sudah tiba. Yang Sheng, cepat turun.

Yang Sheng :  Tempat ini kelihatannya sudah pernah saya kunjungi.

Chi Kung Huo Fo :  Kamu benar, coba kamu lihat. Jasad dari Tuan Wang masih berbaring di ranjang, di depannya terlihat para  murid dari Vihara Sheng Sien. Mereka sedang membacakan doa dan anak-anak dari Tuan Wang sedang menangis dengan sedih.

Yang Sheng :  Mengapa hanya terlihat jasadnya, tidak terlihat rohnya ?

Chi Kung Huo Fo :  Kamu naik ke atas bunga teratai, saya akan mengajak kamu ke Biara Kota yaitu "Cheng Huang Miao", supaya kamu dapat lebih memahaminya.

Yang Sheng :  Saya sudah duduk di atas bunga teratai. Guru, silakan berangkat.

Chi Kung Huo Fo :  Kita sudah tiba. Yang Sheng, cepat turun.

Cheng Huang Miao
Yang Sheng :  Kota ini kelihatannya sangat ramai, di depannya terdapat sebuah markas besar tentara alam baka yang berkuda datang dan pergi tanpa berhenti. Para umat di dunia tidak mungkin dapat melihat keadaan disini.

Chi Kung Huo Fo :  Mari kita masuk ke kantor markas besar itu, kita temui dulu kepala markas yang bernama "Cheng Huang".

Cheng Huang :  Selamat datang Buddha Chi Kung dan Yang Sheng, ada keperluan apa sehingga membuat kalian harus datang kemari ?

Chi Kung Huo Fo :  Karena wakil ketua Vihara Sheng Sien, suaminya baru saja meninggal dunia dan Vihara Sheng Sien yang ditunjuk oleh Penguasa Langit untuk menulis kitab Berkeliling ke Alam Neraka ingin menjelaskan kepada umat manusia keadaan dari seseorang setelah meninggal dunia, maka itu kami meninjau kemari.

Cheng Huang :  Oh begitu. Baiklah, silakan kalian duduk. Jenderal tuangkan teh.

Jenderal :  Siap, silakan minum.


Yang Sheng :  Terima kasih, bolehkah saya bertanya, tugas apa yang ditangani oleh markas besar ini ?



Cheng Huang :  Ini adalah markas besar cabang kota, markas semacam ini juga terdapat di kota-kota lain di seluruh dunia, umat manusia di dunia tidak mengetahui adanya tempat ini. Markas ini seperti markas kepolisian yang terdapat di seluruh dunia, tugasnya khusus mengawasi kelakuan dari umat manusia di dunia. Kelenteng Dewa Bumi ibaratnya seperti kantor polisi sub cabang, masing-masing dibagikan tugas. Kalau umat manusia sudah hampir tiba ajalnya, maka prajurit alam baka akan datang kemari dengan membawa surat penangkapan yang ditulis oleh Yen Wang ke kantor ini.

Setelah mencocokkkan berkas-berkas atau data-data dari manusia tersebut, maka seorang wakil dari kantor ini akan diutus untuk mendampingi prajurit tersebut menuju ke kantor bagian jasa dan pahala. Kemudian seorang wakil dari kantor tersebut juga akan diutus untuk mengikuti mereka berdua menuju ke alam manusia ( dunia ) untuk membawa roh orang yang telah meninggal dunia ke alam baka.



Yang Sheng :  Saya masih memiliki banyak pertanyaan untuk dimintai petunjuk. Bagaimana caranya prajurit alam baka membawa orang yang jahat dan orang yang baik ke alam baka ?



Cheng Huang :  Prajurit dari alam baka kadang-kadang bisa berupa jenderal yang berkepala kerbau dan berkepala kuda dan kadang-kadang bisa berupa si hitam dan si putih, Ketika mereka tiba di rumah orang yang baik yang ajalnya sudah tiba, dengan hanya menepuk bahu manusia itu maka manusia itu akan jatuh pingsan dan mereka akan membimbing roh dari manusia tersebut ke alam baka dan terhadap umat manusia yang jahat, maka tangan mereka akan dirantai dan digiring ke alam baka, persis seperti polisi di alam manusia menggiring para tahanan.

Setelah sampai ke kantor Cheng Huang, data dari roh manusia itu akan diperiksa. Setelah itu namanya akan dihapus dari catatan di markas cabang kota Cheng Huang, kemudian namanya diumasukkan ke dalam catatan buku hantu ( artinya manusia itu sudah meninggal dunia dan sekarang telah menjadi hantu dan akan dibawa ke alam baka )

Yang Sheng :  Terhadap orang yang sering berbuat kebajikan dan orang yang mempraktekkan kedispilinan dalam meningkatkan spritualitas, apakah ada perlakuan yang istimewa ?

Cheng Huang :  Walaupun agamanya lain, namun apabila ajaran dari agama tersebut mengajarkan Prilaku yang baik, maka para umatnya tetap bisa naik ke surga. Apabila umat manusia ingin naik ke surga, maka setiap saat mereka harus sadar terhadap setiap tindakan dari jasmani, mulut dan pikiran yaitu sewaktu hidup di dunia kelakuannya harus dijaga dengan baik. Kalau tidak, tentu tidak bisa naik ke surga. Jika sepanjang hidup, umat manusia melakukan banyak perbuatan baik sehingga mendapat banyak pahala, maka prajurit dari alam baka akan melapor ke markas saya yaitu "Cheng Huang Miao"(  城隍廟 ) Hok Kian = Seng Hong Ya kemudian Dewa Jasa dan pahala atau Fu Shen akan dikirim ke alam manusia untuk membawa roh mereka ke sini.



Apabila mereka adalah orang yang sangat bijaksana dan suci, maka guru spritual, Dewa atau Nabi yang selalu dia berdoa kepadanya akan datang menjemput mereka untuk di bawa ke kantor ini. Bila orang suci itu tidak memiliki guru spritual, Dewa atau Nabi apa pun, maka dia harus mengikuti prosedur seperti biasa, kemudian baru pergi ke "Jiu yang Kuan" untuk diuji dan apabila dalam ujian tersebut hasilnya memuaskan, maka dia akan dikirim ke surga dan bagi umat Buddha yang memiliki sifat kebajikan dan Pahala dari perbuatan kebajikan dan mempunyai niat untuk lahir di alam Buddha, maka rombongan dari para suci ( para Bodhisatva ) akan datang menjemput mereka dengan bunga teratai dan mereka langsung dibawa menuju ke alam Buddha.



Chi Kung Huo Fo :  Apa yang dikatakan oleh Cheng Huang adalah benar sekali, maka itu para pengikut agama apa pun harus memiliki prinsip moral dan tidak boleh bersikap fanatik terhadap kepercayaan agama lain, jangan menyebarkan gossip tentang agama yang lain, jangan menganggap diri sendiri adalah orang yang suci atau yang tingkatannya sudah sama seperti para Dewa atau para Buddha, jangan mempunyai kecenderungan mudah lepas kontrol atau mempunyai keinginan untuk menjadi pemimpin. Apabila umat manusia melanggar prinsip moralitas seperti yang saya sebutkan tadi, maka ketika mereka meninggal dunia, roh mereka akan dikirim ke alam baka untuk dihukum dan dilatih lagi.


Yang Sheng :  Bolehkah saya bertanya, roh dari Tuan Wang telah pergi kemana ?

Cheng Huang :  Saya akan mengajak kamu ke dalam kantor untuk melihatnya.

Yang Sheng :  Oh, Tuan Wang sedang duduk di dalam ruangan itu. Keadaan disini kelihatannya seperti keadaan di dalam ruangan kelas di sekolah, di dalamnya hanya terdapat 5 atau 6 orang saja. Tuan Wang sedang melihat ke arah saya dan dia menganggukan kepalanya. Apakah saya boleh berbicara dengan dia ?



Cheng Huang :  Boleh, silakan !

Yang Sheng :  Apa kabar Tuan Wang ?

Roh Tuan Wang :  Terima kasih atas perhatianmu. Ah....( Tuan Wang mulai menangis )

Yang Sheng :  Tuan Wang hanya bisa menanngis dengan sedih dan terus menatapi saya, dia tidak bisa mengatakan apa-apa.

Chi Kung Huo Fo :  Wang Wen Tha, kamu janganlah terlampau bersedih hati. Anak-anakmu sudah besar, mereka semuanya sudah memiliki istri yang baik, anak-anakmu semuanya sangat berbakti, apa yang dikhawatirkan lagi ?

Yang Sheng :  Tangisan tuan Wang semakin menjadi.


Chi Kung Huo Fo :  Berpikirlah secara terbuka, sebenarnya umat manusia hanyalah sebagai tamu di dunia, istilahnya sekedar jalan-jalan ke alam dunia untuk melatih diri dan berbuat kebajikan untuk mengumpulkan Jasa dan Pahala dan janganlah terlampau terikat pada dunia dan keluargamu.

Roh Tuan Wang :  Terima kasih banyak atas nasehat dari Buddha Chi Kung, saya mohon Buddha Chi Kung bersedia memberi bimbingan kepada anak dan cucu saya. Tolong didiklah mereka ke jalan yang benar, anjurkan mereka untuk sering pergi ke vihara dan membantu kegiatan vihara. Kini saya sudah jauh dari mereka, saya telah menjadi roh di alam baka. Berkat jasa dan pahala istri saya, saya diperlakukan dengan baik oleh Dewa Jasa dan Pahala dan kepala markas cabang kota Cheng Huang, tetapi hatiku masih merasa sedih karena saya merasa sendiri disini.



Yang Sheng :  Saya harap Tuan Wang dapat menenangkan diri, Buddha Chi Kung sudah banyak memberi nasehat, perjalanan hidup duniawi anda sudah habis waktunya dan sekarang tinggal perjalanan suci yang harus dijalani. Janganlah bersedih hati.

Roh Tuan Wang :  Saya bersedih hati karena terpikir, mengapa dulu saya tidak benar-benar berbakti kepada Buddha dan membantu kegiatan di vihara. Saya merasa berterima kasih atas perhatian kamu dan para umat di vihara.

Chi Kung Huo Fo :  Karena waktu kita sangat terbatas, kita tidak bisa lama-lama berbicara disini, mari kita berbincang-bincang di dalam kantor saja.

Cheng Huang :  Silakan duduk, apakah Yang Sheng masih ada pertanyaan ?

Yang Sheng :  Banyak orang bertanya kepada saya, apa yang akan terjadi setelah seseorang meninggal dunia ? Sampai sekarang saya belum dapat memberi mereka jawaban yang memuaskan, karena apa yang saya ketahui sangatlah terbatas, bisakah kepala markas menjelaskannya kepada saya ?


Cheng Huang :  Tidak usah sungkan, kalau ada pertanyaan silakan tanya saja. Buddha Chi Kung ada disini, kalau masih kurang mengerti beliau akan menjelaskannya kepada anda.

Yang Sheng :  Apa sesungguhnya yang tejadi apabila roh dari seseorang umat manuisa telah meninggalkan badannya ?


Cheng Huang :  Umat manusia kalau ajalnya sudah tiba, kebanyakan ada tanda-tandanya, misalnya mengalami sedikit sakit. Mengapa bisa sakit ? Karena umur manusia sudah hampir habis, seperti pohon jika mau roboh daun-daunnya akan berjatuhan dan batang pohon pun akan layu. Begitu ditiup angin besar, maka pohon pun tumbang dan mati. Umat manusia begitu lahir di dunia, maka di alam baka secara langsung ada daftarnya atau berkas-berkas atau data-datanya. Setiap umat manusia merupakan sebuah pohon, setiap pohon di alamn baka mewakili seorang umat manusia di dunia. Kalau terdapat sesuatu kelainan pada pohon itu pertanda manusia itu akan tiba ajalnya, maka pejabat pengadilan alam baka akan memeriksa Buku Lahir Dan Mati.

Setelah waktunya tiba, prajurit alam baka akan membawa perintah ke dunia untuk memanggil roh manusia itu ke alam baka. Begitu prajurit alam baka itu tiba di dunia, maka pohon di alam baka pun layu dan roboh, inilah yang disebut kematian. Roh manusia karena sudah melekat di badan manusia selama beberapa puluh tahun, ibaratnya seperti tangkai pohon yang telah menjadi satu dengan pohonnya. Sewaktu roh mau melepaskan diri dari badan manusia, keadaannya bagaikan tangkai pohon yang putus dari batang pohon, berikut kulit pohonnya juga.

Keadaan ini seperti kura-kura yang dipaksa untuk melepaskan kulit batoknya, maka badannya tentu akan terasa sangat sakit, kita bisa melihat bentuk wajah dari orang yang meninggal dunia, ada yang kelihatannya melotot, menggigit. Penampilan dari wajah orang yang meniggal dunia, kelihatannya seperti habis berontak atau tidak rela atau memiliki ketakutan. Apabila penampilan dari wajahnya tenang seperti keadaan dalam tidur atau wajahnya kelihatan seperti masih hidup, maka pertanda kepergiannya tenang, rela dan ikhlas. Tanda-tanda ini kebanyakan terdapat pada orang yang baik hatinya.


Chi Kung Huo Fo :  Seorang mansuia jika berhenti bernafas, belum termasuk meninggal dunia. Contiohnya sebuah batu baterai, kalau lampu senter tidak menyala bukan berarti listriknya sudah habis total. Hanya karena baterai di dalamnya sudah lemah, maka tidak bisa memancarkan sinar lampunya. Maka itu jika umat manusia berhenti bernafas, lebih pantas disebut dalam keadaan koma, karena rohnya belum benar-benar pergi. Energinya masih belum habis total, karena sudah sekian tahun roh manusia terikat pada jasmaninya. Maka walaupun jasmaninya sudah rusak, namun rohnya tidak dapat langsung meninggalkan jasmaninya. Orang seperti ini dikatakan jasmaninya sudah meninggal dunia, namun rohaninya belum meninggalkan dunia. Bagaikan berada di dalam mimpi, umat manusia yang hampir meninggal dunia itu masih tahu tentang semua kejadian di sekitarnya. Mereka masih mempunyai sedikit kesadaran, hanya tidak bisa berbicara lagi.

Karena itu sebagai anak dan cucunya haruslah menenangkan hatinya dan berbisik di telinganya dengan mengatakan : Tenang dan pergilah, segala urusan disini kami akan selesaikan dengan baik, jangan khawatir.  Hal ini dilakukan untuk menenangkan pikirannya dalam menempuh perjalanannya ke alam baka. Bagi umat yang percaya agama Buddha, boleh membaca nama dari Buddha Amitabha karena nama Buddha mengandung energi kebajikan atau menurut caranya dari agama masing-masing. Dengan membacakan doa disampingnya, dapat menenangkan hatinya untuk menuju ke alam baka dan mereka tidak akan merasa takut lagi.

Karena orang yang barusan meninggal dunia rohnya masih merasa bimbang, ibaratnya seperti berjalan dalam kegelapan. Jika dibacakan nama dari para Bodhisatva, para Buddha atau nama dari para Nabi maka dapat menambah kekuatan terhadap rohnya untuk meneruskan perjalanan. Pembacaan Sutra atau Doa juga dapat menguatkan bathinnya agar tidak merasa takut. Dalam masa berkabung, sebagai anak dan cucunya haruslah melakukan praktek vegetarian dan mengadakan upacara pembacaan Sutra atau doa yang khidmat, tidak boleh menyuguhkan minuman keras atau makanan yang mengandung daging hasil dari pembunuhan makhluk hidup dan tidak boleh melakukan hubungan badan.

Apabila anak dan cucunya menjalankan Sila serta membacakan doa dari nama-nama Buddhha dan berbuat kebajikan seperti : Menyumbang kitab suci ke vihara-vihara, hal ini dapat mengharuhkan kepala markas di cabang kota masing-masing dan mereka akan mengirimkan surat kepada Yen Wang. Dengan adanya perbuatan dari kebajikan ini, maka bisa mengurangi dosa dari roh tersebut. Sebagai anak dan cucu kita harus memperhatikannya, karena hal ini merupakan satu cara yang terbaik untuk berbakti kepada orang tua. Waktu kita sudah habis. Yang Sheng, kita harus pulang.

Yang Sheng :  Tunggu dulu. Tuan Wang akan dikirim kemana lagi setelah dari sini ?

Cheng Huang :  Berdasarkan surat pemberitahuan dari Dewa "Wen Hong Sheng Di" di Vihara Sheng Sien bahwa roh dari Tuan Wang akan dibawa ke Pengadilan alam baka dulu, kemudian akan diatur tempatnya, setelah itu barulah diperiksa jasa-jasa kebaikannya.

Chi Kung Huo Fo :  Yang Sheng, jangan bertanya lagi, kita akan mengetahui apa yang akan terjadi di kemudian hari. Bersiaplah untuk pulang.

Cheng Huang :  Perintahkan para jenderal berbaris untuk mengantarkan tamu.

Yang Sheng :   Terima kasih atas penjelasannya. Guru, silakan berangkat.

Chi Kung Huo Fo :  Bila seseorang mencintai dirinya sendiri, maka ia ahrus menjaga dirinya dengan baik. Orang bijaksana selalu waspada dimananpun dia berada. Yang Sheng, ingatlah hal ini. Kita sudah tiba di Vihara Shenbg Sien. ( Yang Sheng turun dari bunga teratai, kemudian rohnya masuk kembali ke badannya ).


Bersambung Ke : Perjalanan Ke 42, Mengunjungi Neraka Tingkat Ketujuh Untuk Menemui Penguasa Alam Baka "Thai San Wang" Dan Sekaligus Meninjau Neraka Besar Yang Panasnya Luar Biasa.

Tidak ada komentar:
Write komentar