Perjalanan Ke 42, Mengunjungi Neraka Tingkat Ketujuh Untuk Menemui
Penguasa Alam Baka "Thai San Wang" Dan Sekaligus Meninjau Neraka Besar
Yang Panasnya Luar Biasa. Tanggal 26 Desember 1977 ( " Cap It Gwee - Cap Lak " ).
Chi Kung Huo Fo : Pada zaman dulu, di bumi bagian timur terdapat seorang pertapa yang bernama Tan Chi Chun Che atas Titah dari Penguasa Langit " Tien Ti ", rohnya berkeliling meninjau ke alam neraka. Beliau menyaksikan bagaimana Yen Wang menghukum para roh dosa.
Setelah rohnya kembali ke dunia, beliau menulis semua keadaan di alam neraka dan menjilidnya menjadi sebuah kitab yang berjudul " Yi Li Bao Chao Chien She Wen " yang berisi keadaan dari alam neraka seperti yang telah disaksikan oleh beliau. Kitab tersebut pernah menyebar ke seluruh dunia, sehingga banyak orang yang menjadi sadar setelah membaca kitab itu. Para penjahat pun berubah menjadi orang yang baik, yang sesat pun menjadi insaf, bagi umat manusia yang pernah mencetak kitab itu akan mendapatkan Pahala Kebaikan yang berlimpah-limpah.
Ini adalah peristiwa besar dalam sejarah yang tidak boleh dilupakan. Sekarang karena alam dunia sudah banyak berubah sehingga hukuman di alam neraka pun mengikuti perkembangan alam dunia, diperbarui atau didirikan penjara neraka yang baru. Kini Penguasa Langit " Tien Ti " memilih pulau Taiwan kota Tai Chung, Vihara Sheng Sien dan menunjuk Yang Sheng untuk berkeliling ke alam neraka lagi untuk menulis keadaan yang telah disaksikannya di alam neraka itu. Kitab Berkeliling Ke Alam Neraka tercipta sesuai dengan zaman untuk menggantikan kitab yang pernah ditulis oleh Tan Chi Chun Che itu.
Oleh sebab itu diharapkan para umat manusia di seluruh dunia bisa menyayangi kitab ini dan setelah membacanya, cetaklah sebanyak-banyaknya untuk dibagikan secara gratis agar dapat dibaca oleh orang lain dan secara pasti orang yang berdana mencetak kitab suci ini dapat menghilangkan malapetaka dan mendatangkan kebaikan bagi dirinya sendiri.
Kitab ini selain menjelaskan keadaan dari alam neraka, juga berisi ajaran-ajaran Dharma yang dapat membantu umat manusia untuk melatih diri dan sebagai pedoman dalam berbuat kebaikan. Bagi umat manusia yang sungguh-sungguh membacanya dan bisa memahami isi dari kata-kata di dalam kitab ini, dapat membantunya mempercepat menuju kemuliaan. Bagi umat manusia yang mencetak kitab ini untuk disebar luaskan dapat meringankan dan menghapus dosa yang pernah dibuatnya. Kitab ini sungguh-sungguh dapat dijadikan sebagai kitab untuk beramal bagi para umat. Hari ini kami sudah siap untuk berkeliling ke alam neraka lagi. Yang Sheng, cepat naik ke atas bunga teratai.
Yang Sheng : Siap, guru. Saya sudah duduk dengan baik. Silakan berangkat.
Chi Kung Huo Fo : Kita sudah tiba. Yang Sheng, cepat turun.
Yang Sheng : Tempat apa ini ?
Chi Kung Huo Fo : Coba kamu lihat, di depan kita adalah Pengadilan Alam Baka Tingkat ketujuh, Penguasa Alam Baka yang bernama " Tai San Wang ( 泰山王) " sudah berdiri di depan gerbang untuk menyambut kita. Cepat berikan salam kepadanya.
Tai San Wang : Selamat datang Buddha Chi Kung dan Yang Sheng, silakan masuk ke dalam untuk beristrahat.
Yang Sheng : Terima kasih Tai San Wang. Hari ini kami mengunjungi Pengadilan Alam Baka Tingkat Ketujuh dan begitu kami tiba disini sudah terlihat para pejabat dan jenderal sedang berbaris menyambut kedatangan kami. Kami sungguh merasa sangat terhormat. Di depan pengadilan terdapat banyak roh dosa yang sedang dikawal oleh prajurti alam baka, mereka semua berdiri di samping. Karena kedatangan kami, maka Yen Wang menghentikan sidang sejenak.
Tai San Wang : Saya memperhatikan anda berdua tanpa merasa lelah mondar-mandir ke Pengadilan alam baka untuk mengumpulkan keterangan untuk menulis kitab ajaran kebaikan, sungguh mengagumkan. Perbuatan anda berdua sungguh sangat mulia, silakan duduk. Perintahkan jenderal untuk menyediakan teh Dewa.
Jenderal : Siap. Silakan kalian minum.
Yang Sheng : Terima kasih atas jamuan dari Yen Wang ( Penguasa Alam Baka )
Tai San Wang : Tidak usah sungkan ! Saat ini ajaran kebaikan di dunia bagaikan musim gugur ( sangat terpuruk ). Untunglah ada Vihara Sheng Sien di Taiwan, sehingga para Dewa dan para Buddha dapat menjelmakan diriNya untuk berceramah menasehati umat manusia di dunia untuk membangkitkan kembali ajaran dari kebaikan, jasa ini sungguh besar. Apabila kitab Berkeliling Ke Alam Neraka atas Titah dari Penguasa langit dapat diterbitkan, maka amal ini sungguh luar biasa. Kalian hari ini baru bisa datang kemari, rasanya agak terlambat.
Chi Kung Huo Fo : Terima kasih atas petunjuk dari Tai San Wang, kita semua satu hati untuk menolong umat manusia di dunia, hari ini kami baru bisa tiba disini harap Thai San Wang dapat memaklumi dan memberi kami banyak petunjuk.
Tai San Wang : Baiklah. Umumnya umat manusia di dunia setelah meninggal dunia, keluarganya akan mengadakan upacara doa kematian selama 7 x 7 yaitu mengundang pendeta atau Bhiksu untuk membacakan Sutra atau doa ( keng ) untuk melindungi dan memohon agar roh dari si almarhum dapat terhindar dari penderitaan atau siksaan di alam baka ataupun memohon agar rohnya bisa masuk ke surga. Maksud dari 7 yang Pertama adalah 7 hari setelah manusia meniggal dunia, anggota keluarganya mendoakan agar rohnya dapat melewati Pengadilan Alam Baka Tingkat Pertama, doa dari 7 hari yang Kedua adalah untuk membantu roh melewati Pengadilan Alam Baka Tingkat Kedua, 7 hari yang Ketiga mendoakan agar roh dapat melewati Pengadilan Alam Baka Tingkat Ketiga, demikinalah seterusnya 7 hari yang Keempat sampai 7 hari yang Ketujuh.
Umat manusia menganggap 7 hari sebagai seminggu, maka diadakanlah upacara membaca Sutra atau doa oleh Bhiksu atau Cai Ma ( biarawati ). Namun mereka tidak mengetahui bahwa apabila si almarhum sewaktu masih hidup di dunia pernah berbuat banyak dosa, bukan 7 x 7 dalam waktu 49 hari roh itu bisa melewati semua tingkat pengadilan di alam baka dan langsung menuju ke Pengadilan Alam Baka Tingkat ke 8, 9 lalu ke Tingkat 10 untuk bertumimbal lahir lagi.
Pemikiran dari umat manusia sungguh aneh, daripada setelah meninggal dunia baru dilakukan upacara membaca doa atau Sutra ( keng ), maka lebih baik sewaktu masih hidup dianjurkan agar umat manusia banyak melakukan perbuatan amal kebaikan. Kalau ada amal kebaikan, maka setelah manusia meninggal dunia, roh manusia akan dijemput oleh Dewa Fu Shen ( Dewa Jasa dan Pahala ). Walaupun tidak diadakan upacara membaca doa, beliau akan bebas leluasa karena beliau memiliki pahala. Apabila si almarhum tidak berbuat kebajikan, walaupun keluarganya mengundang siapapun yang ilmu doanya setinggi apapun maka si almarhum tidak akan bisa lolos dari hukuman di penjara neraka. Saya harap umat manusia di dunia dapat memahaminya.
Yang Sheng : Mengapa umat manusia di dunia hanya membicarakan Tujuh kali Tujuh, tidak bicara tentang Delapan kali Tujuh, Sembilan kali Tujuh atau Sepuluh kali Tujuh ?
Tai San Wang : Tingkat Pengadilan di alm baka yang diutamakan adalah Pengadilan Alam Baka Tingkat Pertama sampai Pengadilan Alam Baka Tingkat Ketujuh, karena mulai dari Pengadilan Tingkat Kedelapan dan seterusnya hanya menghukum sisa-sisa dari dosa saja. Artinya, setelah lolos dari Pengadilan Tingkat Ketujuh, maka hanya tinggal sisa dosa yang menantikan hukuman di Pengadilan Tingkat Kedelapan dan seterusnya. Umat manusia di dunia demi kepentingan dari si almarhum sehingga memiliki pemikiran seperti itu. Mereka berharap agar leluhurnya dapat melewati semua penderitaan dan hukuman, maka diadakanlah upacara doa tersebut. Sebetulnya hal ini hanya menunjukkkan satu kelakuan yang berbakti saja, tetapi sebenarnya Perbuatan Kebajikan jauh lebih berharga, maka itu lebih bagus melakukan perbuatan baik daripada diadakan upacara pembacaan doa setelah meniggal dunia.
Chi Kung Huo Fo : Umat manusia setelah meninggal dunia, rohnya akan disidang menurut dosanya. Dalam masa hukuman, para roh diberi hukuman dengan maksud untuk membimbingnya agar menjadi manusia yang benar sebagai persiapan untuk tumimbal lahir kembali sebagai manusia di kehidupan yang akan datang. Dalam masa terrsebut para roh memiliki tubuh transisi dan untuk menolong para roh agar bisa lepas dari hukuman di penjara neraka, maka sanak keluarganya atau keturunannya harus banyak melakukan amal kebajikan untuk membuat Yen Wang ( Penguasa Alam Baka ) merasa terharu, sehingga beliau sudi memafkan roh dosa tersebut. Tentang upacara membacakan doa atau Sutra untuk para leluhur atau almarhum hanya akan berguna apabila dibacakan oleh para orang suci, kalau tidak doa tersebut tidak akan bermanfaat dan hanya menghabiskan uang saja.
Umat manusia di dunia harus mengerti, kalau benar-benar ingin berbakti kepada orang tua mereka maka lebih baik dilakukan sewaktu orang tua mereka masih hidup di dunia daripada setelah orang tua mereka meninggal dunia disuguhkan makanan yang enak, hal itu tidak ada artinya. Cara lain untuk menolong si almarhum yang lebih baik adalah banyak melakukan perbuatan amal kebaikan, terutama banyak mencetak kitab ajaran kebaikan atau kitab suci Dharma ajaran dari Sang Buddha untuk menasehati uamt manusia di dunia. Cara yang mulia ini paling mudah mengharukan Yen Wang beserta para pejabat atau pun para Dewa dan para Buddha. Inilah cara yang paling tepat untuk membalas budi orang tua dan para leluhur. Dengan Jasa dan Pahala dari menyumbang kitab suci ini, disamping bisa menolong roh dari siksaan-siksaan di penjara neraka, sipembuat kebajikan juga akan mendapat Pahala.
Yang Sheng : Apa yang dikatakan oleh guru benar-benar menyadarkan hati umat manusia dan sungguh bermanfaat, daripada sewaktu orang tua masih hidup tidak berbakti kepadanya, namun setelah orang tua tiada baru diadakan upacara pembacaan doa, ini tidak termasuk berbakti. Saya mau bertanya kepada guru, mengapa para roh alam baka bentuk badannya sama seperti sewaktu mereka masih hidup di alam dunia. Padahal jasadnya sudah hancur, darimana para roh memperoleh badan ini ?
Chi Kung Huo Fo : Itulah yang disebut Badan Ilusi, Badan Palsu atau Badan Bayangan. Karena waktu kita terbatas, saya mempersilakan Tai San Wang untuk menjelaskan tugas-tugas disini .
Tai San Wang : Pengadilan Alam Baka Tingkat Ketujuh ini khusus mengurus Neraka Besar Yang Panasnya Luar Biasa dan 16 neraka kecil yang lain. Setiap roh dosa setelah diserahkan kemari, akan disidang lagi. Setelah dicerminkan semua dosanya di Panggung Cermin Dosa, para roh dosa akan dihukum sesuai dengan perbuatan dosanya. Untuk lebih jelasnya, saya akan mengajak kalian meninjaunya langsung di tempat.
Yang Sheng : Baik, baik. Terima kasih atas petunjuk yang diberikan oleh Yen Wang.
Tai San Wang : Pejabat dan jenderal, segera antarkan Yang Sheng ke Neraka Besar yang Panasnya Luar Biasa untuk meninjaunya.
Pejabat : Siap, silakan kalian ikut Yang Mulia Tai Sang Wang berjalan.
Yang Sheng : Ketika saya ikut berjalan dibelakang Yen Wang, saya dapat merasakan suasana di alam baka sungguh dingin dan menyedihkan, tidak ada persaudaraan maupun persahabatan. Hanyalah orang-orang baik dan yang suci yang akan diperlakukan dengan baik dan dihormati.
Chi Kung Huo Fo : Yang Sheng, setelah kamu melihat keadaan di alam neraka ini barulah timbul pemikiran tersebut. Memang benar, kalau sudah berada di alam neraka hilanglah rasa persaudaraan dan persahabatan. Setelah umat manusia meninggal dunia, yang mengikuti mereka hanyalah pahala atau dosa yaitu perbuatan baik atau perbuatan jahat yang ada di badan dari para roh. Bagi para roh yang berbuat jahat akan diikuti oleh prajurit neraka yang kejam, namun bagi para roh yang baik akan didampingi oleh Dewa Jasa dan Pahala. Wahai manusia, bergaullah dengan orang yang baik dan Camkanlah Hal Ini dengan baik-baik : "Jauhi Kejahatan, berbuatlah kebaikan, jangan sampai disiksa habis-habisan di penjara neraka."
Yang Sheng : Dari sini sudah terasa hawa panas yang menyesakkan dada, di depan gerbang sudah terlihat api besar yang sedang menyala sehingga menimbulkan pemandangan berwarna merah disegala penjuru. Di pintu neraka tertulis " Neraka Besar Yang Panasnya Luar Biasa ", tembok disekitarnya terbuat dari batu bata.
Chi Kung Huo Fo : Batu bata ini dinamakan "Bata Api", lebih kuat apinya membakar maka batu batanya akan menjadi lebih keras.
Pejabat : Selamat datang Yang Mulia Tai San wang.
Tai San Wang : Saya mengajak Buddha Chi kung dan Yang Sheng kemari untuk meninjau penjara neraka di tempat ini, cepat berbaris menyambut tamu.
Pejabat : Siap !
Tai San Wang : Inilah yang dinamakan " Neraka Besar yang Panasnya Luar Biasa ".
Yang Sheng : Hawa panasnya sangat menyengat, membuat saya agak sulit bernafas. Di depan kita sudah terlihat jalan yang luas dan panjang yang terbuat dari batu bata, dari bawah apinya menyala begitu hebat. Para roh dosa yang berjalan diatasnya berguling-guling dan menjerit-jerit. Para roh dosa yang baru tiba disini, begitu melihat pemandangan tersebut merasa ketakutan, menjerit-jerit dan menangis. Mereka tidak berani melangkah kedepan, namun mereka didorong oleh prajurit alam baka maka para roh dosa terpaksa berjalan dengan kaki telanjang. Begitu mereka menginjak batu bata tersebut, mereka bergelimpangan dan menjerit-jerit kesakitan. Namun semakin melompat atau berguling, maka badan mereka akan terasa semakin panas karena terpanggang di atas jalan batu bata itu. Saya tidak tahu dosa apa yang telah mereka lakukan sehingga mereka harus menjalani siksaan yang begitu dahsyat.
Tai San Wang : Neraka ini namanya Neraka Besar Yang Panasnya Luar Biasa, khusus untuk menghukum para roh dosa yang sewaktu masih hidup di dunia :
- Selalu ingin mencari nama dan kedudukan sehingga menggunakan cara yang licik atau yang keji untuk kepentingan diri sendiri namun mencelakakan orang lain.
- Terutama terhadap lawan jenis ( perempuan ), mereka berusaha menyanjung-nyanjungnya namun bersikap kejam dan dingin terhadap sesama jenis.
- Dengan sengaja memanasi orang apabila melihat ada orang yang sedang ribut atau bertengkar, mereka akan mencari kesempatan dalam kesempitan atau memanfaatkan orang yang sedang kesusahan.
- Suka marah-marah, memaki langit dan menyumpai bumi.
- Suka bergaul dengan orang kaya dan meremehkan orang yang miskin.
- Bersikap keras kepala, angkuh dan sombong terhadap kedudukannyua.
- Sengaja melanggar Ajaran Suci ( Dharma ).
Semua pelanggar yang seperti saya sebutkan tadi, semuanya harus dihukum di penjara neraka ini dan hukuman yang terdapat disini sangat menyakitkan. Jika ingin melewati jalan lintas batu bata yang panasnya membara itu membutuhkan waktu 3 - 5 tahun, hal ini ditentukan oleh berat atau ringannya dosa masing-masing. Bagi yang ringan dosanya sewaktu kaki mereka menginjak batu bata itu, suhu panas yang dirasakan di kaki mereka akan berkurang sehingga mereka akan mudah melintasinya. Namun sebaliknya bagi yang dosanya berat, panasnya akan lebih dahsyat.
Neraka panas ini dibuat untuk menghukum para roh dosa, setelah melewatinya para roh dosa akan dibawa ke 16 neraka kecil dengan melewati jalan kecil di samping neraka ini. Jalan itu juga sama keadaannya, hanya panasnya agak berkurang tetapi cukup untuk mengagetkan para roh dosa agar mereka merasa menderita. Setelah tiba di 16 neraka kecil, mereka akan dihukum lagi dengan berbagai siksaan yang berbeda.
Chi Kung Huo Fo : Karena waktu kita sudah habis, lain kali kami akan berkunjung kemari lagi. kami sekarang mau minta permisi untuk pulang.
Tai San Wang : Waktunya sudah tiba, maka kami tidak bisa menahan anda. Perintahkan pejabat dan jenderal berbaris untuk mengantarkan tamu.
Yang Sheng : Terima kasih atas kebaikan dari Yen Wang, kami permisi dulu.
Chi Kung Huo Fo : Yang Sheng, naiklah ke atas bunga teratai.
Yang Sheng : Terima kasih. Silakan guru berangkat.
Chi Kung Huo Fo : Disini saya ingin mengingatkan umat manusia bahwa apabila umat manusia dapat memahami Hukum Paticcasamuppada yang terdiri dari 12 mata rantai yang mengikat umat manusia untuk Tumimbal lahir terus-menerus, maka manusia dapat keluar dari Roda Samsara ( Lingkaran Lahir-Mati ). Mata Rantai tersebut adalah :
1. Avijja ( Kegelapan Bahin ) : Akar dari segala kelahiran dan penderitaan adalah kegelapan batin, yaitu tidak memahami 4 Hukum Kebenaran Mulia tentang penderitaan, sehingga membiarkan pengaliran pikiran yang tidak terkendali.
2. Sankhara ( Pengkondisi ) : Karena tidak mengendalikan jasmani, ucapan dan pikiran menyebabkan proses timbulnya karma.
3. Vinnana ( Kesadaran ) : Mengetahui semua keadaan dan kemauan melalui : Mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran.
4. Nama Rupa ( Rohani-Jasmani ) : Kontak, perasaan, persepsi, pertimbangan, kemauan disebut Rohani ( mentalitas ), Jasmani ( materialitas ) terdiri dari : Tanah, api, air dan angin. Rohani dan Jasmani saling mendukung untuk kontak dengan keadaan yang ada diluar ( sekitar ).
5. Salyatana ( 6 Landasan Indera ) : Penyebab dari kontak adalah 6 landasan indera yaitu : Landasan mata, hidung, lidah, tubuh dan pikiran yang mengadakan kontak dengan wujud ( bentuk ), bunyi ( suara ), wangi-wangian, cita-rasa, sentuhan dan bayangan pikiran.
6. Phasa ( Kontak ) : Sumber atau penyebab dari perasaan adalah kontak melalui mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran. 6 Pintu Indera ini harus dijaga dengan baik-baik dan hanya mengijinkan hal yang baik untuk masuk.
7. Vedana ( Perasaan ) : Penyebab dari nafsu dan keinginan adalah perasaan. Perasaan itu terlahir dari kontak melalui mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran.
8. Tanha ( Nafsu Keinginan ) : Penyebab dari keterikatan atau kemelekatan adalah nafsu keinginan untuk memiliki wujud Jasmani, suara-suara, wangi-wangian, cita-rasa, sentuhan jasmani dan objek pikiran. Nafsu keinginanlah yang menyebabkan terjadinya kelahiran kembali karena terikat atau melekat pada kesenangan dan kenikmatan duniawi.
9. Upadana ( Kemelekatan ) : Penyebab dari arus keberadaan dalam kandungan adalah kemelekatan terhadap : Nafsu indera, pandangan hidup dan sang Aku ( jiwa ).
10. Bhava ( Keberadaan ) : Penyebab dari kelahiran adalah Bhava ( Keberadaan ) ingin berada di alam berbentuk dan alam tidak berbentuk.
11. Jati ( Kelahiran ) : Penyebab dari penuaan dan kematian adalah kelahiran.
12. Jara - Marana ( Penuaan dan Kematian ) : Lanjutnya usia, berkerutnya bibir, menurunnya daya hidup, melemahnya kemampuan indera itulah tanda penuaan dan habisnya waktu itulah kematian.
Yang Sheng, renungkan hal ini dengan baik-baik. Kita sudah tiba di Vihara Sheng Sien. ( Yang Sheng turun dari bunga teratai, kemudian rohnya masuk kembali ke badannya ).
Bersambung Ke : Perjalanan Ke 43, Mengunjungi Penjara Neraka Panggang Jari Tangan.
Chi Kung Huo Fo : Pada zaman dulu, di bumi bagian timur terdapat seorang pertapa yang bernama Tan Chi Chun Che atas Titah dari Penguasa Langit " Tien Ti ", rohnya berkeliling meninjau ke alam neraka. Beliau menyaksikan bagaimana Yen Wang menghukum para roh dosa.
Setelah rohnya kembali ke dunia, beliau menulis semua keadaan di alam neraka dan menjilidnya menjadi sebuah kitab yang berjudul " Yi Li Bao Chao Chien She Wen " yang berisi keadaan dari alam neraka seperti yang telah disaksikan oleh beliau. Kitab tersebut pernah menyebar ke seluruh dunia, sehingga banyak orang yang menjadi sadar setelah membaca kitab itu. Para penjahat pun berubah menjadi orang yang baik, yang sesat pun menjadi insaf, bagi umat manusia yang pernah mencetak kitab itu akan mendapatkan Pahala Kebaikan yang berlimpah-limpah.
Ini adalah peristiwa besar dalam sejarah yang tidak boleh dilupakan. Sekarang karena alam dunia sudah banyak berubah sehingga hukuman di alam neraka pun mengikuti perkembangan alam dunia, diperbarui atau didirikan penjara neraka yang baru. Kini Penguasa Langit " Tien Ti " memilih pulau Taiwan kota Tai Chung, Vihara Sheng Sien dan menunjuk Yang Sheng untuk berkeliling ke alam neraka lagi untuk menulis keadaan yang telah disaksikannya di alam neraka itu. Kitab Berkeliling Ke Alam Neraka tercipta sesuai dengan zaman untuk menggantikan kitab yang pernah ditulis oleh Tan Chi Chun Che itu.
Oleh sebab itu diharapkan para umat manusia di seluruh dunia bisa menyayangi kitab ini dan setelah membacanya, cetaklah sebanyak-banyaknya untuk dibagikan secara gratis agar dapat dibaca oleh orang lain dan secara pasti orang yang berdana mencetak kitab suci ini dapat menghilangkan malapetaka dan mendatangkan kebaikan bagi dirinya sendiri.
Kitab ini selain menjelaskan keadaan dari alam neraka, juga berisi ajaran-ajaran Dharma yang dapat membantu umat manusia untuk melatih diri dan sebagai pedoman dalam berbuat kebaikan. Bagi umat manusia yang sungguh-sungguh membacanya dan bisa memahami isi dari kata-kata di dalam kitab ini, dapat membantunya mempercepat menuju kemuliaan. Bagi umat manusia yang mencetak kitab ini untuk disebar luaskan dapat meringankan dan menghapus dosa yang pernah dibuatnya. Kitab ini sungguh-sungguh dapat dijadikan sebagai kitab untuk beramal bagi para umat. Hari ini kami sudah siap untuk berkeliling ke alam neraka lagi. Yang Sheng, cepat naik ke atas bunga teratai.
Yang Sheng : Siap, guru. Saya sudah duduk dengan baik. Silakan berangkat.
Chi Kung Huo Fo : Kita sudah tiba. Yang Sheng, cepat turun.
Yang Sheng : Tempat apa ini ?
Pengadilan Alam Baka Tingkat Ketujuh |
Tai San Wang : Selamat datang Buddha Chi Kung dan Yang Sheng, silakan masuk ke dalam untuk beristrahat.
Yang Sheng : Terima kasih Tai San Wang. Hari ini kami mengunjungi Pengadilan Alam Baka Tingkat Ketujuh dan begitu kami tiba disini sudah terlihat para pejabat dan jenderal sedang berbaris menyambut kedatangan kami. Kami sungguh merasa sangat terhormat. Di depan pengadilan terdapat banyak roh dosa yang sedang dikawal oleh prajurti alam baka, mereka semua berdiri di samping. Karena kedatangan kami, maka Yen Wang menghentikan sidang sejenak.
Tai San Wang : Saya memperhatikan anda berdua tanpa merasa lelah mondar-mandir ke Pengadilan alam baka untuk mengumpulkan keterangan untuk menulis kitab ajaran kebaikan, sungguh mengagumkan. Perbuatan anda berdua sungguh sangat mulia, silakan duduk. Perintahkan jenderal untuk menyediakan teh Dewa.
Jenderal : Siap. Silakan kalian minum.
Yang Sheng : Terima kasih atas jamuan dari Yen Wang ( Penguasa Alam Baka )
Tai San Wang : Tidak usah sungkan ! Saat ini ajaran kebaikan di dunia bagaikan musim gugur ( sangat terpuruk ). Untunglah ada Vihara Sheng Sien di Taiwan, sehingga para Dewa dan para Buddha dapat menjelmakan diriNya untuk berceramah menasehati umat manusia di dunia untuk membangkitkan kembali ajaran dari kebaikan, jasa ini sungguh besar. Apabila kitab Berkeliling Ke Alam Neraka atas Titah dari Penguasa langit dapat diterbitkan, maka amal ini sungguh luar biasa. Kalian hari ini baru bisa datang kemari, rasanya agak terlambat.
Chi Kung Huo Fo : Terima kasih atas petunjuk dari Tai San Wang, kita semua satu hati untuk menolong umat manusia di dunia, hari ini kami baru bisa tiba disini harap Thai San Wang dapat memaklumi dan memberi kami banyak petunjuk.
Tai San Wang : Baiklah. Umumnya umat manusia di dunia setelah meninggal dunia, keluarganya akan mengadakan upacara doa kematian selama 7 x 7 yaitu mengundang pendeta atau Bhiksu untuk membacakan Sutra atau doa ( keng ) untuk melindungi dan memohon agar roh dari si almarhum dapat terhindar dari penderitaan atau siksaan di alam baka ataupun memohon agar rohnya bisa masuk ke surga. Maksud dari 7 yang Pertama adalah 7 hari setelah manusia meniggal dunia, anggota keluarganya mendoakan agar rohnya dapat melewati Pengadilan Alam Baka Tingkat Pertama, doa dari 7 hari yang Kedua adalah untuk membantu roh melewati Pengadilan Alam Baka Tingkat Kedua, 7 hari yang Ketiga mendoakan agar roh dapat melewati Pengadilan Alam Baka Tingkat Ketiga, demikinalah seterusnya 7 hari yang Keempat sampai 7 hari yang Ketujuh.
Umat manusia menganggap 7 hari sebagai seminggu, maka diadakanlah upacara membaca Sutra atau doa oleh Bhiksu atau Cai Ma ( biarawati ). Namun mereka tidak mengetahui bahwa apabila si almarhum sewaktu masih hidup di dunia pernah berbuat banyak dosa, bukan 7 x 7 dalam waktu 49 hari roh itu bisa melewati semua tingkat pengadilan di alam baka dan langsung menuju ke Pengadilan Alam Baka Tingkat ke 8, 9 lalu ke Tingkat 10 untuk bertumimbal lahir lagi.
Pemikiran dari umat manusia sungguh aneh, daripada setelah meninggal dunia baru dilakukan upacara membaca doa atau Sutra ( keng ), maka lebih baik sewaktu masih hidup dianjurkan agar umat manusia banyak melakukan perbuatan amal kebaikan. Kalau ada amal kebaikan, maka setelah manusia meninggal dunia, roh manusia akan dijemput oleh Dewa Fu Shen ( Dewa Jasa dan Pahala ). Walaupun tidak diadakan upacara membaca doa, beliau akan bebas leluasa karena beliau memiliki pahala. Apabila si almarhum tidak berbuat kebajikan, walaupun keluarganya mengundang siapapun yang ilmu doanya setinggi apapun maka si almarhum tidak akan bisa lolos dari hukuman di penjara neraka. Saya harap umat manusia di dunia dapat memahaminya.
Yang Sheng : Mengapa umat manusia di dunia hanya membicarakan Tujuh kali Tujuh, tidak bicara tentang Delapan kali Tujuh, Sembilan kali Tujuh atau Sepuluh kali Tujuh ?
Tai San Wang : Tingkat Pengadilan di alm baka yang diutamakan adalah Pengadilan Alam Baka Tingkat Pertama sampai Pengadilan Alam Baka Tingkat Ketujuh, karena mulai dari Pengadilan Tingkat Kedelapan dan seterusnya hanya menghukum sisa-sisa dari dosa saja. Artinya, setelah lolos dari Pengadilan Tingkat Ketujuh, maka hanya tinggal sisa dosa yang menantikan hukuman di Pengadilan Tingkat Kedelapan dan seterusnya. Umat manusia di dunia demi kepentingan dari si almarhum sehingga memiliki pemikiran seperti itu. Mereka berharap agar leluhurnya dapat melewati semua penderitaan dan hukuman, maka diadakanlah upacara doa tersebut. Sebetulnya hal ini hanya menunjukkkan satu kelakuan yang berbakti saja, tetapi sebenarnya Perbuatan Kebajikan jauh lebih berharga, maka itu lebih bagus melakukan perbuatan baik daripada diadakan upacara pembacaan doa setelah meniggal dunia.
Chi Kung Huo Fo : Umat manusia setelah meninggal dunia, rohnya akan disidang menurut dosanya. Dalam masa hukuman, para roh diberi hukuman dengan maksud untuk membimbingnya agar menjadi manusia yang benar sebagai persiapan untuk tumimbal lahir kembali sebagai manusia di kehidupan yang akan datang. Dalam masa terrsebut para roh memiliki tubuh transisi dan untuk menolong para roh agar bisa lepas dari hukuman di penjara neraka, maka sanak keluarganya atau keturunannya harus banyak melakukan amal kebajikan untuk membuat Yen Wang ( Penguasa Alam Baka ) merasa terharu, sehingga beliau sudi memafkan roh dosa tersebut. Tentang upacara membacakan doa atau Sutra untuk para leluhur atau almarhum hanya akan berguna apabila dibacakan oleh para orang suci, kalau tidak doa tersebut tidak akan bermanfaat dan hanya menghabiskan uang saja.
Umat manusia di dunia harus mengerti, kalau benar-benar ingin berbakti kepada orang tua mereka maka lebih baik dilakukan sewaktu orang tua mereka masih hidup di dunia daripada setelah orang tua mereka meninggal dunia disuguhkan makanan yang enak, hal itu tidak ada artinya. Cara lain untuk menolong si almarhum yang lebih baik adalah banyak melakukan perbuatan amal kebaikan, terutama banyak mencetak kitab ajaran kebaikan atau kitab suci Dharma ajaran dari Sang Buddha untuk menasehati uamt manusia di dunia. Cara yang mulia ini paling mudah mengharukan Yen Wang beserta para pejabat atau pun para Dewa dan para Buddha. Inilah cara yang paling tepat untuk membalas budi orang tua dan para leluhur. Dengan Jasa dan Pahala dari menyumbang kitab suci ini, disamping bisa menolong roh dari siksaan-siksaan di penjara neraka, sipembuat kebajikan juga akan mendapat Pahala.
Yang Sheng : Apa yang dikatakan oleh guru benar-benar menyadarkan hati umat manusia dan sungguh bermanfaat, daripada sewaktu orang tua masih hidup tidak berbakti kepadanya, namun setelah orang tua tiada baru diadakan upacara pembacaan doa, ini tidak termasuk berbakti. Saya mau bertanya kepada guru, mengapa para roh alam baka bentuk badannya sama seperti sewaktu mereka masih hidup di alam dunia. Padahal jasadnya sudah hancur, darimana para roh memperoleh badan ini ?
Chi Kung Huo Fo : Itulah yang disebut Badan Ilusi, Badan Palsu atau Badan Bayangan. Karena waktu kita terbatas, saya mempersilakan Tai San Wang untuk menjelaskan tugas-tugas disini .
Tai San Wang : Pengadilan Alam Baka Tingkat Ketujuh ini khusus mengurus Neraka Besar Yang Panasnya Luar Biasa dan 16 neraka kecil yang lain. Setiap roh dosa setelah diserahkan kemari, akan disidang lagi. Setelah dicerminkan semua dosanya di Panggung Cermin Dosa, para roh dosa akan dihukum sesuai dengan perbuatan dosanya. Untuk lebih jelasnya, saya akan mengajak kalian meninjaunya langsung di tempat.
Yang Sheng : Baik, baik. Terima kasih atas petunjuk yang diberikan oleh Yen Wang.
Tai San Wang : Pejabat dan jenderal, segera antarkan Yang Sheng ke Neraka Besar yang Panasnya Luar Biasa untuk meninjaunya.
Pejabat : Siap, silakan kalian ikut Yang Mulia Tai Sang Wang berjalan.
Yang Sheng : Ketika saya ikut berjalan dibelakang Yen Wang, saya dapat merasakan suasana di alam baka sungguh dingin dan menyedihkan, tidak ada persaudaraan maupun persahabatan. Hanyalah orang-orang baik dan yang suci yang akan diperlakukan dengan baik dan dihormati.
Chi Kung Huo Fo : Yang Sheng, setelah kamu melihat keadaan di alam neraka ini barulah timbul pemikiran tersebut. Memang benar, kalau sudah berada di alam neraka hilanglah rasa persaudaraan dan persahabatan. Setelah umat manusia meninggal dunia, yang mengikuti mereka hanyalah pahala atau dosa yaitu perbuatan baik atau perbuatan jahat yang ada di badan dari para roh. Bagi para roh yang berbuat jahat akan diikuti oleh prajurit neraka yang kejam, namun bagi para roh yang baik akan didampingi oleh Dewa Jasa dan Pahala. Wahai manusia, bergaullah dengan orang yang baik dan Camkanlah Hal Ini dengan baik-baik : "Jauhi Kejahatan, berbuatlah kebaikan, jangan sampai disiksa habis-habisan di penjara neraka."
Yang Sheng : Dari sini sudah terasa hawa panas yang menyesakkan dada, di depan gerbang sudah terlihat api besar yang sedang menyala sehingga menimbulkan pemandangan berwarna merah disegala penjuru. Di pintu neraka tertulis " Neraka Besar Yang Panasnya Luar Biasa ", tembok disekitarnya terbuat dari batu bata.
Chi Kung Huo Fo : Batu bata ini dinamakan "Bata Api", lebih kuat apinya membakar maka batu batanya akan menjadi lebih keras.
Pejabat : Selamat datang Yang Mulia Tai San wang.
Tai San Wang : Saya mengajak Buddha Chi kung dan Yang Sheng kemari untuk meninjau penjara neraka di tempat ini, cepat berbaris menyambut tamu.
Pejabat : Siap !
Tai San Wang : Inilah yang dinamakan " Neraka Besar yang Panasnya Luar Biasa ".
Yang Sheng : Hawa panasnya sangat menyengat, membuat saya agak sulit bernafas. Di depan kita sudah terlihat jalan yang luas dan panjang yang terbuat dari batu bata, dari bawah apinya menyala begitu hebat. Para roh dosa yang berjalan diatasnya berguling-guling dan menjerit-jerit. Para roh dosa yang baru tiba disini, begitu melihat pemandangan tersebut merasa ketakutan, menjerit-jerit dan menangis. Mereka tidak berani melangkah kedepan, namun mereka didorong oleh prajurit alam baka maka para roh dosa terpaksa berjalan dengan kaki telanjang. Begitu mereka menginjak batu bata tersebut, mereka bergelimpangan dan menjerit-jerit kesakitan. Namun semakin melompat atau berguling, maka badan mereka akan terasa semakin panas karena terpanggang di atas jalan batu bata itu. Saya tidak tahu dosa apa yang telah mereka lakukan sehingga mereka harus menjalani siksaan yang begitu dahsyat.
Tai San Wang : Neraka ini namanya Neraka Besar Yang Panasnya Luar Biasa, khusus untuk menghukum para roh dosa yang sewaktu masih hidup di dunia :
- Selalu ingin mencari nama dan kedudukan sehingga menggunakan cara yang licik atau yang keji untuk kepentingan diri sendiri namun mencelakakan orang lain.
- Terutama terhadap lawan jenis ( perempuan ), mereka berusaha menyanjung-nyanjungnya namun bersikap kejam dan dingin terhadap sesama jenis.
- Dengan sengaja memanasi orang apabila melihat ada orang yang sedang ribut atau bertengkar, mereka akan mencari kesempatan dalam kesempitan atau memanfaatkan orang yang sedang kesusahan.
- Suka marah-marah, memaki langit dan menyumpai bumi.
- Suka bergaul dengan orang kaya dan meremehkan orang yang miskin.
- Bersikap keras kepala, angkuh dan sombong terhadap kedudukannyua.
- Sengaja melanggar Ajaran Suci ( Dharma ).
Semua pelanggar yang seperti saya sebutkan tadi, semuanya harus dihukum di penjara neraka ini dan hukuman yang terdapat disini sangat menyakitkan. Jika ingin melewati jalan lintas batu bata yang panasnya membara itu membutuhkan waktu 3 - 5 tahun, hal ini ditentukan oleh berat atau ringannya dosa masing-masing. Bagi yang ringan dosanya sewaktu kaki mereka menginjak batu bata itu, suhu panas yang dirasakan di kaki mereka akan berkurang sehingga mereka akan mudah melintasinya. Namun sebaliknya bagi yang dosanya berat, panasnya akan lebih dahsyat.
Neraka panas ini dibuat untuk menghukum para roh dosa, setelah melewatinya para roh dosa akan dibawa ke 16 neraka kecil dengan melewati jalan kecil di samping neraka ini. Jalan itu juga sama keadaannya, hanya panasnya agak berkurang tetapi cukup untuk mengagetkan para roh dosa agar mereka merasa menderita. Setelah tiba di 16 neraka kecil, mereka akan dihukum lagi dengan berbagai siksaan yang berbeda.
Chi Kung Huo Fo : Karena waktu kita sudah habis, lain kali kami akan berkunjung kemari lagi. kami sekarang mau minta permisi untuk pulang.
Tai San Wang : Waktunya sudah tiba, maka kami tidak bisa menahan anda. Perintahkan pejabat dan jenderal berbaris untuk mengantarkan tamu.
Yang Sheng : Terima kasih atas kebaikan dari Yen Wang, kami permisi dulu.
Chi Kung Huo Fo : Yang Sheng, naiklah ke atas bunga teratai.
Yang Sheng : Terima kasih. Silakan guru berangkat.
Chi Kung Huo Fo : Disini saya ingin mengingatkan umat manusia bahwa apabila umat manusia dapat memahami Hukum Paticcasamuppada yang terdiri dari 12 mata rantai yang mengikat umat manusia untuk Tumimbal lahir terus-menerus, maka manusia dapat keluar dari Roda Samsara ( Lingkaran Lahir-Mati ). Mata Rantai tersebut adalah :
1. Avijja ( Kegelapan Bahin ) : Akar dari segala kelahiran dan penderitaan adalah kegelapan batin, yaitu tidak memahami 4 Hukum Kebenaran Mulia tentang penderitaan, sehingga membiarkan pengaliran pikiran yang tidak terkendali.
2. Sankhara ( Pengkondisi ) : Karena tidak mengendalikan jasmani, ucapan dan pikiran menyebabkan proses timbulnya karma.
3. Vinnana ( Kesadaran ) : Mengetahui semua keadaan dan kemauan melalui : Mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran.
4. Nama Rupa ( Rohani-Jasmani ) : Kontak, perasaan, persepsi, pertimbangan, kemauan disebut Rohani ( mentalitas ), Jasmani ( materialitas ) terdiri dari : Tanah, api, air dan angin. Rohani dan Jasmani saling mendukung untuk kontak dengan keadaan yang ada diluar ( sekitar ).
5. Salyatana ( 6 Landasan Indera ) : Penyebab dari kontak adalah 6 landasan indera yaitu : Landasan mata, hidung, lidah, tubuh dan pikiran yang mengadakan kontak dengan wujud ( bentuk ), bunyi ( suara ), wangi-wangian, cita-rasa, sentuhan dan bayangan pikiran.
6. Phasa ( Kontak ) : Sumber atau penyebab dari perasaan adalah kontak melalui mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran. 6 Pintu Indera ini harus dijaga dengan baik-baik dan hanya mengijinkan hal yang baik untuk masuk.
7. Vedana ( Perasaan ) : Penyebab dari nafsu dan keinginan adalah perasaan. Perasaan itu terlahir dari kontak melalui mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran.
8. Tanha ( Nafsu Keinginan ) : Penyebab dari keterikatan atau kemelekatan adalah nafsu keinginan untuk memiliki wujud Jasmani, suara-suara, wangi-wangian, cita-rasa, sentuhan jasmani dan objek pikiran. Nafsu keinginanlah yang menyebabkan terjadinya kelahiran kembali karena terikat atau melekat pada kesenangan dan kenikmatan duniawi.
9. Upadana ( Kemelekatan ) : Penyebab dari arus keberadaan dalam kandungan adalah kemelekatan terhadap : Nafsu indera, pandangan hidup dan sang Aku ( jiwa ).
10. Bhava ( Keberadaan ) : Penyebab dari kelahiran adalah Bhava ( Keberadaan ) ingin berada di alam berbentuk dan alam tidak berbentuk.
11. Jati ( Kelahiran ) : Penyebab dari penuaan dan kematian adalah kelahiran.
12. Jara - Marana ( Penuaan dan Kematian ) : Lanjutnya usia, berkerutnya bibir, menurunnya daya hidup, melemahnya kemampuan indera itulah tanda penuaan dan habisnya waktu itulah kematian.
Yang Sheng, renungkan hal ini dengan baik-baik. Kita sudah tiba di Vihara Sheng Sien. ( Yang Sheng turun dari bunga teratai, kemudian rohnya masuk kembali ke badannya ).
Bersambung Ke : Perjalanan Ke 43, Mengunjungi Penjara Neraka Panggang Jari Tangan.
Tidak ada komentar:
Write komentar