Han Yike adalah seorang pengawas kekaisaran kaisar Zhu Yuanchang. Dia
adalah seorang yang jujur dan tegas. Beberapa kali karena kejujurannya,
kaisar selalu memberi hadiah kepadanya. Pada suatu ketika kaisar menghadiahkan kepadanya seorang istri dan
putri seorang pejabat yang dipenjara karena korupsi, tetapi dia
menolaknya dan berkata, “Pada zaman dahulu, orang yang melakukan
kesalahan dan dihukum, tidak melibatkan anak dan istrinya.
Pepatah kuno mengatakan tidak boleh merebut istri orang, istri dan putri terpidana
ini jadi saya tidak bisa menerimanya. ”
Kaisar Zhu Yunchang sangat salut kepadanya dan mengatakan,”Han Yike
adalah seorang yang bijaksana, seorang yang benar-benar jujur, biasanya
para menteri mendapat hadiah dari kaisar tidak pernah menolaknya,
tetapi Han Yike sama sekali tidak tergerak oleh paras cantik yang
dihadiahkan kepadanya, benar-benar seorang pejabat yang mulia.”
Pada suatu hari ada orang yang memfitnah Han Yike dan mengatakan bahwa biasanya
dia hanya berpura-pura memakai pakaian dan bersifat sederhana dihadapan
masyarakat, tetapi mengumpulkan kekayaan di rumahnya.
Zhu Yuanchang penasaran dan untuk membuktikan hal tersebut dia mengunjungi
rumah Han Yike, dia melihat rumahnya adalah sebuah rumah tua yang sudah
bobrok. Keluarganya semua memakai pakaian yang sangat sederhana, lalu
Zhu Yuanchang bertanya kepadanya, “Apakah engkau mengumpulkan hartamu?.”
Ketika Kaisar menanyakan hal itu, Han Yike mengambil kotak tempat menyimpan
uang lalu menuangkan seluruh isi tersebut dihadapan kaisar Zhu Yuanchang
dan berkata, “Hamba tidak mengumpulkan uang dan harta, memang sama
sekarang tidak ada uang yang bisa saya kumpulkan.”
Setelah melihat hal demikian, lalu Kaisar Zhu Yuanchang memujinya dan
berkata, “Sebagai pejabat pemerintah, dapat hidup dengan sederhana,
dapat berhemat, semua demi negara dan rakyat benar-benar seorang yang
agung. ”
Pada dinasti Song, Wang Anse pelopor reformasi Xining. Pada suatu
ketika, bawahannya membeli seorang selir untuknya. Wang Anse bertanya
kepada selirnya tentang asal-usulnya, setelah mendengar ceritanya dia
mengetahui selirnya ini telah mempunyai suami. Suaminya adalah seorang
pedagang sembako untuk para militer.
Selir itu juga mengatakan bahwa pada suatu hari kapal yang mengangkut
sembako tenggelam, seluruh sembako juga ikut tenggelam. Demi
mengkompensasi kerugian kepada pihak militer, suaminya terpaksa
menjualnya kepada Wang Anse. Wang Anse setelah mendengar ceritanya
bersimpati kepadanya, lalu memanggil suami selir itu dan menyatukan mereka
berdua kembali serta memberi uang untuk modal dagang mereka.
Sima Guang juga berasal dari dinasti Song mempunyai cerita yang hampir
sama, karena Sima Guang tidak mempunyai anak, istrinya membeli seorang
selir untuknya serta mendandani selir tersebut dengan pakaian cantik
dan memesan kepada wanita tersebut setelah dia pergi keluar, dia
menyuruhnya masuk kekamar Sima Guang meladeni dia, tetapi Sima Guang
menolak wanita tersebut serta berkata, “Nyonya tidak berada dirumah,
engkau tidak boleh berada disini.”
Tidak ada komentar:
Write komentar