Peribahasa "Yi Ming Jing Ren" (一鸣惊人) digunakan untuk menyindir orang atau golongan yang tidak tahu menghargai bakat dan kemampuan yang dimiliki mereka. Namun, jika mereka menggunakan bakat mereka dengan baik, mereka pasti akan berhasil dengan cemerlang. Pada zaman Negara Berperang, negara Qi diatur oleh raja Qiwei.
Namun, beliau selalu bersikap acuh tak acuh terhadap urusan negara, dan asyik menghabiskan waktu dengan minum arak dan makan sepuas-puasnya sambil ditemani selir-selir yang cantik, sehingga keinginan dan cita-cita luhur yang ditunjukkannya ketika naik tahta bertahap pudar.
Dua tahun kemudian, Kerajaan Qi makin lemah, para pejabat dan rakyat jelata sangat mengkhawatirkan, tapi tidak ada seorang pun yang berani mengajukan kepada Raja Qiwei karena takut dipenggal kepalanya. Kondisi ini menyebabkan negara Qi berada di ambang kehancuran.
Pada saat itu, ada seorang pejabat bernama Chunyu Kun yang sangat bijak dalam menggunakan metafora ketika memberikan nasihat kepada raja. Kebanyakan rekomendasi yang dikemukakannya selalu diterima oleh raja. Karena Raja Qiwei sangat suka akan teka-teki, Chunyu Kun mencoba memikirkan cara yang bijak.
Pada suatu hari, ketika menghadap Raja Qiwei di istana, dia berkata :
"Hamba ada satu teka-teki yang ingin hamba bagi dengan tuanku. Ada seekor burung besar yang tinggal di istana ini. Namun, burung itu tidak hanya tidak ingin mengembangkan sayapnya untuk terbang, malah tidak pernah membuka mulutnya pun untuk berbunyi. Cobalah tuanku teka burung apakah itu. "
Raja Qiwei segera mengerti bahwa tujuan sebenarnya Chun Yukun berbagi teka-teki itu dengannya adalah untuk menyindirnya sebagai seorang pemerintah yang tidak berupaya untuk berbuat apa-apa pun. Setelah berpikir beberapa lama, beliau bertitah dengan penuh yakin:
"Meskipun burung itu tidak ingin terbang sekarang, namun, setelah mengembangkan sayapnya, ia akan ke langit biru. Walaupun ia tidak ingin berbunyi sekarang, namun, setelah membuka mulutnya, bunyinya akan mengguncang dunia. Tunggu saja ya!"
Sejak itu, Raja Qiwei mulai berkonsentrasi penuh ke urusan negara. Di bawah pemerintahannya, situasi di negara Qi membaik. Akhirnya, negerinya berhasil bangkit kembali menjadi sebuah negeri yang disegani tetangga dan digeruni musuh.
Namun, beliau selalu bersikap acuh tak acuh terhadap urusan negara, dan asyik menghabiskan waktu dengan minum arak dan makan sepuas-puasnya sambil ditemani selir-selir yang cantik, sehingga keinginan dan cita-cita luhur yang ditunjukkannya ketika naik tahta bertahap pudar.
Dua tahun kemudian, Kerajaan Qi makin lemah, para pejabat dan rakyat jelata sangat mengkhawatirkan, tapi tidak ada seorang pun yang berani mengajukan kepada Raja Qiwei karena takut dipenggal kepalanya. Kondisi ini menyebabkan negara Qi berada di ambang kehancuran.
Pada saat itu, ada seorang pejabat bernama Chunyu Kun yang sangat bijak dalam menggunakan metafora ketika memberikan nasihat kepada raja. Kebanyakan rekomendasi yang dikemukakannya selalu diterima oleh raja. Karena Raja Qiwei sangat suka akan teka-teki, Chunyu Kun mencoba memikirkan cara yang bijak.
Pada suatu hari, ketika menghadap Raja Qiwei di istana, dia berkata :
"Hamba ada satu teka-teki yang ingin hamba bagi dengan tuanku. Ada seekor burung besar yang tinggal di istana ini. Namun, burung itu tidak hanya tidak ingin mengembangkan sayapnya untuk terbang, malah tidak pernah membuka mulutnya pun untuk berbunyi. Cobalah tuanku teka burung apakah itu. "
Raja Qiwei segera mengerti bahwa tujuan sebenarnya Chun Yukun berbagi teka-teki itu dengannya adalah untuk menyindirnya sebagai seorang pemerintah yang tidak berupaya untuk berbuat apa-apa pun. Setelah berpikir beberapa lama, beliau bertitah dengan penuh yakin:
"Meskipun burung itu tidak ingin terbang sekarang, namun, setelah mengembangkan sayapnya, ia akan ke langit biru. Walaupun ia tidak ingin berbunyi sekarang, namun, setelah membuka mulutnya, bunyinya akan mengguncang dunia. Tunggu saja ya!"
Sejak itu, Raja Qiwei mulai berkonsentrasi penuh ke urusan negara. Di bawah pemerintahannya, situasi di negara Qi membaik. Akhirnya, negerinya berhasil bangkit kembali menjadi sebuah negeri yang disegani tetangga dan digeruni musuh.
Tidak ada komentar:
Write komentar