Di dalam hati rakyat banyak, Seng Hong Ya adalah pejabat pengadilan
di akhirat (alam baka), yang bisa mengisi kelemahan pengadilan di dunia,
sehingga Seng Hong Ya sangat dihormati di kalangan rakyat jelata.
Kepercayaan kepada Seng Hong Ya berasal dari pemujaan terhadap terhadap 水庸神 Shui Yong Shen ( Dewa Pengawas Saluran Air ), yaitu salah satu dari Ba Zha Shen ( Dewa Palawija yang terdiri dari 8 Dewata ).
Dalam kepercayaan di kalangan rakyat Tionghoa, Seng Hong Ya adalah satu-satunya Dewa yang memiliki perbedaan tingkatan ( kelas ).
Yang mengepalai seluruh negeri disebut 天下都城隍 Tian Xia Dou Cheng Huang. Yang mengurus sebuah propinsi disebut 都城隍 Dou Cheng Huang. Yang mengurus sebuah karesiden adalah 府城隍 Fu Cheng Huang.
城隍爺 Cheng Huang Ye {Hok Kian = Seng Hong Ya} adalah Dewa Pelindung Kota. Secara harfiah Cheng Huang berarti parit pelindung benteng kota ( 城 Cheng = tembok kota. 隍 Huang = parit yang kering di luar tembok kota ).
Upacara sembahyang untuk menghormati Ba Zha Shen dimulai oleh Kaisar 堯Yao [2357 SM – 2258 SM]. Shui Yong Shen sebagai salah satu dari Ba Zha Shen menduduki tempat penting di antara kedelapan dewa itu. Lama-kelamaan arti saluran air diperluas meliputi saluran atau parit pelindung benteng yang disebut Cheng Huang.
Pada zaman 三國 San Guo ( Hok Kian = Sam Kok ) ( 221 M – 265 M ) di negeri Wu ( Hok Kian = Gouw ), Cheng Huang mulai dihormati tersendiri, terlepas dari Ba Zha Shen. Pada tahun 239 M didirikan kelenteng 城隍廟 Cheng Huang Miao ( Seng Hong Bio ), yaitu Kelenteng Seng Hong Ya yang pertama.
Pada masa dinasti 唐 Tang ( 618 M – 907 M ) di tiap ibukota propinsi mulai banyak didirikan kelenteng untuk menghormati Seng Hong. Sejak itu Seng Hong secara resmi menjadi Dewa Pelindung Kota, dengan panggilan yang umum Cheng Huang Lao Ye ( Seng Hong Lo Ya ) atau Cheng Huang Ye ( Seng Hong Ya ).
Setelah 明太祖 Ming Tai Zu {Beng Thai Cou} – 朱元璋 Zhu Yuan Zhang Kaisar pertama Dinasti Ming berkuasa, dia lalu mengangkat Cheng Huang di ibukota Negara (waktu itu di Nan Jing) sebagai Tian Xia Dou Cheng Huang yang berarti Dewa Pelindung Ibukota Negara dengan gelar Ming Ling Wang. Lalu, semua Cheng Huang dari tiap ibukota propinsi diangkat sebagai Du Cheng Huang yang berarti Dewa Pelindung Ibukota.
Kemudian Cheng Huang dari tiap ibukota karesidenan dianugerahi gelar Wei Ling Gong. Sedangkan pada tingkat kabupaten dianugerahi gelar Ling Ying Hou dan pada tingkat kecamatan diberi gelar Xian You Bo. Oleh karena ini Cheng Huang Ye menjadi memiliki corak kedaerahan yang khas.
Pada masa Kaisar Ming Tai Zu ini, kelenteng-kelenteng untuk menghormati Seng Hong Ya di Tiongkok, bentuknya menyerupai kantor pejabat pemerintah dan tingkat kepangkatannya pun mengikuti urutan kepangkatan pejabat pemerintah.
Pada masa Dinasti 清 Qing ( 1644 - 1911 ) setiap kantor pemerintah baik sipil maupun militer, diharuskan membangun sebuah kelenteng untuk memuja Cheng Huang di dekatnya, sebagai lambang Yang ( pemerintahan yang nyata, kantor pemerintah ) dan Yin ( pemerintahan oleh roh, yang berwujud klenteng Cheng Huang ). Para pejabat yang bertugas di situ diwajibkan bersembahyang setiap Ce It dan Cap Go ( tgl 1 dan tgl 15 penanggalan Imlek ) di klenteng Cheng Huang tersebut, sebagai penghormatan kepada penguasa dari alam baka itu.
Rakyat banyak percaya bahwa orang yang telah meninggal dunia, arwahnya akan dibawa ke hadapan Seng Hong Ya untuk diperiksa, lalu diputuskan akan masuk surga atau ke neraka. Seng Hong Ya memiliki banyak anak buah, di antaranya adalah 文武判官 Wen Wu Pan Guan ( Bun Bu Pwan Kwan ) yaitu jaksa sipil dan militer, 牛頭馬面 Niu Tou Ma Mian ( Gu Thou Be Bin ) yaitu Si Kepala Sapi dan Si Muka Kuda, Qi Ye Ba Ye atau disebut juga 大爺二爺 Da Ye Er Yu, lalu ada lagi 24 pejabat yang disebut Er Shi Si Si ( Ji Cap Si Su ).
Seng Hong Ya adalah penguasa dari alam baka namun kekuasaannya juga termasuk di dunia fana. Beliau dipuja sebagai contoh pejabat tinggi yang jujur dan ideal. Bila ada dua belah pihak yang saling berselisih, mereka akan pergi ke Kelenteng Seng Hong Bio untuk saling bersumpah. Pada peringatan hari ulang tahunnya diadakan upacara Gotong Toa Pe Kong dengan thema Seng Hong Ya menginspeksi rakyatnya.
Ada beberapa kelenteng Cheng Huang yang bersambung langsung dengan Dong Yue Miao ( kelenteng tempat pemujaan Dong Yue Da Di, Dewata Penguasa Pegunungan Timur ).
Di samping Dong Yue Da Di, dipahatkan 10 Raja Akhirat dan 18 tingkat Neraka. Ini menggambarkan bahwa di akhirat pun ada urutan pemeriksaan. Setelah diperiksa secara teliti di tempat Cheng Huang, roh akan dibawa ke hadapan Dong Yue Da Di, dan diteruskan ke tempat Raja Neraka, Yan Luo Wang { Hok Kian = Giam Lo Ong } untuk dijebloskan ke Neraka.
Kepercayaan kepada Seng Hong Ya tersebar secara turun-temurun di kalangan rakyat. Orang-orang percaya bahwa para pahlawan yang telah gugur, orang-orang yang bajik atau telah berjasa bagi masyarakat, akan diangkat menjadi Seng Hong Ya. Oleh karena ini, di berbagai kota Seng Hong Ya yang dihormati tidak sama.
Misalnya di kota Hang Zhou, ibukota propinsi Zhe Jiang, tokoh yang dianggap Seng Hong Ya adalah Zhou Xin. Zhou Xin adalah gambaran seorang pejabat pengadilan yang jujur dan tegas dalam usahanya menegakkan keadilan, tidak bisa disuap dan tidak takut digertak, bahkan oleh orang yang amat berkuasa sekalipun. Di kota Gun Ming, ibukota propinsi Yun Nan, yang diangkat sebagai Seng Hong Ya adalah Yu Qian, seorang tokoh pada zaman Dinasti Ming yang pernah menjadi perdana menteri.
Suasana Kelenteng Cheng Huang biasanya berwibawa. Ada papan besar yang bertuliskan kata-kata : Anda juga akan kemari kalau harinya tiba. Ada pula yang dilengkapi dengan sempoa – abakus ( alat hitung ) besar, yang menyatakan bahwa para malaikat di sini adalah lurus, tidak bisa disuap. Apa yang anda perbuat selama kehidupan di dunia, akan diperhitungkan dengan teliti.
Kelenteng untuk pemujaan Cheng Huang Ye merupakan salah satu kelenteng yang paling besar dan tersebar luas di Tiongkok. Hampir di tiap kota besar atau kecil terdapat Cheng Huang Miao.
Di Tainan, Taiwan terdapat 3 buah Cheng Huang Miao. Kota-kota di Asia Tenggara juga banyak kelenteng yang memuja Cheng Huang Ye. Antara lain di Singapura, pemujaan terhadap Cheng Huang Ye terdapat di Kelenteng Hong San Si di Sultan Muhammad Road.
Demikianlah asal mula sembahyang kepada Seng Hong Ya sudah dimulai sejak lebih dari 4.300 tahun yang lalu.
Kepercayaan kepada Seng Hong Ya berasal dari pemujaan terhadap terhadap 水庸神 Shui Yong Shen ( Dewa Pengawas Saluran Air ), yaitu salah satu dari Ba Zha Shen ( Dewa Palawija yang terdiri dari 8 Dewata ).
Dalam kepercayaan di kalangan rakyat Tionghoa, Seng Hong Ya adalah satu-satunya Dewa yang memiliki perbedaan tingkatan ( kelas ).
Yang mengepalai seluruh negeri disebut 天下都城隍 Tian Xia Dou Cheng Huang. Yang mengurus sebuah propinsi disebut 都城隍 Dou Cheng Huang. Yang mengurus sebuah karesiden adalah 府城隍 Fu Cheng Huang.
城隍爺 Cheng Huang Ye {Hok Kian = Seng Hong Ya} adalah Dewa Pelindung Kota. Secara harfiah Cheng Huang berarti parit pelindung benteng kota ( 城 Cheng = tembok kota. 隍 Huang = parit yang kering di luar tembok kota ).
Upacara sembahyang untuk menghormati Ba Zha Shen dimulai oleh Kaisar 堯Yao [2357 SM – 2258 SM]. Shui Yong Shen sebagai salah satu dari Ba Zha Shen menduduki tempat penting di antara kedelapan dewa itu. Lama-kelamaan arti saluran air diperluas meliputi saluran atau parit pelindung benteng yang disebut Cheng Huang.
Pada zaman 三國 San Guo ( Hok Kian = Sam Kok ) ( 221 M – 265 M ) di negeri Wu ( Hok Kian = Gouw ), Cheng Huang mulai dihormati tersendiri, terlepas dari Ba Zha Shen. Pada tahun 239 M didirikan kelenteng 城隍廟 Cheng Huang Miao ( Seng Hong Bio ), yaitu Kelenteng Seng Hong Ya yang pertama.
Pada masa dinasti 唐 Tang ( 618 M – 907 M ) di tiap ibukota propinsi mulai banyak didirikan kelenteng untuk menghormati Seng Hong. Sejak itu Seng Hong secara resmi menjadi Dewa Pelindung Kota, dengan panggilan yang umum Cheng Huang Lao Ye ( Seng Hong Lo Ya ) atau Cheng Huang Ye ( Seng Hong Ya ).
Setelah 明太祖 Ming Tai Zu {Beng Thai Cou} – 朱元璋 Zhu Yuan Zhang Kaisar pertama Dinasti Ming berkuasa, dia lalu mengangkat Cheng Huang di ibukota Negara (waktu itu di Nan Jing) sebagai Tian Xia Dou Cheng Huang yang berarti Dewa Pelindung Ibukota Negara dengan gelar Ming Ling Wang. Lalu, semua Cheng Huang dari tiap ibukota propinsi diangkat sebagai Du Cheng Huang yang berarti Dewa Pelindung Ibukota.
Kemudian Cheng Huang dari tiap ibukota karesidenan dianugerahi gelar Wei Ling Gong. Sedangkan pada tingkat kabupaten dianugerahi gelar Ling Ying Hou dan pada tingkat kecamatan diberi gelar Xian You Bo. Oleh karena ini Cheng Huang Ye menjadi memiliki corak kedaerahan yang khas.
Pada masa Kaisar Ming Tai Zu ini, kelenteng-kelenteng untuk menghormati Seng Hong Ya di Tiongkok, bentuknya menyerupai kantor pejabat pemerintah dan tingkat kepangkatannya pun mengikuti urutan kepangkatan pejabat pemerintah.
Pada masa Dinasti 清 Qing ( 1644 - 1911 ) setiap kantor pemerintah baik sipil maupun militer, diharuskan membangun sebuah kelenteng untuk memuja Cheng Huang di dekatnya, sebagai lambang Yang ( pemerintahan yang nyata, kantor pemerintah ) dan Yin ( pemerintahan oleh roh, yang berwujud klenteng Cheng Huang ). Para pejabat yang bertugas di situ diwajibkan bersembahyang setiap Ce It dan Cap Go ( tgl 1 dan tgl 15 penanggalan Imlek ) di klenteng Cheng Huang tersebut, sebagai penghormatan kepada penguasa dari alam baka itu.
Rakyat banyak percaya bahwa orang yang telah meninggal dunia, arwahnya akan dibawa ke hadapan Seng Hong Ya untuk diperiksa, lalu diputuskan akan masuk surga atau ke neraka. Seng Hong Ya memiliki banyak anak buah, di antaranya adalah 文武判官 Wen Wu Pan Guan ( Bun Bu Pwan Kwan ) yaitu jaksa sipil dan militer, 牛頭馬面 Niu Tou Ma Mian ( Gu Thou Be Bin ) yaitu Si Kepala Sapi dan Si Muka Kuda, Qi Ye Ba Ye atau disebut juga 大爺二爺 Da Ye Er Yu, lalu ada lagi 24 pejabat yang disebut Er Shi Si Si ( Ji Cap Si Su ).
Seng Hong Ya adalah penguasa dari alam baka namun kekuasaannya juga termasuk di dunia fana. Beliau dipuja sebagai contoh pejabat tinggi yang jujur dan ideal. Bila ada dua belah pihak yang saling berselisih, mereka akan pergi ke Kelenteng Seng Hong Bio untuk saling bersumpah. Pada peringatan hari ulang tahunnya diadakan upacara Gotong Toa Pe Kong dengan thema Seng Hong Ya menginspeksi rakyatnya.
Ada beberapa kelenteng Cheng Huang yang bersambung langsung dengan Dong Yue Miao ( kelenteng tempat pemujaan Dong Yue Da Di, Dewata Penguasa Pegunungan Timur ).
Di samping Dong Yue Da Di, dipahatkan 10 Raja Akhirat dan 18 tingkat Neraka. Ini menggambarkan bahwa di akhirat pun ada urutan pemeriksaan. Setelah diperiksa secara teliti di tempat Cheng Huang, roh akan dibawa ke hadapan Dong Yue Da Di, dan diteruskan ke tempat Raja Neraka, Yan Luo Wang { Hok Kian = Giam Lo Ong } untuk dijebloskan ke Neraka.
Kepercayaan kepada Seng Hong Ya tersebar secara turun-temurun di kalangan rakyat. Orang-orang percaya bahwa para pahlawan yang telah gugur, orang-orang yang bajik atau telah berjasa bagi masyarakat, akan diangkat menjadi Seng Hong Ya. Oleh karena ini, di berbagai kota Seng Hong Ya yang dihormati tidak sama.
Misalnya di kota Hang Zhou, ibukota propinsi Zhe Jiang, tokoh yang dianggap Seng Hong Ya adalah Zhou Xin. Zhou Xin adalah gambaran seorang pejabat pengadilan yang jujur dan tegas dalam usahanya menegakkan keadilan, tidak bisa disuap dan tidak takut digertak, bahkan oleh orang yang amat berkuasa sekalipun. Di kota Gun Ming, ibukota propinsi Yun Nan, yang diangkat sebagai Seng Hong Ya adalah Yu Qian, seorang tokoh pada zaman Dinasti Ming yang pernah menjadi perdana menteri.
Suasana Kelenteng Cheng Huang biasanya berwibawa. Ada papan besar yang bertuliskan kata-kata : Anda juga akan kemari kalau harinya tiba. Ada pula yang dilengkapi dengan sempoa – abakus ( alat hitung ) besar, yang menyatakan bahwa para malaikat di sini adalah lurus, tidak bisa disuap. Apa yang anda perbuat selama kehidupan di dunia, akan diperhitungkan dengan teliti.
Kelenteng untuk pemujaan Cheng Huang Ye merupakan salah satu kelenteng yang paling besar dan tersebar luas di Tiongkok. Hampir di tiap kota besar atau kecil terdapat Cheng Huang Miao.
Di Tainan, Taiwan terdapat 3 buah Cheng Huang Miao. Kota-kota di Asia Tenggara juga banyak kelenteng yang memuja Cheng Huang Ye. Antara lain di Singapura, pemujaan terhadap Cheng Huang Ye terdapat di Kelenteng Hong San Si di Sultan Muhammad Road.
Demikianlah asal mula sembahyang kepada Seng Hong Ya sudah dimulai sejak lebih dari 4.300 tahun yang lalu.
Tidak ada komentar:
Write komentar