Bian Ho adalah orang yang berasal dari negara Chu, dia menemukan sebuah
batu giok besar di pegunungan negara Chu, lalu dia mempersembahkan batu
giok ini kepada raja Chu Liwang.
Setelah diperiksa oleh ahli batu dinyatakan bahwa batu itu adalah batu
biasa, Chu Liwang merasa Bian Ho telah menipunya, lalu dia memotong kaki
kanan Bian Ho.
Raja Chu Liwang kemudian wafat, setelah itu raja Wu naik tahta, Bian Ho
sekali lagi mempersembahkan batu giok ini kepada raja Wu, batu giok
tersebut juga dinyatakan sebagai batu biasa, Bian Ho sekali lagi
dipotong kaki kirinya oleh raja Wu.
Ketika Raja Wen naik tahta, Bian Ho membawa batu giok tersebut ke atas
gunung sambil memeluk batu tersebut. Dia menangis 3 hari 3 malam, sampai
mengeluarkan air mata darah. Setelah mengetahui hal tersebut, Raja Wen
memerintahkan ahli batu giok membelah batu tersebut, ternyata didalam
batu tersebut terdapat batu permata yang sangat berharga. Raja Wen
menyuruh ahli batu mengosok batu tersebut sehingga menjadi batu giok
yang cantik, lalu diberi nama “Batu Giok Ho”.
Akhirnya batu giok Ho ini jatuh ke tangan Raja Zhouhui Wen, Raja Qin
Zhouxiang setelah mengetahui hal tersebut, mengirim utusan menyampaikan
surat kepada Raja Zhouhui Wen, menyatakan maksudnya ingin menukarkan 15
kota dengan batu giok Ho. Karena 15 kota tersebut saling berhubungan,
akhirnya ke 15 kota tersebut diberi nama “tak ternilai”. Maksud dari nama
kota tersebut adalah untuk menggambarkan kota tersebut ditukar dari
barang yang sangat berharga. (hi)
Tidak ada komentar:
Write komentar