Dunia
kita ini sesungguhnya tidak serumit itu, hanya saja kita sendiri yang
selalu menjadikannya sangat rumit. Mungkin lawan anda sama sekali tidak
ada niat tidak baik terhadap anda, hanya saja anda sendirilah yang telah
menganggapnya seperti itu.
Keadaan kita ini, sesungguhnya tidak ada sesuatu apa pun yang pantas untuk dikhawatirkan, kita sendirilah yang selalu menghantui diri kita sendiri.
Keadaan kita ini, sesungguhnya tidak ada sesuatu apa pun yang pantas untuk dikhawatirkan, kita sendirilah yang selalu menghantui diri kita sendiri.
Ada
seorang pemuda, yang putus asa karena terpukul oleh kegagalan yang
dialaminya, datang untuk menemui saya. Dengan penuh kekalutan dia
menceritakan kepada saya, bahwa dia merasa telah bosan dan letih dengan
kehidupan ini, dia ingin segera mengakhiri hidupnya.
Saya
tidak terkejut mendengar penuturan itu, juga tidak menyalahkan dirinya,
justru sebaliknya dengan perasaan tenang saya balik bertanya kepada
pemuda ini, apakah tidak ada pilihan lain lagi. Dia menjawab, tidak ada,
semua teman dan keluarga saya menganggap remeh diri saya, pandangan
orang-orang di sekitar saya memancarkan sorot mata menghina, bahkan saya
merasa pohon-pohon di sepanjang jalan pun memandang saya dengan dingin.
Pemuda
itu duduk di dalam ruang kerja saya. Saat ini di dunia ini serasa hanya
ada kami berdua saja. Pohon willow putih yang rindang di luar jendela
mengeluarkan suara-suara gesekan dedaunan akibat hembusan angin. Dengan
rona tanpa ekspresi saya melemparkan pandangan keluar jendela.
Mengiringi
pandangan mata saya, pemuda itu pun melihat pemandangan di luar itu.
Lama setelah itu, saya bertanya lagi padanya, anda merasa hutan di luar
itu sangat menyeramkan? Atau anda merasa suara dedaunan di luar sana
penuh dengan aura kebencian? Dengan sangat bimbang dia memandang saya,
tidak mengerti dengan apa yang saya maksud.
Selanjutnya
saya berikan satu karangan prosa yang tadi baru saja saya selesaikan
agar dibacanya. Karangan prosa ini menuliskan tentang pemandangan hutan
dari jendela ruang kerja saya ini. Saya bertanya padanya, apakah anda
sama sekali tidak sependapat? Sepertinya ada sesuatu yang mulai dia
pahami. Ia berkata, sebidang hutan yang sama, mengapa justru menjadi
sedemikian indahnya di bawah goresan pena anda, sementara saya justru
merasa mereka tidak ada bedanya dengan hutan-hutan lain?
Saya
berkata, inilah makna dunia ini yang sesungguhnya. Yang anda lihat hari
ini disini adalah sebait kisah yang saya tulis dari hutan ini, saya
sarankan agar besok bertamulah anda ke pelukis yang menetap di rumah
sebelah, di tempatnya anda akan dapat melihat hutan ini menjadi sebuah
lukisan yang sangat indah. Pemuda itu sepertinya telah menyadari
sesuatu, ekspresi wajahnya yang suram ketika datang tadi kini telah
berubah menjadi santai dan ceria.
Ketika itu, ada suara-suara sapuan dari lantai satu. Saya tahu itu adalah suara cleaning service yang
sedang menyapu jalanan di bawah. Saya katakan padanya, tukang sapu itu
setiap hari membersihkan hutan di bawah sana, tahukah anda bagaimana
cara pandangnya terhadap hutan ini?
Yang dia
lihat adalah setiap hari berapa helai daun yang rontok dari pohon ini,
pohon mana yang akan segera mati, dimana perlu ditanam lagi sebatang
pohon. Pemuda itu mendadak sadar. Ia berkata, saya sudah mengerti, hutan
ini takkan pernah berubah, hutan ini akan selalu sama saja terhadap
orang lain, semuanya tergantung pada pandangan orang terhadap hutan ini
sendiri.
Jiwa
pemuda itu pun sepenuhnya telah santai. Saya beritahu dia, kenyataannya,
teman dan keluarga anda masih tetap teman dan keluarga anda, mereka
bahkan masih belum mengetahui kejadian yang telah anda alami, semua itu
adalah anggapan anda sendiri bahwa mereka akan berpandangan seperti itu.
Pohon di sepanjang jalan di hutan ini lebih tidak bersalah lagi, mereka
tetap seperti dulu sejak tumbuh besar disini. Dan udara disini, apakah
masih anda rasa menyesakkan dada?
Pemuda itu pergi setelah melepaskan beban berat itu, saya percaya dia telah menemukan kembali kemudi perahu kehidupannya. (Lu Xian Sheng)
sangat mencerahkan...
BalasHapus