|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 15 Juni 2012

Belenggu Nafsu Manusia

 

Nafsu atau keinginan itu seperti sebuah rantai, saling bertautan, selamanya tidak dapat mencukupi. 

Namun yang benar-benar menyedihkan adalah : Manusia yang tidak menemukan dalihnya sama sekali tidak cemas pada nafsu sendiri. Ini sebenarnya kisah yang persis terjadi pada kita setiap orang.

Ada seorang Taois yang menempa diri menahan nafsu, beliau bersiap-siap untuk meninggalkan desa tempat tinggalnya, pergi ke gunung yang tidak berpenghuni untuk mengasingkan diri berkultivasi. 

Dia hanya membawa sepotong kain sebagai pakaian, lalu sendirian pergi ke gunung dan menetap di sana. Kemudian terlintas dalam benaknya saat ia ingin mencuci pakaiannya, dia perlu sepotong kain lain sebagai pengganti. Lalu dia turun gunung menuju sebuah desa dan minta sedekah sepotong kain sebagai pakaian pengganti kepada orang-orang desa. Semua orang desa mengetahui dia adalah seorang Taois yang jujur dan taat, lalu tanpa ragu-ragu mereka memberikannya sepotong kain.

Ketika Taois ini kembali ke gunung, dia menyadari bahwa di dalam pondok yang ditempatinya ada seekor tikus. Sering kali saat dia sedang meditasi, tikus itu datang menggerogoti pakaiannya yang disiapkan sebagai pengganti itu. Sejak dulu dia telah bersumpah seumur hidup akan menaati disiplin, pantang membunuh makhluk hidup, oleh karenanya dia tidak mau melukai tikus itu. Namun dia tidak mempunyai cara lain untuk mengusir sang tikus, maka dia kembali ke desa untuk meminta seekor kucing pada warga desa untuk dipelihara. 

Setelah mendapatkan kucing, dia lalu teringat : Harus makan apa kucing itu? "Aku sama sekali tidak menginginkan kucing memakan tikus, namun tidak mungkin sama sepertiku hanya makan buah dan tumbuhan liar kan!" Lantas dia kembali meminta seekor sapi perah pada warga desa, dengan demikian kucing itu dapat menyandarkan hidupnya pada air susu sapi itu.

Akan tetapi, setelah beberapa waktu tinggal di gunung, dia menyadari bahwa setiap hari harus membuang banyak waktu untuk merawat dan memberi makan rumput pada sapi betina itu, dia lalu kembali lagi ke desa dan menemukan seorang gelandangan miskin. Kemudian dia membawa gelandangan yang tidak mempunyai tempat tinggal ini ke gunung dan memberinya tugas untuk merawat sapi perah.

Setelah gelandangan ini tinggal beberapa waktu di gunung, dia berkeluh kesah pada Taois : "Saya dan Anda tidak sama, saya membutuhkan seorang istri, saya ingin kehidupan keluarga yang normal." Taois merenungi ada benarnya juga apa yang dikatakannya. Dia tidak boleh memaksa orang lain harus sama seperti dirinya, yang melewati hidup menempa diri untuk menahan nafsu.

Demikianlah kisah ini terus berkembang dan Anda mungkin telah mengetahuinya. Yang mana pada akhirnya, mungkin setelah setengah tahun kemudian, segenap warga desa semuanya telah pindah ke gunung. 

Tidak ada komentar:
Write komentar