Qu Yuan ( 屈原 ) sekitar 340 SM - 278 SM adalah
seorang diplomat dan penasihat raja di negara Chu (sekarang adalah
China bagian Tengah dan Selatan) selama periode perang antar
kerajaan.
Dia dikenal karena kebijaksanaan, keberanian, kepandain berbicara, dan bakat sastra. Terutama sikap Qu Yuan yang sangat patriotik dan terus-menerus memikirkan tentang kesejahteraan negaranya.
Dia dikenal karena kebijaksanaan, keberanian, kepandain berbicara, dan bakat sastra. Terutama sikap Qu Yuan yang sangat patriotik dan terus-menerus memikirkan tentang kesejahteraan negaranya.
Jin Shang, seorang pejabat di negara Chu sangat cemburu pada bakat Qu Yuan
dan sering menyebarkan kebohongan tentang Qu Yuan kepada Raja : "Yang Mulia,
Qu Yuan sangat sombong. Karena dia sering membahas urusan negara dengan
Anda, dia berpikir dirinya sangat diperlukan. Dia mengatakan kepada
menteri lain bahwa tanpa dirinya, kerajaan akan runtuh. Dia hampir tidak
punya rasa hormat terhadap Anda Yang Mulia! "
Raja tidak tahu siapa yang harus dia percaya dan dengan amarah Raja mengirim Qu Yuan hidup di pengasingan.
Selama Periode Perang antar Kerajaan, Kerajaan Chu dan Qin adalah saingan terkuat dari tujuh kerajaan di Tiongkok saat itu.
Raja Qin selalu ingin menaklukkan kerajaan Chu, sehingga dia membuat sebuah rencana, menawarkan wanita cantik kepada Raja Chu sebagai selir. Kedua raja sepakat untuk bertemu di Gerbang Wu (di perbatasan selatan kerajaan Qin, yang saat ini adalah Provinsi Shaanxi).
Meskipun berada di pengasingan, Qu Yuan masih terus memikirkan urusan negara. Ketika ia mendengar tentang pertemuan itu, ia bergegas kembali ke ibukota dan mendesak raja untuk tidak pergi: "Yang Mulia, saya mohon Anda untuk tidak pergi! Raja Qin sangat licik seperti ular berbisa. Saya yakin ini adalah perangkap yang telah dipersiapkan!" Tapi Raja Chu mengabaikan permohonan Qu Yuan.
Raja tidak tahu siapa yang harus dia percaya dan dengan amarah Raja mengirim Qu Yuan hidup di pengasingan.
Selama Periode Perang antar Kerajaan, Kerajaan Chu dan Qin adalah saingan terkuat dari tujuh kerajaan di Tiongkok saat itu.
Raja Qin selalu ingin menaklukkan kerajaan Chu, sehingga dia membuat sebuah rencana, menawarkan wanita cantik kepada Raja Chu sebagai selir. Kedua raja sepakat untuk bertemu di Gerbang Wu (di perbatasan selatan kerajaan Qin, yang saat ini adalah Provinsi Shaanxi).
Meskipun berada di pengasingan, Qu Yuan masih terus memikirkan urusan negara. Ketika ia mendengar tentang pertemuan itu, ia bergegas kembali ke ibukota dan mendesak raja untuk tidak pergi: "Yang Mulia, saya mohon Anda untuk tidak pergi! Raja Qin sangat licik seperti ular berbisa. Saya yakin ini adalah perangkap yang telah dipersiapkan!" Tapi Raja Chu mengabaikan permohonan Qu Yuan.
Seperti sudah ditakdirkan, Raja Chu dibunuh oleh raja Qin. Ketika Qu
Yuan mendengar kabar itu, ia membenamkan wajahnya dan menangis, "Yang
Mulia, mengapa kau tidak mengindahkan kata-kata saya?"
Seorang raja baru kemudian dinobatkan di kerajaan Chu. Tetapi sekali
lagi, Jin Shang mulai menyebarkan kebohongan tentang Qu Yuan. Dan Qu
Yuan kembali dibuang dalam pengasingan.
Selama di pengasingan, Qu Yuan menulis banyak puisi untuk menggambarkan kesedihannya dalam puisi patriotik. Meskipun demikian, kesedihannya itu membuat badanya semakin kurus dengan berlalunya hari.
Suatu hari, seorang nelayan tua yang sedang santai mendayung perahu kecil di Sungai Miluo melihat Qu Yuan berdiri di tepi sungai. Ia berhenti mendayung dan bertanya kepada Qu Yuan ingin tahu : "Bukankah Anda menteri dari kerajaan Chu? Mengapa Anda berada di sini dan hanya seorang diri? "
Qu Yuan memandang nelayan itu dengan sedih dan mendesah : "Anda tidak mengerti. Saya memiliki sebuah rumah namun saya tidak bisa kembali ke rumah itu. Saya sepenuh hati ingin melayani negara saya, tetapi gagal mendapatkan kepercayaan Raja. Saya telah dibuang di sini."
Nelayan itu menepuk bahu Qu Yuan dan berkata : "Mengapa begitu serius? Lihatlah, ada banyak menteri yang bahagia seperti orang kebanyakan yang bahagia, tidak peduli betapa kacaunya negara ini. Mengapa Anda tidak belajar dari mereka? Mengapa Anda terlalu khawatir? "
Qu Yuan menjawab: "Sebagai menteri, saya harus memenuhi tugas saya. Bagaimana mungkin saya hanya peduli pada kesenangan diri sendiri dan menyia-nyiakan hidup saya dalam kemerosotan? Saya seharusnya melompat ke dalam sungai untuk memberi makan ikan."
"Mungkin Anda harus melakukan apa yang saya lakukan," kata nelayan, "menarik diri menuju ke alam, mengayuh perahu saya, menangkap ikan, bersenang dengan pemandangan alam yang megah, bersenandung beberapa lagu yang bagus ... dan tidak khawatir tentang apa pun. Bukankah ini bagus? Mengapa Anda membuat diri Anda begitu sedih? "
Selama di pengasingan, Qu Yuan menulis banyak puisi untuk menggambarkan kesedihannya dalam puisi patriotik. Meskipun demikian, kesedihannya itu membuat badanya semakin kurus dengan berlalunya hari.
Suatu hari, seorang nelayan tua yang sedang santai mendayung perahu kecil di Sungai Miluo melihat Qu Yuan berdiri di tepi sungai. Ia berhenti mendayung dan bertanya kepada Qu Yuan ingin tahu : "Bukankah Anda menteri dari kerajaan Chu? Mengapa Anda berada di sini dan hanya seorang diri? "
Qu Yuan memandang nelayan itu dengan sedih dan mendesah : "Anda tidak mengerti. Saya memiliki sebuah rumah namun saya tidak bisa kembali ke rumah itu. Saya sepenuh hati ingin melayani negara saya, tetapi gagal mendapatkan kepercayaan Raja. Saya telah dibuang di sini."
Nelayan itu menepuk bahu Qu Yuan dan berkata : "Mengapa begitu serius? Lihatlah, ada banyak menteri yang bahagia seperti orang kebanyakan yang bahagia, tidak peduli betapa kacaunya negara ini. Mengapa Anda tidak belajar dari mereka? Mengapa Anda terlalu khawatir? "
Qu Yuan menjawab: "Sebagai menteri, saya harus memenuhi tugas saya. Bagaimana mungkin saya hanya peduli pada kesenangan diri sendiri dan menyia-nyiakan hidup saya dalam kemerosotan? Saya seharusnya melompat ke dalam sungai untuk memberi makan ikan."
"Mungkin Anda harus melakukan apa yang saya lakukan," kata nelayan, "menarik diri menuju ke alam, mengayuh perahu saya, menangkap ikan, bersenang dengan pemandangan alam yang megah, bersenandung beberapa lagu yang bagus ... dan tidak khawatir tentang apa pun. Bukankah ini bagus? Mengapa Anda membuat diri Anda begitu sedih? "
Qu Yuan berkata sambil tersenyum pahit : "Tuan, Anda memang sangat
diberkati. Tapi bagi saya, ketika saya melihat rakyat menderita dan
bangsa dalam kesulitan, saya menjadi sangat tidak tenang. Bagaimana
mungkin saya memanjakan diri dalam kegiatan seperti itu? "
Nelayan itu melihat bahwa ia tidak bisa meyakinkan Qu Yuan, jadi dia
menggelengkan kepala, melambaikan tangan, dan mendayung pergi.
Sebuah aliran udara dingin tiba-tiba menyembur keluar dari langit biru, dan seekor angsa terbang bergegas di langit suram. Qu Yuan melihat bahwa dia tidak bisa melayani negaranya atau menemukan orang-orang seperti dalam pikirannya. Dia merasa sedih. Apa gunanya, ia bertanya.
Setelah itu, ia mengambil sebuah batu besar dan melompat ke Sungai Miluo sehingga membuat sungai menjadi beriak. Lapisan demi lapisan riak air sungai tampaknya tidak pernah berakhir memercik hingga ke seberang sungai ... secara bertahap berubah menjadi riak tak berujung. Akhirnya air sungai kembali tenang, namun Qu Yuan tidak. Hari itu adalah tanggal 5 bulan 5 kalender lunar.
Penduduk desa setempat mendengar tentang tragedi tersebut dan mendayung perahu mereka untuk mencoba menyelamatkan Qu Yuan, tapi mereka terlambat. Dengan memukul drum dan gong mereka mencoba mencegah ikan dan udang di sungai menggigit tubuh Qu Yuan. Mereka juga membuat beras dalam wadah bambu untuk memikat ikan menjauh dari tubuh Qu Yuan.
Sejak itu, orang-orang di seluruh Asia telah merayakan Duan Wu Festival pada hari ke-5, bulan ke-5 kalender lunar dalam rangka mengenang Qu Yuan dan semangat patrioticnya.
Festival ini saat ini telah berkembang menjadi Festival Perahu Naga China dengan lomba perahu, musik drum, dan makan kue beras ketan yang dibungkus daun bambu yang disebut zongzi / Bak Cang ( 屈原 ).
Sebuah aliran udara dingin tiba-tiba menyembur keluar dari langit biru, dan seekor angsa terbang bergegas di langit suram. Qu Yuan melihat bahwa dia tidak bisa melayani negaranya atau menemukan orang-orang seperti dalam pikirannya. Dia merasa sedih. Apa gunanya, ia bertanya.
Setelah itu, ia mengambil sebuah batu besar dan melompat ke Sungai Miluo sehingga membuat sungai menjadi beriak. Lapisan demi lapisan riak air sungai tampaknya tidak pernah berakhir memercik hingga ke seberang sungai ... secara bertahap berubah menjadi riak tak berujung. Akhirnya air sungai kembali tenang, namun Qu Yuan tidak. Hari itu adalah tanggal 5 bulan 5 kalender lunar.
Penduduk desa setempat mendengar tentang tragedi tersebut dan mendayung perahu mereka untuk mencoba menyelamatkan Qu Yuan, tapi mereka terlambat. Dengan memukul drum dan gong mereka mencoba mencegah ikan dan udang di sungai menggigit tubuh Qu Yuan. Mereka juga membuat beras dalam wadah bambu untuk memikat ikan menjauh dari tubuh Qu Yuan.
Sejak itu, orang-orang di seluruh Asia telah merayakan Duan Wu Festival pada hari ke-5, bulan ke-5 kalender lunar dalam rangka mengenang Qu Yuan dan semangat patrioticnya.
Festival ini saat ini telah berkembang menjadi Festival Perahu Naga China dengan lomba perahu, musik drum, dan makan kue beras ketan yang dibungkus daun bambu yang disebut zongzi / Bak Cang ( 屈原 ).
Tidak ada komentar:
Write komentar