Seorang bijak dari zaman kuno mengaku bahwa : “Prinsip Yin dan Yang
adalah prinsip mendasar dari alam semesta. Ini adalah hukum penciptaan.
Dia membawa transformasi nenek moyang.
Ini adalah akar dan sumber kehidupan dan kematian yang ditemukan dalam kuil para dewa. Untuk mengobati dan menyembuhkan penyakit, kita harus kembali ke hal yang mendasar.”
Menurut pepatah Tiongkok kuno, “Kemarahan dan kekuatan yang sangat intens berbahaya bagi "Yin’", sementara kesenangan mendadak dan berlebihan dapat merusak "Yang".
De dan karma juga dua substansi yang merupakan bagian dari tubuh, namun eksis di dimensi lain. Ketika seseorang melakukan perbuatan baik, akan mendapatkan De. Ketika seseorang melakukan perbuatan buruk, akan mendapatkan karma. De dan karma seseorang akan selalu mengikuti jiwa utama seseorang.
Baik dalam praktek medis Tiongkok modern maupun tradisional, penekanan terutama ditujukan pada pencegahan kebiasaan yang tidak sehat. Misalnya, banyak yang memercayai jika seseorang yang menderita penyakit jantung koroner tidak diperbolehkan terlalu bersemangat, dan mereka yang memiliki masalah liver atau hati tidak diperkenankan terlalu marah.
Ini adalah akar dan sumber kehidupan dan kematian yang ditemukan dalam kuil para dewa. Untuk mengobati dan menyembuhkan penyakit, kita harus kembali ke hal yang mendasar.”
Seiring
dengan perkembangan masyarakat, kenyamanan materi telah menjadi bagian
penting dalam gaya hidup modern. Pentingnya kekayaan materi telah tumbuh
secara eksponensial. Standar moral telah jatuh ke titik terendah selama
sejarah manusia.
Akan tetapi, dewasa ini orang-orang terlibat dalam situasi yang merugikan satu sama lain dan melakukan banyak tindakan yang menimbulkan karma. Dalam aliran Buddha, semua tindakan akan menghasilkan karma baik (atau De dalam bahasa Tionghoa) atau karma buruk (sering disebut dengan karma). Keuntungan dan kemalangan dalam hidup, seperti kekayaan atau sakit, berasal dari De dan karma seseorang yang telah terakumulasi.
Orang-orang tanpa berpikir telah merugikan orang lain dan dengan demikian dia akan mendapatkan karma. Mereka tidak tahu bahwa karma adalah akar dari semua penyakit, penderitaan, dan kesengsaraan.
Dalam masyarakat kuno, daya saing dan sikap mempromosikan diri hampir tidak ada. Maka tercipta lingkungan yang tanpa stres. Orang dahulu tidak menunjukkan perilaku yang gelisah, cemas, atau khawatir, juga tidak memiliki perasaan marah. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa orang kuno tidak dirugikan oleh pikiran atau perilaku mereka sendiri.
Sehingga kehidupan manusia modern telah menyimpang dari Yin dan Yang dan menonstabilkan Lima Elemen. Keegoisan besar, orang tidak akan berhenti tanpa ada imbalan, jatuh ke tingkat rendah, dan melakukan segala macam kejahatan. Perilaku semacam itu akan menyebabkan penyakit yang sulit atau tidak mungkin diobati.
Kelima “gejala” ini adalah reaksi masing-masing organ terhadap berbagai emosi yang kita alami. Reaksi emosional yang sedang berlangsung akan menghasilkan energi vital dan aliran darah yang berbahaya dan akan memiliki dampak konsekuensi yang serius bagi tubuh.
Ilmu
pengetahuan modern tidak dapat mendeteksi dimensi lain dan tidak dapat
mengonfirmasi keberadaan manusia yang telah mendapatkan pencerahan. Umat
manusia modern, dibawah pengaruh ilmu pengetahuan modern, akan
melakukan segalanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan hanya
sedikit sekali melakukan pertimbangan akan konsekuensinya.
Perilaku manusia telah jauh menyimpang dari Yin dan Yang dan
secara tidak langsung akan menggoyahkan Lima Elemen. Manusia masih
memiliki keinginan untuk kembali ke aslinya, diri yang sejati. Singkat
kata, inilah saatnya bagi orang-orang untuk kembali ke sifat sejati
mereka dan selaras dengan lingkungan.
Namun
demikian, jika masyarakat terus menerus mengabaikan sifat asli mereka,
kelangsungan hidup manusia akan menghadapi risiko besar. Jalan untuk
kembali ke sifat sejati seseorang akan menjadi semakin sempit.
Kehidupan
masyarakat telah menyimpang semakin jauh dari sifat bawaan mereka.
Singkat kata, orang-orang telah semakin menyimpang dari Tao dan Fa ( hukum alam semesta ).Di sisi
lain, orang kuno sangat mementingkan etika dan moral, serta
mempertahankan sikap pengendalian diri. Perilaku mereka diatur oleh apa
yang mereka pahami sebagai kehendak Langit. Mereka nyaman dengan diri
mereka sendiri. Mereka tidak materialistis, tidak meminta apa yang tidak
mungkin, dan tidak khawatir tentang ketidakadilan. Karena itu mereka
tidak memendam kebencian.Akan tetapi, dewasa ini orang-orang terlibat dalam situasi yang merugikan satu sama lain dan melakukan banyak tindakan yang menimbulkan karma. Dalam aliran Buddha, semua tindakan akan menghasilkan karma baik (atau De dalam bahasa Tionghoa) atau karma buruk (sering disebut dengan karma). Keuntungan dan kemalangan dalam hidup, seperti kekayaan atau sakit, berasal dari De dan karma seseorang yang telah terakumulasi.
Orang-orang tanpa berpikir telah merugikan orang lain dan dengan demikian dia akan mendapatkan karma. Mereka tidak tahu bahwa karma adalah akar dari semua penyakit, penderitaan, dan kesengsaraan.
Dalam masyarakat kuno, daya saing dan sikap mempromosikan diri hampir tidak ada. Maka tercipta lingkungan yang tanpa stres. Orang dahulu tidak menunjukkan perilaku yang gelisah, cemas, atau khawatir, juga tidak memiliki perasaan marah. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa orang kuno tidak dirugikan oleh pikiran atau perilaku mereka sendiri.
Sehingga kehidupan manusia modern telah menyimpang dari Yin dan Yang dan menonstabilkan Lima Elemen. Keegoisan besar, orang tidak akan berhenti tanpa ada imbalan, jatuh ke tingkat rendah, dan melakukan segala macam kejahatan. Perilaku semacam itu akan menyebabkan penyakit yang sulit atau tidak mungkin diobati.
Kelima “gejala” ini adalah reaksi masing-masing organ terhadap berbagai emosi yang kita alami. Reaksi emosional yang sedang berlangsung akan menghasilkan energi vital dan aliran darah yang berbahaya dan akan memiliki dampak konsekuensi yang serius bagi tubuh.
Menurut pepatah Tiongkok kuno, “Kemarahan dan kekuatan yang sangat intens berbahaya bagi "Yin’", sementara kesenangan mendadak dan berlebihan dapat merusak "Yang".
De dan karma juga dua substansi yang merupakan bagian dari tubuh, namun eksis di dimensi lain. Ketika seseorang melakukan perbuatan baik, akan mendapatkan De. Ketika seseorang melakukan perbuatan buruk, akan mendapatkan karma. De dan karma seseorang akan selalu mengikuti jiwa utama seseorang.
Baik dalam praktek medis Tiongkok modern maupun tradisional, penekanan terutama ditujukan pada pencegahan kebiasaan yang tidak sehat. Misalnya, banyak yang memercayai jika seseorang yang menderita penyakit jantung koroner tidak diperbolehkan terlalu bersemangat, dan mereka yang memiliki masalah liver atau hati tidak diperkenankan terlalu marah.
Ilmu
kedokteran modern juga telah menemukan bahwa perubahan karakter dan
pikiran seseorang yang konstan akan menyebabkan respon yang berbeda dari
sistem endokrin tubuh, yang dapat mengakibatkan efek samping merugikan
bagi tubuh.
Tidak
seperti nenek moyang kita, masyarakat modern saat ini sangat kompetitif,
iri hati, tegang, dan tertekan. Kita bisa menjadi seseorang yang sangat
ambisius, hanya memiliki kontrol diri yang kecil dan menunjukkan
keinginan kuat untuk mengekspresikan diri.
Jika
diri kita memendam rasa penuh kebencian, kita akan menemukan diri kita
terus menerus mencari cara agar keluar sebagai pemenang dalam kehidupan
ini, merugikan orang di sekitar kita dan, dalam jangka panjang, akan
merugikan masyarakat.
Lebih
jauh lagi, masyarakat modern terlalu mengkhawatirkan keuntungan dan
kerugian pribadi, yang akan memiliki efek negatif pada jiwa mereka.
Perasaan yang tidak sehat tersebut menyebabkan gangguan pada sistem
endokrin dan tanpa kecuali akan menimbulkan penyakit.
Pada
kenyataannya, mata telanjang tidak dapat melihat seluruh alam semesta.
Ada banyak dimensi yang tidak terlihat oleh manusia. Saluran energi
utama dan sekunder, serta titik-titik akupunktur yang dikenal dalam
pengobatan tradisional Tiongkok, tidak eksis dalam tubuh di dimensi ini.
Oleh karena itu, perangkat modern tidak dapat menemukannya. Namun
mereka jelas eksis.
Manusia
sangat keras kepala dan dibatasi dalam bingkai persepsi mereka sendiri.
Mereka tidak berdaya mengatasi kesalahan-kesalahan yang telah terbentuk
dalam pikiran mereka dan tidak mampu melepaskan prasangka mereka. Mereka
tidak mau memperbaiki moralitas mereka, meskipun sakit.
Pada
zaman kuno, orang bijak mengajarkan bahwa pengaruh berbahaya dan angin
jahat harus dihindari, terutama pada waktu-waktu tertentu. Orang kuno
tidak gentar, sehingga kekuatan vital alam selalu mengelilingi mereka,
dan jiwa fundamental terpelihara didalamnya. Mereka tidak menderita
penyakit seperti orang-orang masa kini.
Angin adalah penyebab dari semua penyakit. Ketika seseorang tenang, dagingnya akan terasa ketat dan tidak dapat dilukai oleh angin kencang dan penyakit, menurut pengobatan tradisional Tiongkok.
Angin adalah penyebab dari semua penyakit. Ketika seseorang tenang, dagingnya akan terasa ketat dan tidak dapat dilukai oleh angin kencang dan penyakit, menurut pengobatan tradisional Tiongkok.
Dalam
pandangan medis modern, “angin” berarti semua mikroorganisme patogen dan
gejala penyakit yang berkembang cepat, berubah dengan cepat, dan rentan
terhadap kejang (sebelumnya disebut sebagai pengetatan daging).
Ketika seseorang bersikap diam dan
tenang, secara alami dia tidak akan melakukan perbuatan buruk, tidak
akan takut mengumpulkan karma, dan tidak akan terpengaruh oleh
pengaruh-pengaruh berbahaya dan jahat. Oleh karena itu, tidak melakukan
perbuatan buruk dianggap lebih penting daripada hanya mengamati
kebiasaan hidup sehat.
Mereka
melakukan pengendalian dengan kemauan yang kuat dan memiliki sedikit
keinginan. Mereka dalam kondisi damai dan tidak memiliki ketakutan.
Mereka bekerja keras tetapi tidak menjadi lelah. Jiwa mereka dalam
kondisi nyaman. Mereka hidup harmoni dengan lingkungan mereka dan
mengikuti hukum Tuhan. Mereka puas, dan aspirasi telah terpenuhi.
Makanan mereka menimbulkan selera, dan pakaian mereka sangat cocok.
Mereka
bahagia dengan hidup mereka. Mereka puas dengan kehidupan mereka, entah
dalam posisi di bawah maupun di atas. Dapat dikatakan mereka memiliki
hati yang murni. Kemurnian mereka seolah tanpa bisa digoda. Baik
kekayaan maupun keburukan dapat memikat hati mereka.
Mereka tanpa rasa takut. Mereka selaras dengan Tao.
Mereka berumur panjang, kadang-kadang lebih lama dari 100 tahun, selalu
aktif, dan tidak menjadi lemah. Yang mereka utamakan adalah kebajikan.
Seseorang yang dapat mengikuti Tao dan Fa harus mematuhi hukum alam, menjalani kehidupan yang bersih,
bermoral, dan mengolah diri sendiri. Misalnya, tidak peduli seberapa
miskin atau seberapa kayanya suatu keluarga, tidak peduli seberapa
banyak mainan yang dimiliki seorang anak, atau seberapapun modernnya
mainan anak, seorang anak usia 6 atau 7 tahun lebih suka bermain dengan
tanah, pasir, atau hal-hal sederhana yang mereka temukan di lingkungan
mereka.
Kita dapat menemukan pernyataaan di atas dalam buku-buku kuno. Sun Simiao menegaskan dalam bukunya Resep Berharga untuk Kondisi Darurat, bahwa alasan mengapa seorang dokter dibutuhkan adalah karena orang-orang jatuh sakit akibat dari perilaku dan pikiran mereka yang tersesat
Kita dapat menemukan pernyataaan di atas dalam buku-buku kuno. Sun Simiao menegaskan dalam bukunya Resep Berharga untuk Kondisi Darurat, bahwa alasan mengapa seorang dokter dibutuhkan adalah karena orang-orang jatuh sakit akibat dari perilaku dan pikiran mereka yang tersesat
Tidak ada komentar:
Write komentar