|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 12 Agustus 2012

Jangan Memaksa Jika Tidak Ada Dalam Nasib

 

Pribahasa Tiongkok kuno mengatakan Jika ada dalam nasib pasti ada, jika tidak ada jangan memaksa.” Manusia acapkali terikat akan segala nafsu keinginan yang sulit terpuaskan serta mengejar dengan berbagai cara, oleh karena itu muncul kerisauan dan kesengsaraan dan penderitaan yang tiada habisnya. 

Jika kita bisa menyadari dengan mendalam makna perkataan diatas, maka segala sesuatunya berada dalam nasib, kekayaan dan kemuliaan serta kebahagiaan.
 
Semuanya itu lahir dari De (moral kebajikan), dengan kehilangan De maka semua kekayaan dan kemuliaan serta kebahagiaan akan sirna. 

Jika manusia mengerti prinsip tersebut, dia pasti tidak akan demi keuntungan di dunia fana ini dengan bodoh melukai orang lain dengan melakukan segala cara demi untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan untuk mendapatkan keuntungan itu dia harus menukarkan dengan De dirinya sendiri yang sangat berharga itu.

Nilai keagungan dari sebuah kehidupan seharusnya terletak pada proses usaha kerasnya, dan bukan terletak pada hasil. Seperti Chun Li dan Xing Yun mereka memiliki semangat yang pantang mundur, walaupun akhirnya mereka tidak bisa mencapai prestasi yang lebih baik dari rekan mereka, tetapi mereka telah mendapat perhatian dan persahabatan yang lebih banyak.

Di zaman sekarang banyak orang yang mengeluhkan persaingan dalam masyarakat yang kian hari kian meruncing, banyak sekali perusahaan tidak lagi menjamin memperkerjakan karyawan seumur hidup, perbedaan antara yang kaya dan miskin kian hari kian melebar, reaksi psikologis nyata, bersorak menyemangati kepada yang selalu kalah dan simpati kepada kaum lemah, seperti juga sebuah proyeksi psikologis diri kita mencari penghiburan dan semangat bagi diri kita yang mengalami kegagalan dalam persaingan yang ketat ini. 

Di arena pekerjaan, banyak orang akan menggunakan segala cara, halal maupun tidak untuk meraih keberhasilan, bahkan telah berkembang menjadi teori yang disebut “tebal dan hitam”, yang diturunkan dalam teori tersebut adalah cara bagaimana manusia mendapatkan keuntungan yang paling maksimal dalam persaingan.

Tetapi berbagai macam muslihat ini, acapkali harus melukai orang lain baru bisa mencapai tujuan, karena itu demi keuntungan saling berebut dan bersaing, selanjutnya saling menjaga, dipermukaan walaupun pergaulan antar manusia masih bisa mempertahankan tampang yang damai, pada hakekatnya seperti musuh yang bertemu diarena pertempuran. 

Lambat laun tidak peduli siapa yang telah mendapatkan keuntungan, akan merusak dasar hubungan antar manusia yang jujur tulus dan saling mempercayai, menyebabkan fenomena hubungan tersebut umumnya menjadi renggang, juga akan mencelakai anak cucu kita.

Jika dalam dunia ini hanya ada pemenang dan pecundang, coba bayangkan, akan terjadi berapa banyak orang yang murung dan bersedih karena kegagalan dalam persaingan? Dibelakang satu per satu lingkaran sinar keberhasilan, akan melahirkan berapa banyak tulang yang menjadi layu karena keberhasilan seorang jenderal?

Dalam kehidupan yang 90% permasalahan tidak sesuai dengan kehendak hati,
ada berapa orang kehilangan semangat setelah mengalami kegagalan, bahkan menyebabkan masalah keluarga dan masyarakat yang sangat serius, mungkin kita membutuhkan pandangan yang lebih inovatif dan optimis. Hanya dengan semangat yang pantang mundur, yang bisa mengharukan manusia yang mempunyai sebutan sebagai makhluk yang paling tinggi di dunia. 

Tuhan Yang Maha Kuasa, akan memberikan belas kasih dan dorongan yang lebih banyak, kepada orang lugu yang tidak bersaing dan perhitungan dengan orang lain, serta hidup dengan sungguh-sungguh dan mantap.

Tidak ada komentar:
Write komentar