Hidup
dengan kesederhanaan, maka Anda dengan mudah akan menghayati kebahagiaan di
dalam kehidupan. Tanpa rintangan tidak akan ada keinginan, tanpa
keinginan tidak akan ada permintaan, tanpa amarah tidak akan ada musuh,
tanpa keluhan, hati akan menjadi lapang, semua kerisauan hanya bersumber
dari keterikatan yang tidak bisa dilepaskan.
Maka
dari itu, belajarlah hidup dengan kesederhanaan, dengan baik melewatkan
kehidupan sehari-hari tanpa keinginan dan permintaan, itu adalah
kebahagiaan yang sesungguhnya.
Kebahagiaan
tidak memiliki jawaban yang sama, juga tidak memiliki pola yang tetap.
Makna dari kebahagiaan, sangat berlimpah tanpa batasan, harus
menggunakan jiwa kita sendiri untuk menangkapnya.
Jika
seseorang mempunyai jiwa dan pikiran yang tidak rumit, maka orang
tersebut akan dengan sangat mudah mendapatkan kebahagiaan.
Misalkan
seperti ketika kita sedang kehausan dan menemukan sekolam air yang
jernih, di tengah dinginnya musim dingin mendapatkan seberkas sinar
cahaya mentari yang hangat dan lain sebagainya, kesemuanya ini bisa
membawa kebahagiaan dan kegembiraan yang sesungguhnya bagi banyak orang.
Kemungkinan
bagi sebagian orang yang memiliki keinginan tinggi, mereka menganggap
masalah ini sebagai sesuatu peristiwa yang tepat dan layak, memandang
berkah dari langit dan keberuntungan dalam kehidupan sebagai hal yang
sudah sewajarnya, hanya ketika mereka sudah mendapatkan benda yang
mereka inginkan, barulah mereka merasakan sedikit kepuasan, cara
berpikir semacam ini sudah jelas sangat jauh dari kebahagiaan
sesungguhnya.
Saya pribadi beranggapan bahwa perasaan
kebahagiaan dari seseorang pada akhirnya tergantung pada besar kecilnya
hasrat keinginan dari orang itu dan nilai sebenarnya yang dia dapatkan,
dimana ia menganggap kebahagiaan sama dengan penghasilan / keinginan.
Arti dan
hubungan kebahagiaan dari rumus ini ialah taraf dari kebahagiaan
berbanding lurus dengan penghasilan, semakin banyak penghasilan
seseorang, taraf kebahagiaan dia semakin besar.
Akan
tetapi, bersamaan itu dia juga memiliki perbandingan terbalik dengan
hasrat keinginan seseorang. Yakni semakin banyak hasrat keinginan
seseorang, taraf kebahagiaan dia semakin kecil. Hasrat seseorang semakin
besar dan kuat, bersesuaian dengan perasaan dia seharusnya merasakan
semakin menderita, atau boleh dikatakan bahwa dia tidak bisa mendapatkan
kebahagiaan. Karena materi itu ada batasnya sedangkan hasrat keinginan
adalah tanpa batas.
Dari
sini sudah jelas, puas akan apa yang telah diperoleh akan selalu
bergembira, hati bersih dan sedikit hasrat keinginan dapat merasakan
kebahagiaan selalu berada, mempertahankan sebuah hati yang sederhana,
akan selalu merasakan kegembiraan yang seharusnya berada di dalam jiwa
ini.
Suatu
hari, di dalam perjalanan pulang dari kantor melewati tempat konstruksi
gedung yang sedang dibangun dekat pepohonan kelapa yang disinari oleh
mentari senja.
Sekelompok
pekerja bangunan asing, berpakaian lusuh sedang santai merebahkan diri
di atas pasir yang ada di pinggir pantai. Ada yang sedang tidur dan ada
yang tidak, wajah senyum mereka yang polos termasuk senyuman yang
muncul dari lubuk jiwa yang paling dalam, terang dan cemerlang.
Saya
mendadak terpengaruh oleh suasana yang bergembira itu, perasaan bahagia
mereka terus berada di dalam ingatan saya sepanjang masa. Kemungkinan
mereka bahkan tidak mengerti bahagia itu apa, namun kegembiraan yang
sesungguhnya adalah mereka sekelompok orang yang sederhana.
Di dalam
kehidupan ini kebahagiaan yang sederhana berada di mana-mana, bukan
karena luas dari bidang yang membuat orang menjadi bahagia itu yang
terlalu kecil, tetapi manusia yang kurang dapat merasakan dan mengenal
kebahagiaan jiwa.
Saya
juga teringat pada suatu kejadian, saya pernah melihat sepasang
suami-istri pengemis di pinggir jalan, yang masing-masing ingin mengalah
untuk menikmati sepotong roti yang sudah jamuran, ketika itu saya juga
bisa merasakan kebahagiaan yang termasuk milik orang miskin.
Ditengok
dan dipikir kembali, bagi mereka yang setiap hari disertai oleh
beraneka macam jenis makanan lezat, bahkan ada yang masih mengeluh jenis
makanan ini enak dan itu tidak enak, tetapi mereka dari awal hingga
akhir tidak pernah mencicipi makanan yang benar-benar lezat dan nikmat,
karena rasa tersebut hanya bisa dirasakan memakai jiwa dan kasih.
Sebuah
musik yang indah, sebuah lagu yang disukai, secangkir teh atau kopi,
sebuah ucapan salam yang hangat, sebuah ucapan pesan penuh perhatian,
sepoi angin sejuk di awal musim panas..... semua ini bisa membuat orang
merasakan sebersit kebahagiaan.
Kebahagiaan tidak memiliki jawaban yang
sama, juga tidak memiliki pola yang tetap. Makna dari kebahagiaan sangat
berlimpah ruah, tanpa batasan, harus menggunakan jiwa kita sendiri
untuk menangkapnya.
Tidak ada komentar:
Write komentar