Dr.
Ye Tianshi ( 叶天士 ) lahir tahun 1667 dan meninggal tahun 1746 pada usia 79 tahun adalah seorang dokter terkenal dari Dinasti Qing dari Wuxian County Provinsi Jiangsu. Di
bawah pengaruh kakeknya Zifan dan ayah Yangsheng, keduanya memiliki
perintah ahli kedokteran, Ye Tianshi akumulasi kekayaan pengetahuan
medis dan menjadi seorang dokter terkenal.
Sebagai seorang anak, Ye Tianshi gemar belajar dan belajar di bawah 17 guru di berbagai waktu. Ye
Tianshi adalah ahli dalam menyembuhkan demam epidemi dan penyakit akut
seperti kolera, sengatan matahari, cacar dll.
Dia adalah seorang ahli medis tersohor dalam sejarah China pertama yang menemukan demam berdarah. Dia membuat prestasi yang luar biasa dalam studi penyakit demam epidemi. Teori-teorinya tentang penyakit demam musiman sangat membantu para dokter pengobatan China moderen serta para ahli dalam menangani wabah SARS yang terjadi beberapa tahun yang lalu.
Dia adalah seorang ahli medis tersohor dalam sejarah China pertama yang menemukan demam berdarah. Dia membuat prestasi yang luar biasa dalam studi penyakit demam epidemi. Teori-teorinya tentang penyakit demam musiman sangat membantu para dokter pengobatan China moderen serta para ahli dalam menangani wabah SARS yang terjadi beberapa tahun yang lalu.
Dr. Ye
telah menegaskan secara jelas bahwa penyakit mampu menyebabkan suatu
wabah, seperti jenis penyakit demam musiman. Hal ini akan membantu
orang-orang memahami lebih jelas mengenai penyakit demam sehingga mereka
dapat mengidentifikasi cara yang lebih baik untuk menanganinya.
Dr. Ye
dilahirkan dalam sebuah keluarga dokter pengobatan China. Kakek dan
ayahnya merupakan dokter yang terkenal pada masa itu. Dia mulai belajar
pengobatan China dari ayahnya ketika berusia 12 tahun. Ayah dr. Ye
meninggal saat dirinya berusia 14 tahun. Dia kemudian melanjutkan studi
kedokteran dengan Mr. Zhu, salah seorang murid ayahnya.
Dr. Ye
sangat cerdas sehingga ia dapat dengan cepat mempelajari segala sesuatu
yang diajarkan Mr. Zhu kepadanya. Setelah itu, dr. Ye mulai mencari
dokter ahli di mana dia bisa belajar lebih banyak. Dalam 10 tahun, ia
telah mendapatkan pelajaran dari 17 guru. Dikarenakan ia dapat belajar
dengan baik dan mampu mengimplementasikan apa yang ia pelajari dalam
praktek, kemampuan medisnya semakin lama semakin maju, hal ini
membuatnya menjadi salah satu dokter tersohor pada masa itu.
Meskipun
dr. Ye adalah dokter yang sangat terkenal, ia selalu menjaga
kepribadiannya yang rendah hati dan kebiasaan belajarnya yang baik.
Setiap hari ia meneliti teks-teks kedokteran kuno dan dengan tulus hati
mengajarkannya pada orang yang datang untuk berguru kepadanya. Selain
itu, ia juga selalu bersedia untuk belajar dari dokter lain yang
diperkirakan memiliki keahlian medis yang lebih baik daripadanya. Kalau
ia mende-ngar ada dokter yang seperti ini, ia akan berusaha untuk bisa
belajar dari guru yang hebat itu.
Ada
banyak legenda tentang pencarian dr. Ye dalam mempelajari sebanyak
mungkin pengetahuan tentang obat-obatan. Berikut adalah dua kisahnya
yang menarik.
Dr. Ye
punya seorang pasien yang diperkirakan tidak dapat disembuhkan, maka ia
tercengang di kala pasien yang sakit parah ini sembuh dalam waktu satu
tahun. Pasien tersebut mengatakan kepadanya bahwa seorang biksu telah
menyembuhkan penyakitnya.
Dr. Ye
memutuskan bahwa dia harus belajar pada biksu ini. Namun dia
menyangsikan apakah biksu ini mau menjadikan dokter terkenal ini sebagai
muridnya. Maka itu dr. Ye mengganti namanya sehingga ia dapat belajar
dari biksu yang dikaguminya ini.
Sebagai
konsekuensinya, ia harus melakukan banyak tugas harian, seperti
mengangkut air, mencari kayu bakar, memasak, dan bersih-bersih,
berpura-pura sebagai murid yunior, yang benar-benar telah mengesankan
hati sang biksu.
Beberapa
tahun berlalu dan biksu itu berkata kepada dr. Ye, “Kamu telah
mempelajari semua teknik saya dan kemampuan kamu kini telah mengungguli
dr. Ye Tianshi yang terkenal itu.” Dr. Ye lalu berlutut dan bersujud di
hadapan biksu itu dan mengakui bahwa dirinya adalah Ye Tianshi, biksu
itu sangat tersentuh akan perilaku dr. Ye.
Kisah
kedua adalah tentang dr. Liu, seorang ahli akupunktur yang terkenal,
dimana dr. Ye sangat tertarik untuk belajar darinya namun tidak memiliki
cara untuk melakukan pendekat-an. Namun tanpa disangka, keponakan dr.
Liu, bernama Zhao, jatuh sakit dan pergi berobat pada dr. Ye setelah
pamannya angkat tangan untuk menyembuhkannya. Zhao segera pulih setelah
minum obat yang diresepkan oleh dr. Ye. Untuk mengungkapkan rasa terima
kasihnya, Zhao memperkenalkan dr. Ye kepada dr. Liu, sehingga ia bisa
belajar di tempat dr. Liu, tentu saja dengan menyembunyikan jati dirinya
lagi.
Suatu
hari, seorang perempuan hamil yang sangat lemah dibawa ke tempat dr. Liu
untuk mendapatkan perawatan darurat. Setelah mengecek denyut nadinya,
dr. Liu mengatakan bahwa ia tidak mampu untuk menyelamatkan hidup
perempuan ini. Namun dr. Ye dengan cermat memeriksa pasien tersebut,
lalu memasukkan sebuah jarum akupunktur di bawah pusarnya. Setelah
mendapatkan perawatan ini, ia meminta keluarga pasien ini untuk bergegas
membawanya pulang.
Segera
setelah tiba di rumah, perempuan ini berhasil melahirkan seorang bayi
laki-laki. Dr. Liu sangat terkejut ketika tahu apa yang terjadi. Dia
kemudian menyadari bahwa murid magangnya tak lain adalah dr. Ye yang
sangat bereputasi itu. Kerendahan hati dr. Ye dan semangatnya untuk
belajar sangat menyentuh hati dr. Liu, sehingga ia mengajarkan semua
keterampilan akupunkturnya kepada dr. Ye.
Saat dr.
Ye telah memasuki usia lanjut, keterampilan medisnya pun hampir
sempurna, dirinya bahkan telah mendapat pengakuan sebagai pakar medis.
Namun begitu, ia tetap menjaga sikap rendah hatinya dan ketulusan
jiwanya, ia tidak pernah membanggakan diri di hadapan pasien-pasiennya.
Pada
saat-saat terakhirnya, ia mengatakan kepada anaknya, “Tidak semua orang
dapat memenuhi syarat untuk menjadi seorang dokter. Untuk menjadi
seorang dokter yang mampu menyelamatkan kehidupan manusia, seseorang
tidak dapat mengandalkan kecerdasannya sendiri, ia perlu belajar dengan
keras. Jika tidak, sangat sulit untuk menjamin bahwa para dokter tidak
akan membahayakan jiwa manusia. Setelah saya meninggal, keturunan saya
tidak boleh membicarakan tentang ilmu kedokteran dengan terlalu
sederhana.”
Tidak ada komentar:
Write komentar