|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 21 Agustus 2012

Mengembalikan Tradisi Moralitas Menjaga Kepercayaan

 

Hanya dengan kembali ke jati diri sendiri untuk mengembalikan tradisi moralitas yang baik untuk menjaga kejujuran dan memegang janji. Pikiran kita juga harus terlepas total dari belenggu semangat modern dan mendirikan kembali ketulusan dan kejujuran, kebaikan, menjaga kepercayaan, sebuah konsep yang bermurah hati dan moral yang tinggi. Sekarang ini adalah saatnya ! Sekarang ini saat untuk direalisasikan !  

Ada sebuah pepatah yang mengatakan “Lebih baik mendapatkan janji dari Ji bu, daripada mendapatkan emas ribuan kati.”
 
Nama Ji bu ( 季布 ) yang cemerlang ini, dengan ketulusan dan kejujurannya, menepati janji yang sudah dia keluarkan, dengan moral tinggi dan perangainya yang agung, tercatat dalam sejarah, nama harumnya tersebar selama ribuan tahun. 

Begitu juga halnya seperti “Kwan Yun Chang yang berjanji akan menepati tiga hal di bukit Tuntu”, “Liu Bolun yang berjanji akan menolong teman” dan lain-lain. Semuanya adalah contoh nyata yang telah disebarkan dan menjadi panutan bagi orang-orang selama ribuan tahun yang telah menjadi contoh teladan cemerlang yang patut dicontoh dan dihormati oleh keturunan bangsa Tionghoa.

Hanya dalam suatu lingkungan kejujuran dan menjaga kepercayaan dalam negeri yang memegang janji, baru bisa seutuhnya menghayati dan menikmati keharmonisan, kerukunan, kebahagiaan, kesetaraan yang dibawakan kejujuran dan memegang janji kepada kita. Sebaliknya kita akan saling curiga, saling tidak memercayai, saling intrik, semua orang saling melindungi diri sendiri, menganggap semua orang sebagai musuh, maka akan mencelakai orang lain dan diri sendiri.

Manusia adalah makhluk yang paling cerdik, tentunya bisa mengambil energi kecerdikan dari langit dan bumi, kejujuran dan kepercayaan yang berada di bumi ini, harus lebih unggul bagai warna hijau yang berasal dari warna biru. Dan dalam kecemerlangan kebudayaan Tiongkok selama 5.000 tahun yang diturunkan oleh Dewa, juga banyak sekali terdapat contoh-contoh yang mementingkan moral dan menjaga kepercayaan, sekali berjanji pasti akan ditepati.

Melihat segala peristiwa tentang manusia, perihal dan materi yang telah terjadi dalam dunia ini, kesimpulannya tidak memiliki kepercayaan tidak akan tercapai, memiliki kepercayaan baru bisa mandiri. Manusia juga demikian, “Manusia tidak memiliki kepercayaan tidak akan bisa mandiri.” Dengan demikian baru ada kepercayaan kepada manusia, teori tentang kepercayaan manusia. Namun bagi sejumlah hal dan materi bukankah juga demikian?

Tidak ada salahnya jika cerita kita mulai dari langit, tidak peduli musim semi, panas, gugur atau dingin, tidak peduli tempat itu berada di utara ataupun selatan, di saat malan hari, asal manusia menengadah akan terlihat perubahan bulan, apakah itu bulan purnama atau sabit. Ketika awal bulan, akan menemukan bulan sabit, lalu kian hari kian tumbuh. Pada saat tanggal 15, tidak ada perkecualian bulan itu akan tumbuh menjadi bulan purnama.

Bagi orang yang berpengalaman, asalkan dia melihat situasi perubahan bulan, apakah bulan itu sabit atau purnama,sudah tahu saat itu awal bulan, pertengahan bulan atau akhir bulan. Dan setiap bulan, setiap tahun akan sama seperti itu, menjaga kepercayaan aturan seperti ini dan tak berubah, maka dengan sendirinya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat manusia pada umumnya, telah mendapatkan pujian dan sanjungan dari kalangan sastrawan dimasa lalu hingga kini, mereka menikmati pemandangan tersebut dengan tulus hati.

Kita cerita lagi tentang yang terbang di atas langit. Ketika musim semi tiba, segala tumbuhan mulai bangun dari tidur, burung angsa akan tidak mengenal lelah menempuh jarak puluhan ribu km dari selatan terbang kembali ke utara. Sepanjang perjalanan mereka terbang sambil berteriak, jelas-jelas memberitahu kepada kita bahwa musim semi telah tiba, pekerjaan selama satu tahun berada pada musim semi, musim penebaran bibit di musim semi jangan sampai terlewatkan.

Ketika musim dingin akan tiba, ketika padi dan kacang-kacangan sudah masak, angsa-angsa itu akan tidak mengenal lelah menempuh jarak puluhan ribu kilometer dari utara terbang ke selatan. Barisan angsa itu jika lewat, maka manusia pun tahu musim gugur telah tiba, musim gugur adalah musim panen, tiga kali musim semi tidak sesibuk satu kali musim gugur, harus menyimpan dengan baik hasil panen.

Setiap kali musim semi adalah demikian, setiap kali musim gugur juga adalah demikian, kalau demikian angsa-angsa itu patut mendapatkan julukan “unggas yang terpercaya”! Tidak salah jika angsa-angsa itu mendapatkan pujian, bahan perbandingan serta harapan dari umat manusia yang bijak di setiap zaman.

Setelah membicarakan perihal bulan dan angsa, kita cerita lagi masalah tentang sungai. Tidak peduli itu adalah pasang air laut yang sudah diketahui umum, atau arus pasang di Sungai Quantang, telah bersusah payah mengikuti hukum pasang surut yang pasti. Ketika pasang bagaikan membalik laut dan memindahkan gunung, mengejutkan langit dan menggetarkan bumi. Ketika surut, mundur dengan cepat dan berani dalam arus yang deras, bersemangat dan penuh tenaga. Setiap hari, setiap bulan, setiap tahun adalah sama seperti ini, tak pernah bosan dan tak pernah lelah, tepat pada waktunya, benar-benar adalah air pasang yang dapat dipercaya!

Tetapi saat ini di Tiongkok tradisi kuno terbaik seperti : “manusia mementingkan kepercayaan dan kejujuran, sekali berjanji akan ditepati” dalam tradisi kuno yang polos tersebut sudah hilang semuanya. Tetapi yang patut diherankan, semua orang yang berada dalam keadaan itu, hampir semuanya tidak merasakan dan menyadari, benar-benar seperti “tidak mengenal wajah asli Gunung Lushan, hanya karena diri kita juga berada dalam gunung itu”!


Tidak ada komentar:
Write komentar