Hanya dengan kembali ke jati diri sendiri untuk mengembalikan tradisi moralitas
yang baik untuk menjaga kejujuran dan memegang janji. Pikiran kita juga harus
terlepas total dari belenggu semangat modern dan mendirikan
kembali ketulusan dan kejujuran, kebaikan, menjaga kepercayaan, sebuah konsep
yang bermurah hati dan moral yang tinggi. Sekarang ini adalah saatnya !
Sekarang ini saat untuk direalisasikan !
Ada sebuah pepatah
yang mengatakan “Lebih baik mendapatkan janji dari Ji bu, daripada
mendapatkan emas ribuan kati.”
Nama Ji bu ( 季布 ) yang cemerlang ini, dengan ketulusan dan kejujurannya, menepati janji yang sudah dia keluarkan, dengan moral tinggi dan perangainya yang agung, tercatat dalam sejarah, nama harumnya tersebar selama ribuan tahun.
Nama Ji bu ( 季布 ) yang cemerlang ini, dengan ketulusan dan kejujurannya, menepati janji yang sudah dia keluarkan, dengan moral tinggi dan perangainya yang agung, tercatat dalam sejarah, nama harumnya tersebar selama ribuan tahun.
Begitu juga halnya seperti “Kwan
Yun Chang yang berjanji akan menepati tiga hal di bukit Tuntu”, “Liu Bolun
yang berjanji akan menolong teman” dan lain-lain. Semuanya adalah contoh nyata yang telah
disebarkan dan menjadi panutan bagi orang-orang selama ribuan tahun yang telah menjadi contoh teladan cemerlang
yang patut dicontoh dan dihormati oleh keturunan bangsa Tionghoa.
Hanya
dalam suatu lingkungan kejujuran dan menjaga kepercayaan dalam negeri
yang memegang janji, baru bisa seutuhnya menghayati dan menikmati
keharmonisan, kerukunan, kebahagiaan, kesetaraan yang dibawakan
kejujuran dan memegang janji kepada kita. Sebaliknya kita akan saling
curiga, saling tidak memercayai, saling intrik, semua orang saling
melindungi diri sendiri, menganggap semua orang sebagai musuh, maka akan
mencelakai orang lain dan diri sendiri.
Manusia
adalah makhluk yang paling cerdik, tentunya bisa mengambil energi
kecerdikan dari langit dan bumi, kejujuran dan kepercayaan yang berada
di bumi ini, harus lebih unggul bagai warna hijau yang berasal dari
warna biru. Dan dalam kecemerlangan kebudayaan Tiongkok selama 5.000
tahun yang diturunkan oleh Dewa, juga banyak sekali terdapat
contoh-contoh yang mementingkan moral dan menjaga kepercayaan, sekali
berjanji pasti akan ditepati.
Melihat
segala peristiwa tentang manusia, perihal dan materi yang telah terjadi
dalam dunia ini, kesimpulannya tidak memiliki kepercayaan tidak akan
tercapai, memiliki kepercayaan baru bisa mandiri. Manusia juga demikian,
“Manusia tidak memiliki kepercayaan tidak akan bisa mandiri.” Dengan
demikian baru ada kepercayaan kepada manusia, teori tentang kepercayaan
manusia. Namun bagi sejumlah hal dan materi bukankah juga demikian?
Tidak
ada salahnya jika cerita kita mulai dari langit, tidak peduli musim
semi, panas, gugur atau dingin, tidak peduli tempat itu berada di utara
ataupun selatan, di saat malan hari, asal manusia menengadah akan
terlihat perubahan bulan, apakah itu bulan purnama atau sabit. Ketika
awal bulan, akan menemukan bulan sabit, lalu kian hari kian tumbuh. Pada
saat tanggal 15, tidak ada perkecualian bulan itu akan tumbuh menjadi
bulan purnama.
Bagi
orang yang berpengalaman, asalkan dia melihat situasi perubahan bulan,
apakah bulan itu sabit atau purnama,sudah tahu saat itu awal bulan,
pertengahan bulan atau akhir bulan. Dan setiap bulan, setiap tahun akan
sama seperti itu, menjaga kepercayaan aturan seperti ini dan tak
berubah, maka dengan sendirinya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
manusia pada umumnya, telah mendapatkan pujian dan sanjungan dari
kalangan sastrawan dimasa lalu hingga kini, mereka menikmati pemandangan
tersebut dengan tulus hati.
Kita
cerita lagi tentang yang terbang di atas langit. Ketika musim semi tiba,
segala tumbuhan mulai bangun dari tidur, burung angsa akan tidak
mengenal lelah menempuh jarak puluhan ribu km dari selatan terbang
kembali ke utara. Sepanjang perjalanan mereka terbang sambil berteriak,
jelas-jelas memberitahu kepada kita bahwa musim semi telah tiba,
pekerjaan selama satu tahun berada pada musim semi, musim penebaran
bibit di musim semi jangan sampai terlewatkan.
Ketika
musim dingin akan tiba, ketika padi dan kacang-kacangan sudah masak,
angsa-angsa itu akan tidak mengenal lelah menempuh jarak puluhan ribu
kilometer dari utara terbang ke selatan. Barisan angsa itu jika lewat,
maka manusia pun tahu musim gugur telah tiba, musim gugur adalah musim
panen, tiga kali musim semi tidak sesibuk satu kali musim gugur, harus
menyimpan dengan baik hasil panen.
Setiap
kali musim semi adalah demikian, setiap kali musim gugur juga adalah
demikian, kalau demikian angsa-angsa itu patut mendapatkan julukan
“unggas yang terpercaya”! Tidak salah jika angsa-angsa itu mendapatkan
pujian, bahan perbandingan serta harapan dari umat manusia yang bijak di
setiap zaman.
Setelah
membicarakan perihal bulan dan angsa, kita cerita lagi masalah tentang
sungai. Tidak peduli itu adalah pasang air laut yang sudah diketahui
umum, atau arus pasang di Sungai Quantang, telah bersusah payah
mengikuti hukum pasang surut yang pasti. Ketika pasang bagaikan membalik
laut dan memindahkan gunung, mengejutkan langit dan menggetarkan bumi.
Ketika surut, mundur dengan cepat dan berani dalam arus yang deras,
bersemangat dan penuh tenaga. Setiap hari, setiap bulan, setiap tahun
adalah sama seperti ini, tak pernah bosan dan tak pernah lelah, tepat
pada waktunya, benar-benar adalah air pasang yang dapat dipercaya!
Tetapi saat ini di Tiongkok tradisi kuno terbaik seperti : “manusia mementingkan
kepercayaan dan kejujuran, sekali berjanji akan ditepati” dalam tradisi kuno
yang polos tersebut sudah hilang semuanya. Tetapi yang patut diherankan,
semua orang yang berada dalam keadaan itu, hampir semuanya tidak
merasakan dan menyadari, benar-benar seperti “tidak mengenal wajah asli
Gunung Lushan, hanya karena diri kita juga berada dalam gunung itu”!
Tidak ada komentar:
Write komentar