Di
suatu kota kecil, paman saya merupakan orang pertama yang menjual daging.
Berdagang selama bertahun-tahun membuat ia telah terlatih. Ia memiliki
ketrampilan memotong daging dengan berat yang tepat sesuai permintaan.
Tidak peduli Anda membeli seberapa berat, dengan sekali potong saja berat daging itu dijamin adalah berat daging yang Anda inginkan. Oleh sebab itu ketenaran kios dagingnya menyebar kemana-mana dan ramai sekali.
Tidak peduli Anda membeli seberapa berat, dengan sekali potong saja berat daging itu dijamin adalah berat daging yang Anda inginkan. Oleh sebab itu ketenaran kios dagingnya menyebar kemana-mana dan ramai sekali.
Hari
itu, datang seorang kepala pemborong yang merasa penasaran. Dia
meletakkan uang 5 juta rupiah di atas meja, dan berkata bahwa dia ingin
membeli 1,98 kg daging beserta tulang, 3.96 kg daging tanpa lemak, dan
5,94 kg daging yang berlemak, jika bisa sekali potong dengan berat
persis yang dia inginkan maka setumpuk uang di atas meja itu semua akan
diberikan kepada paman saya.
Saya yang berdiri di samping membakar semangat paman dan berkata : "Kalau begitu cepat potonglah, Paman!"
Sedangkan
paman membalikkan tubuhnya, terus-menerus mengasah pisaunya, seperti
dia sedang memikirkan sesuatu. Setelah lewat beberapa lama kemudian, dia
mengangkatkan kepala memandang ke arah kepala pemborong tersebut "Tiga
bagian daging yang Anda inginkan tersebut akan saya potongkan, Anda
bayar sesuai dengan berat daging tersebut, selebihnya satu sen pun tidak
akan saya terima."
Selesai
berbicara dia langsung mengayunkan pisau untuk memotong, dengan cepat
sekali tiga bagian daging yang diinginkan oleh pembeli selesai
terpotong, setelah ditimbang sungguh tepat berat setiap bagian daging,
tidak selisih satu gram pun, orang-orang yang menonton di sekeliling
tak henti-hentinya memuji.
Pulang
ke rumah saya bertanya kepada paman : "Harga daging tersebut tidak sampai
lima juta, mengapa tantangan itu tidak Anda terima saja?"
Paman
tertawa dengan lugu : "Hati berseri-seri jika melihat uang, dalam hati
akan timbul kekalutan, jika kalut pasti akan gugup, dengan sendirinya
mata menjadi kabur dan tangan bergemetaran, keterampilan yang Anda
miliki akan hilang, masih akan mengundang ejekan dari orang lain."
Di
kemudian hari ketika usia paman sudah cukup tua, dia sudah tidak
berdagang lagi. Dia hidup santai di rumah menjaga cucu-cucunya. Saat itu
ada orang lain yang membuka kios daging, ingin merekrut paman dengan
gaji sangat tinggi, yang dipakai hanya ketenaran namanya untuk menarik
pembeli.
Tetapi
paman bersikukuh menolak, dia berkata bahwa selain tidak mengeluarkan
tenaga sendiri ia tidak mau mengibuli orang lain, ia tidak akan mau uang
semacam itu!
Ketika
paman tepat berusia 80 tahun, kami semua sebagai generasi muda datang ke
tempat paman untuk merayakan hari ulang tahun bersamanya, paman sangat
gembira.
Sambil
mengangkat gelas minumnya tinggi-tinggi ia berkata kepada mereka semua,
"Seumur hidup ini saya senantiasa mengatur sepasang tangan saya untuk
tidak mengeruk dan mengambil sesuatu yang mengingkari hati nurani,
lebih-lebih tidak memiliki niat harus menggengam sesuatu dan tidak ingin
dilepaskan. Oleh karena itu hati ini harus senantiasa bersih dari kekalutan agar dapat hidup dengan tenang dan
damai, hidup dengan santai dan bergembira...."
Tidak ada komentar:
Write komentar