|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 07 September 2012

Jembatan Bakti

 

Di daratan Tiongkok, di Propinsi Shan Tung, Kabupaten Kuang Yao terdapat sebuah jembatan yang dinamakan oleh penduduk setempat sebagai Jembatan Bakti, adanya jambatan tersebut karena hati bakti seseorang yang bermarga Chen namanya Ik In.

Chan Ik In hidup dimasa dinasti Ching, didekat tempat tinggalnya mengalir sebuah sungai, yang biasanya kedalaman air dangkal saja dan orang-orang disana biasa berlalu lalang melewati sungai yang dangkal itu.

Pada suatu tahun disaat musim gugur, waktu itu hujan mengguyur turun ke bumi sampai berturut-turut beberapa hari lamanya, akibatnya sir sungai di dekat rumah Chen Ik In meninggi dan air mengalir dengan derasnya.

Pada waktu bersamaan, kebetulan ayah dari Chan Ik In mempunyai urusan penting yang harus dikerjakan dan mesti melalui sungai itu yang airnya sedang mengalir deras.

Karena tergesa-gesa ingin menyelesaikan urusannya maka sang ayah bergegas menyeberangi sungai yang biasanya tenang dan dangkal, tetapi saat itu tak disangka air meningi dan arusnya mengalir dengan kencangnya, meski demikian tetap saja langkah demi langkah di jalani dan dengan susah payah mencapai sampai di tengah-tengah sungai, yang mana berada pada tempat yang paling dalam airnya dan terasa arusnya makin kuat menerjang.

Dan sang ayah karena sudah cukup letih melawan arus sungai untuk sampai ditengahnya maka saat pijakan kakinya goyah, lalu dalam waktu bersamaan mendadak sekali gelombang arus sungai yang kuat datang menerpa dan mendorongnya sehinggga sang ayah tanpa daya terseret arus sungai yang deras dan terbawa sampai lenyap.

Waktu Chen Ik In tumbuh besar, sang ibu menceritakan kisah kematian yang tragis dari ayahnya itu, dan sehabis mendengar kisah sedih sang ayah, Chen Ik In merasa sesak dada saking sedihnya, dambil berkata dan bersumpah; “ saya bersumpah membangun sebuah jembatan di atas sungai itu untuk mengenang ayah saya dan biarlah orang-orang dapat melewati sungai dengan aman memakai jembatan itu”.

Keluarga Chen Ik In tidak kaya dan tergolong pas-pasan, tapi terdorong rasa bakti untuk mengenang sang ayah maka sejak saat itu dia mulai bekerja keras untuk mewujudkan harapannya membangun jembatan melintas sungai itu.

Setiap Chen Ik In berdiri di tepi sungai, dengan sigapnya dia membantu orang-orang yang mau menyeberang sungai dengan cara mendorongnya di punggung belakang dan orang-orang pun memberinya uang imbalan atas jasanya.

Hari demi hari berlalu, bulan silih berganti, sampai tahun ke tahun Chen Ik In dengan tekunnya bekerja keras dan uang imbalan yang dikumpulkan dengan susah payah tidak berani sembarangan dipakai, di kumpulkan dengan sungguh-sungguhnya sampai 10 tahun lebih.

Saat menghitung uangnya sudah cukup maka dia menyuruh orang lain membangun jembatan itu dan Chen Ik In sendiri turut serta membantu dan mengawasinya dan akhirnya jembatan pun berhasil dibangun.

Penduduk setempat merasa sangat berterima kasih kepadanya dan demi mengenang hati bakti yang begitu tulus dan pengorbanan yang demikian besar maka jembatan itu dinamakan ”Jembatan Bakti”.

Tidak ada komentar:
Write komentar