Sebenarnya di dalam dunia fana yang penuh dengan kejahatan seperti
ketamakan, kesombongan, kecurigaan, ketenaran dan kemarahan, hampir setiap saat terjadi di
dalam hidup kita.
Dengan kata lain, kita sering kali berada di dalamnya untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan, namun kadang pula harus menelan kekalahan.
Di dalam pandangan Kong Zi, tidak peduli Anda itu keras dan lurus, bajik
dan adil, jika bisa mendapatkan nama harum sudah pasti adalah suatu hal yang
patut disyukuri. Tetapi harus sesuai dengan kenyataan jika tidak
terdapat makna yang sebenarnya, masih lebih baik tidak mendapatkan
ketenaran semacam itu.
Malam hari menjelang tidur, saya
teringat sebuah kisah dalam buku Lun Yu, Gong Ye Zhang, tertulis sebuah
cerita yang artinya kira-kira demikian, Kong Zi (Konghucu) menyalahkan, "Siapa yang bilang Wei Gao Sheng itu
orangnya jujur dan lurus? Ada orang yang meminta cuka kepadanya, dia
lalu pergi ke rumah tetangga meminta cuka dan menganggap cuka tersebut
sebagai kepunyaan dia lalu dipinjamkan kepada orang lain."
Bukankah hal ini persis seperti Wei Gao Sheng yang terbelenggu dalam
perasaan (qing) dan akan mengakibatkan pelanggaran terhadap ketulusan dan
kejujuran hati, juga tamak akan nama dan keuntungan.
Jika percobaan dari kehidupan tidak bisa dihindari, maka di dalam hati pasti juga ada keraguan. Kalau begitu mengapa kita
tidak berusaha keras dan dengan serius mempersiapkan diri, kemudian
dengan santai menghadapi saat-saat yang krusial.
Bisa
dengan teguh mempertahankan satu niat dalam pikiran, maka dalam kehidupan ini kita bisa berturut-turut memenuhi syarat dan
lulus dari segala cobaan!
Singkat kata demi
keakuan diri yang mengejar nama, keuntungan dan perasaan (qing) berdiri
berlawanan dengan prinsip alam semesta yakni Sejati, Baik dan Sabar.
Bagaikan diri sendiri berada di tengah seutas tali merah, dengan mudah sekali tertarik pada sisi keegoan
dan keakuan manusia.
Tidak ada komentar:
Write komentar