|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 17 September 2012

Kolam Pondok Tinta Wang Xizhi

 

Di zaman Dinasti Jin Timur adalah masa keemasan untuk kaligrafi, yang saat itu telah berkembang menjadi sebuah bentuk seni yang canggih.

Wang Xizhi ( 書聖 321-379) dianggap sebagai seorang kaligrafi yang terbesar dari semua kaligrafi waktu itu.

Wang Xizhi pernah belajar kaligrafi dengan Wei Shuo dari saat ia berusia tujuh tahun. Dia adalah seorang pelajar yang setia, dan dalam tiga tahun menunjukkan kedewasaan mengesankan untuk anak seusianya.

Ketika telah dewasa, Wang Xizhi bepergian jauh untuk mempelajari berbagai aliran kaligrafi. Dia juga mengembangkan gaya pribadinya sebagai seorang kaligrafer yang menggabungkan unsur prekursor dengan aspek kreatifnya sendiri. Secara signifikan berbeda dari gaya kuno yang telah mendominasi kaligrafi Han dan periode Wei.
 
Dia menghabiskan waktunya setiap menit dari jam bangunnya hanya untuk memikirkan kaligrafi, dan menulis dengan jari-jarinya di baju sendiri dengan begitu banyaknya, sehingga ketika ia berpergian dengan mengenakan bajunya di mana jari-jarinya biasa ditandai gerakan meditasi mereka.

Dia berlatih setiap hari, dan setiap kali ia selesai maka ia akan mencuci kuas tulisannya di kolam di depan rumahnya. Seiring waktu berlalu, kolamnya berubah menjadi begitu hitam sehingga orang-orang menyebutnya kolamnya "Pondok Tinta."

Tidak ada komentar:
Write komentar