Di sebuah hutan ada 2 telur ayam di sebuah sarang. 2 telur ini milik induk ayam hutan yang bersarang di sebuah dahan pohon. Mereka siap jadi anak ayam.
Telur pertama berkata, “Aku ingin lahir, lalu tumbuh kuat. Aku ingin bermanfaat bagi yang lain dengan suaraku.
Aku akan berkokok dengan keras membangunkan mereka di pagi hari agar mereka kembali beraktivitas.” Dan kemudian telur ayam itu menetas menjadi ayam jantan yang gagah.
Telur kedua berkata, “Aku takut...Bila aku menetas, aku takut dimakan ular. Jika indukku tak ada, aku harus mencari makan sendiri. Lalu aku kedinginan dan kehujanan, tidak hangat seperti di dalam telur ini. Tidak, aku lebih baik dan aman berselimut di dalam telur ini.” Dan telur ayam pun menunggu dalam kesendirian.
Tapi suatu hari ada angin yang cukup kencang berhembus. Kuatnya angin mendorong telur kedua jatuh dari pohon. Dan telur itupun pecah dan mati.
Selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada skenario-skenario yang harus kita lakoni. Beratnya pilihan dan belum jelasnya masa depan, kerap kali kita berada dalam kepesimisan dan kebimbangan.
Sebenarnya hal itu semua adalah ciptaan kita sendiri. Karenanya kita kerap berdalih dengan alasan-alasan yang dibuat-buat untuk tak mau melangkah. Tak mau menatap hidup dengan menerima resiko.
Namun berdiam diri atau tak memilih, juga bukan pilihan yang tepat. Karena sejalan dengan waktu, maka semua akan berubah. Tak mau berubah, akan berakibat mengalami ketragisan yang sama dengan dalih yang kita ciptakan.
Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan berani. Dan karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak. Ikuti kata hati dan tetap bersandar pada kehendakNYA.
Ayo semangat..New Day New Hope friends
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Telur pertama berkata, “Aku ingin lahir, lalu tumbuh kuat. Aku ingin bermanfaat bagi yang lain dengan suaraku.
Aku akan berkokok dengan keras membangunkan mereka di pagi hari agar mereka kembali beraktivitas.” Dan kemudian telur ayam itu menetas menjadi ayam jantan yang gagah.
Telur kedua berkata, “Aku takut...Bila aku menetas, aku takut dimakan ular. Jika indukku tak ada, aku harus mencari makan sendiri. Lalu aku kedinginan dan kehujanan, tidak hangat seperti di dalam telur ini. Tidak, aku lebih baik dan aman berselimut di dalam telur ini.” Dan telur ayam pun menunggu dalam kesendirian.
Tapi suatu hari ada angin yang cukup kencang berhembus. Kuatnya angin mendorong telur kedua jatuh dari pohon. Dan telur itupun pecah dan mati.
Selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada skenario-skenario yang harus kita lakoni. Beratnya pilihan dan belum jelasnya masa depan, kerap kali kita berada dalam kepesimisan dan kebimbangan.
Sebenarnya hal itu semua adalah ciptaan kita sendiri. Karenanya kita kerap berdalih dengan alasan-alasan yang dibuat-buat untuk tak mau melangkah. Tak mau menatap hidup dengan menerima resiko.
Namun berdiam diri atau tak memilih, juga bukan pilihan yang tepat. Karena sejalan dengan waktu, maka semua akan berubah. Tak mau berubah, akan berakibat mengalami ketragisan yang sama dengan dalih yang kita ciptakan.
Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan berani. Dan karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak. Ikuti kata hati dan tetap bersandar pada kehendakNYA.
Ayo semangat..New Day New Hope friends
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar