Dahulu, ada sekelompok pedagang ingin pergi ke laut mencari harta karun yang katanya terpendam di dalam laut. Mereka mengundang Tathagata ke perahu, berharap dengan kekuatan Tathagata mereka bisa dengan selamat sampai ke tempat tujuan.
Sementara Tathagata sendiri sudah tua, berjalan di kamarnya
sendiri saja harus dipapah dan dibantu.
Pada suatu hari, ada seorang pedagang datang mencari Tathagata setelah menyembahnya berkata, “Saya bermaksud pergi ke laut mencari harta karun, saya mengundang Tathagata pergi bersama.”
Pada suatu hari, ada seorang pedagang datang mencari Tathagata setelah menyembahnya berkata, “Saya bermaksud pergi ke laut mencari harta karun, saya mengundang Tathagata pergi bersama.”
Tathagata berkata, “Cobalah engkau lihat, saya sekarang berjalan saja
sudah tidak punya tenaga, mana mungkin menemani kamu pergi ke laut.”
Pedagang berkata, “Saya harap Tathagatha mengabulkan permintaan saya.
Saya tidak akan mengandalkan kekuatan Mu, hanya ikut dan duduk di dalam
perahu sudah cukup.”
Tathagata melihat pedagang begitu tulus, akhirnya mengikuti pedagang duduk di perahunya menuju ke laut. Banyak pedagang yang ikut di kapal tersebut. Mereka berlayar menuju
tempat pencarian harta ke arah tenggara. Pada saat itu, bertiup angin
utara, kapal menyimpang dari jalurnya.
Pada hari ke tujuh, tiba-tiba air
laut berubah menjadi warna emas, seperti permukaan laut dilapisi oleh
emas. Pada pedagang ini dengan suara serentak bertanya kepada Tathagata,
“Air laut yang berwarna hijau kenapa bisa berubah menjadi warna emas?”
Tathagata menjawab, “Kita sekarang memasuki perairan laut emas. Karena
di dalam laut terdapat banyak sekali emas, sehingga memancar ke
permukaan laut, oleh sebab itu pemandangan seperti ini. Kita terbawa
angin sampai ditempat ini, sudah menyimpang dari arah, sangat berbahaya,
kalian jangan sampai tergiur turun dan mengorbankan nyawa, kita harus
berusaha menurunkan layar membalik arah ke utara.”
Tetapi tanpa diduga kapal ditiup angin, sehingga semakin lama semakin
menjauh dari utara. Setelah beberapa hari air laut terlihat berubah
menjadi warna putih, seperti dunia yang dilapisi es.
Beberapa hari kemudian, air laut ketiga kalinya berubah warna, berubah
menjadi warna hijau, seperti kaca berwarna hijau. Sekali ini Tathagata
membalas perkataan pedagang berkata, “Sekarang kita memasuki lautan kaca
berwarna hijau. Didasar laut terdapat giok berwarna hijau yang banyak
sekali, karena pancaran dari warna hijau sehingga laut berubah menjadi
demikian.
Beberapa hari kemudian, air laut keempat kali berubah warna, pada saat
ini berubah menjadi warna merah seperti lautan darah. Tathagata berkata,
“Sekarang, kita memasuki lautan kaca berwarna merah, didalam dasar laut
penuh dengan permata berwarna merah, sehingga memancarkan warna seperti
pemadangan ini.”
Beberapa hari kemudian, air laut kelima kali berubah warna, sekali ini
berubah warna menjadi hitam seperti tinta yang pekat. Berikutnya dari
arah kejauhan terdengar suara ledakan yang dahsyat, kemudian api dengan
cepat berkobar mencuat dari dasar laut, menerjang ke arah langit. Para
pedagang sejak lahir sampai sekarang tidak pernah melihat pemandangan
yang demikian mengerikan, mereka tiba-tiba menyadari, nyawa mereka
sedang terancam!”
Tathagata berkata, “Disini adalah tempat yang sangat mengerikan, banyak
karma buruk perbuatan manusia, akan membuat kita hangus terbakar. Api
ini akan membakar habis air laut, dalam sehari semalam, maka seluruh
daratan akan menjadi lautan, seluruh manusia akan binasa”
Semua orang di dalam kapal yang mendengar perkataan Tathagata,
ketakutan dan sedih lalu berkata, “Kami ke laut mencari harta, bertemu
dengan marabahaya ini, sangat menyedihkan. Jika memang demikian apa yang
harus kami lakukan supaya terhindar dari bahaya tersebut?”
Ada orang yang meratap memanggil nama orang tuanya, ada yang sedih
mengingat anak-istrinya di rumah, meratap memohon ke langit, ada yang
berdoa mereka berusaha mencari cara penyelamatan, ada orang yang
berlutut di hadapan Tathagata memohon.
Pada saat ini Tathagata untuk meredakan kengerian mereka, berkata,
“Seluruh pria sejati di dunia ini juga takut mati. Sedih dan putus asa
kehilangan akal sehat, kalian bertobat dengan hati tulus, mungkin kalian
bisa selamat kali ini. Tapi kita pasti mati, dan akan memasuki
kehidupan berikutnya, akan kemana kita pergi?"
Angin kencang berhenti, akhirnya perahu mereka dapat berjalan dengan lancar kembali ke utara. Pesan Tathagatha kepada mereka, “Kalian mengumpulkan harta di dunia
jangan terlalu tamak dan menggunakan cara-cara tidak benar, agar tidak
akan menghadapi bencana lagi. Kalian harus ingat, sulit untuk
mendapatkan badan manusia ini, jagalah hati nurani kalian !”
Para pedagang mengingat pesan Tathagatha. Saat perahu berlabuh, mereka
menyadari bahwa mereka telah memperoleh “harta karun” yang dimaksud.
Ternyata di dunia ini tidak ada yang lebih berharga daripada nyawa yang
harus dijaga dengan baik dengan hidup yang lurus.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar