Ada seorang pemuda, setelah mengikuti tiga kali ujian
baru bisa diterima di sebuah universitas. Oleh karena sibuk dengan usaha
dagangnya, maka pelajaran kuliahnya menjadi telantar sehingga dianjurkan untuk mengundurkan diri
oleh pihak kampus.
Setelah kuliahnya putus di tengah jalan dia mencurahkan semua tenaganya ke dalam bisnis. Namun nasibnya selalu kurang beruntung, beberapa tahun telah lewat dia jatuh dalam keadaan melarat patah semangat.
Tapi pada saat itu dia tiba-tiba menyadari, bahwa sebenarnya hidup bagaikan kaca cermin yang saya hadapi ini. Biar berantakan bagaimanapun, di setiap hari yang redup atau cerah bahagia maka Anda selalu adalah utuh.
Makna hidup ini tidak berada pada bentuk hidup yang dipaksakan pada Anda, melainkan bahwa di dalam keadaan hidup bagaimanapun, maka Anda akan tetap bisa hidup dengan memperlihatkan jati diri Anda sendiri yang benar-benar dan utuh.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Setelah kuliahnya putus di tengah jalan dia mencurahkan semua tenaganya ke dalam bisnis. Namun nasibnya selalu kurang beruntung, beberapa tahun telah lewat dia jatuh dalam keadaan melarat patah semangat.
Pada suatu hari dia pergi menemui seorang teman
menceritakan duka citanya, unek-unek yang di dalam hatinya semua
dikeluarkan, temannya berdiam terus mendengarkan. Setelah selesai
bercerita dia lalu berdiri di depan kaca cermin, memandang rupa wajah
dirinya sendiri yang layu di dalam cermin. Dia menggerutu seorang diri,
"Mengapa hidupku selalu dalam kehancuran?"
Tiba-tiba temannya yang bertahan diam mengambil sebuah bangku memukul kaca cermin hingga pecah hancur! Dia terkejut dan melongo melihat pecahan kaca cermin yang berhamburan di lantai, dengan rasa bingung menatapi temannya.
Tiba-tiba temannya yang bertahan diam mengambil sebuah bangku memukul kaca cermin hingga pecah hancur! Dia terkejut dan melongo melihat pecahan kaca cermin yang berhamburan di lantai, dengan rasa bingung menatapi temannya.
Temannya
berkata, "Coba lihat di dalam setiap pecahan kaca, bukankah tetap terlihat
wajahmu yang utuh? Kamu bukan karena kaca cermin pecah, lalu juga menjadi
hancur bukan !"
Dia memandang wajah dirinya sendiri di
dalam pecahan kaca yang di atas lantai, dia merasa pukulan bangku
temannya telah menghancurkan konsep yang sudah menjadi pembawaannya. Tapi pada saat itu dia tiba-tiba menyadari, bahwa sebenarnya hidup bagaikan kaca cermin yang saya hadapi ini. Biar berantakan bagaimanapun, di setiap hari yang redup atau cerah bahagia maka Anda selalu adalah utuh.
Makna hidup ini tidak berada pada bentuk hidup yang dipaksakan pada Anda, melainkan bahwa di dalam keadaan hidup bagaimanapun, maka Anda akan tetap bisa hidup dengan memperlihatkan jati diri Anda sendiri yang benar-benar dan utuh.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar