|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 24 Juni 2013

Hidup Mati Ada Saatnya, Lebih Baik Ikhlaskan

 

Menurut Buddhisme, lahir, tua, sakit, mati maupun panjang pendeknya usia manusia semua berhubungan dengan karma sebab-akibat, hutang-piutang kehidupan masa lampau dan takdir masa kini. 

Setiap orang memiliki takdir hidup sendiri-sendiri, jadi tidak mungkin dipaksakan.
 
Cukup dengan menjaga baik-baik sanak keluarga yang dicintai dengan sepenuh hati. Tidak perlu bertindak melewati batas sehingga menjadi letih dan tersiksa lahir batin, bahkan saling menyiksa.

Teknologi canggih kedokteran modern dapat mengupayakan perpanjangan hidup manusia selama beberapa hari, dengan menyelipkan pipa, melakukan pembedahan dan memasukkan obat-obatan, dan lain sebagainya... tentu repotnya bukan main, penuh dengan ketakutan, ketegangan dan kegelisahan terus-menerus.

Namun saya lebih mengagumi meninggal dunia dalam kedamaian. Datang dan pergi lancar secara alami. Tak ada keluarga yang akan runtuh hanya karena wafatnya seorang kakak, sebaliknya justru akan mempererat kasih sayang sesama anggotanya, terbebas dari beban berat tak berkesudahan. Yang telah meninggal akan tetap hidup dalam ingatan mereka yang ditinggalkan.

Dunia semata-mata merupakan stasiun persinggahan dalam kehidupan, manusia hanya mampu menempuh garis lintas kehidupannya masing-masing seperti yang telah ditakdirkan, baik untuk berkumpul maupun berpisah. 


Segala sesuatu ada masanya, dunia dan isinya semua telah ditentukan waktunya, kelahiran ada saatnya, kematian ada temponya ... meninggalkan juga ada waktunya.” Kehendak Tuhan tidak dapat dilanggar, setiap orang harus menanggung takdirnya sendiri. Organ orang lain memiliki informasi kehidupan orang yang bersangkutan, juga tidak boleh semaunya dipakai.

Tentu saja hal ini mudah diucapkan oleh orang yang tidak terlibat langsung, namun bagi pihak yang bersangkutan, paling sulit meninggalkan kasih sayang dalam keluarga. Namun setidaknya perlu menghadapi kematian dengan sedikit lebih rasional dan optimis.

Kalau sudah tak berdaya, daripada memaksakan diri lebih baik mengikhlaskan. Tidak setiap orang mempunyai keadaan yang sama. Pada usia 76 tahun Einstein mengalami pendarahan internal karena aortanya robek oleh tumor, sehingga perlu segera dioperasi. 


Namun ia menolak dan berkata, “Saya akan pergi kalau ingin pergi, dipaksa untuk memperpanjang usia rasanya kurang enak, saya sudah menyelesaikan dengan baik apa yang menjadi kewajiban saya, bila waktunya telah tiba saya akan pergi dengan leluasa.” 

Keesokan harinya Einstein meninggal dunia, sungguh bebas leluasa !  (Chen Jing)



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.  

Tidak ada komentar:
Write komentar