|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 29 Juni 2013

Menyelamatkan Orang Lain Berarti Menyelamatkan Diri Sendiri

 

Sifat dasar seseorang akan terlihat sangat jelas ketika menghadapi marabahaya. Orang baik hati yang menyelamatkan orang lain, sebenarnya juga menyelamatkan dirinya sendiri.


Di provinsi Shandong Qingdao beredar sebuah legenda. Di gunung Laoshan terdapat dua buah gua, disebut sebagai gua persik dan gua pasir.
Dahulu di dekat gua tersebut terdapat dua desa yang disebut desa persik dan desa pasir. Jarak kedua desa tersebut tidak sampai 1 mil, tetapi akhirnya yang tersisa sekarang adalah desa pasir.


Dahulu di provinsi Shandong sering diserang oleh penyamun. Kelompok penyamun ini sangat ganas mereka akan menembak mati, merampok, membakar desa yang dilewatinya. Pada suatu hari, penduduk kedua desa mendapat kabar penyamun tersebut sedang menuju ke desa mereka. Oleh sebab itu penduduk desa persik dan desa pasir lari ke gua gunung  dekat desa masing-masing.


Pada saat itu ada seorang wanita dan anaknya dari kota lain yang dalam perjalanan mendengar kabar tersebut segera mengikuti penduduk desa persik berlari menuju ke gua persik. Dikarenakan gua sangat kecil, penduduk desa gua persik sebenarnya enggan menerima wanita dan anaknya yang bukan penduduk asli desa ini masuk kedalam gua yang kecil itu.


Saat mereka semua bersembunyi dan tidak berani mengeluarkan suara, tiba-tiba anak wanita tersebut menangis. Wanita itu membujuk anaknya tetapi anak tersebut tetap menangis. Beberapa penduduk takut penyamun mendengar suara tangisan anak kecil ini, mereka lalu menyarankan wanita itu meninggalkan gua. 


Sisa penduduk yang lain, setelah mendengar saran itu bahkan tidak menghalangi, malahan demi keselamatan diri sendiri semua setuju dan menginginkan wanita itu bersama anaknya segera meninggalkan gua. Wanita itu dengan sedih menggendong anaknya yang sedang menangis tak tentu arah. Beberapa kilometer kemudian terlihat di depannya ada sebuah gua, ternyata itu adalah gua pasir.


Penduduk gua pasir yang sedang bersembunyi mendengar suara tangisan anak kecil yang semakin mendekat, lalu keluar melihat situasi, mereka melihat wanita yang sedang membawa anaknya berjalan. Mereka bergegas mengajak wanita dan anaknya segera masuk kedalam gua pasir yang juga sempit. Mereka  membawa wanita dan anaknya itu masuk kedalam gua yang paling dalam, supaya tangisan anak kecil ini tidak terdengar dari luar.


Kejadian aneh segera terjadi, ketika wanita dan anaknya telah masuk kedalam gua dan duduk dengan tenang, anak kecil itu segera berhenti menangis! Mereka semua dalam suasana tegang bersembunyi di dalam gua selama sehari sampai gongongan anjing di desa mereka berhenti. Salah seorang pemuda keluar dari gua pergi ke desa melihat situasi, rupanya para penyamun telah meninggalkan desa mereka.


Penduduk desa pasir keluar dari gua pasir, mereka melihat gua di seberang mereka yaitu gua persik sunyi senyap, lalu mereka mengutus salah seorang pemuda pergi ke gua tersebut untuk mengabarkan kepada penduduk desa persik bahwa penyamun telah pergi. 

Ketika pemuda itu masuk ke dalam gua persik, dia melihat seluruh penduduk desa gua persik telah dibunuh oleh penyamun. Pada saat itu salah seorang penduduk desa pasir teringat kepada wanita dan anaknya, aneh sekali wanita tersebut dan anaknya telah menghilang.


Setelah kejadian ini berlalu dua tahun, tiba-tiba di perbatasan antara kedua desa tersebut tumbuh sebatang pohon azalea, bunganya yang bermekaran seputih salju. Pohon azalea tidak pernah tumbuh di gunung ini.

Oleh sebab itu, seluruh penduduk desa mengatakan bahwa wanita tersebut adalah Dewi yang turun dari langit yang dalam keadaan marabahaya menguji hati mereka, apakah di dalam hati mengandung hal yang egois atau tidak?” 



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.  

Tidak ada komentar:
Write komentar