Seorang konsultan pernikahan, Teresa Atkin, melihat perceraian terjadi
karena masalah yang itu-itu saja. Akar permasalahan yang sama terjadi
pada beberapa perceraian.
Padahal, menurut dia, penyebab perceraian adalah persoalan sepele dan dapat dihindari jika pasangan mau berusaha lebih untuk memahami dan memberi. Oleh sebab itu, ia berbagi pengetahuan tentang 6 bibit masalah dalam pernikahan yang dapat dengan mudah memicu perceraian.
1. Berbicara hal buruk tentang pasangan
Penelitian menunjukkan bahwa teman-teman seringkali lebih marah ketika teman mereka disakiti dibandingkan jika mereka mengalami itu sendiri. Batasi pembicaraan tentang suami Anda pada teman-teman Anda.
2. Terlalu sering membahas masalah
Anda berpikir dengan membicarakan masalah kepada suami akan menyelesaikan masalah Anda. Memang, pendapat itu benar. Namun, jangan terlalu sering membahas dan mempedebatkannya.
Wanita sering menyimpulkan bahwa suami mereka tidak peduli karena mereka tidak berubah setelah percakapan tertentu. Ini bukan berarti Anda tidak pernah mendiskusikan masalah berdua dengannya. Hanya saja Anda harus belajar keterampilan komunikasi yang efektif dengan pasangan Anda.
3. Anda percaya bahwa kebahagiaan Anda tergantung pada perubahan suami.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak meningkat ketika suami Anda berubah menjadi lebih baik. Ini terjadi jika Anda tidak mengubah pandangan Anda. Jika suami berubah, pandangan Anda pun harus berubah menjadi lebih baik. Sebab, seringkali, justru kedua belah pihaklah yang menyebabkan sebuah masalah muncul.
4. Anda hidup paralel
Menjalani hidup yang paralel tidak akan membuat Anda fokus pada satu hal, pada keluarga. Mungkin Anda adalah seorang wanita karir atau wanita yang memiliki segudang kegiatan. Anda akan merasa asing saat berada dalam keluara. Untuk itu, fokuskan diiri Anda pada satu hal. Namun, bukan berarti ini membatasi Anda berkembang. Menjadi wanita karir sah saja, asal keluarga selalu menjadi prioritas utama.
5. Berfokus pada yang salah
Perselisihan dalam kehidupan rumah tangga adalah hal yang wajar. Saat berselisih paham,Anda harus mencermati pangkal permasalahannya. Jangan sampai Anda berfokus pada hal. Ini tidak akan menyelesaikan masalah Anda, malah ini akan menambah masalah baru. Jernihkan pikiran Anda untuk menemukan masalah sesungguhnya. Jangan terlalu berpikir negatif dan skeptis.
6. Mengucapkan kata-kata mematikan, "Saya layak ..."
Hilangkan kata-kata ini dalam kosakata Anda. Mengatakan “saya layak” secara inheren mengandung permintaan dan menunjukkan bahwa Anda lebih berharga. Padahal, Anda dan pasangan sama berharganya. Fokuslah untuk mengetahui nilai Anda sendiri. Dapatkan jelas tentang apa yang penting bagi Anda dalam suatu hubungan, dan belajar bagaimana untuk meminta itu.
Perceraian mungkin memang jalan terbaik bagi kedua belah pihak. Namun, jika pasangan bisa menghindari hal-hal yang bisa memicu perceraian, bukanlah itu lebih baik lagi bagi kedua belah pihak dan keluarganya. (Sida Yang)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Padahal, menurut dia, penyebab perceraian adalah persoalan sepele dan dapat dihindari jika pasangan mau berusaha lebih untuk memahami dan memberi. Oleh sebab itu, ia berbagi pengetahuan tentang 6 bibit masalah dalam pernikahan yang dapat dengan mudah memicu perceraian.
1. Berbicara hal buruk tentang pasangan
Penelitian menunjukkan bahwa teman-teman seringkali lebih marah ketika teman mereka disakiti dibandingkan jika mereka mengalami itu sendiri. Batasi pembicaraan tentang suami Anda pada teman-teman Anda.
2. Terlalu sering membahas masalah
Anda berpikir dengan membicarakan masalah kepada suami akan menyelesaikan masalah Anda. Memang, pendapat itu benar. Namun, jangan terlalu sering membahas dan mempedebatkannya.
Wanita sering menyimpulkan bahwa suami mereka tidak peduli karena mereka tidak berubah setelah percakapan tertentu. Ini bukan berarti Anda tidak pernah mendiskusikan masalah berdua dengannya. Hanya saja Anda harus belajar keterampilan komunikasi yang efektif dengan pasangan Anda.
3. Anda percaya bahwa kebahagiaan Anda tergantung pada perubahan suami.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak meningkat ketika suami Anda berubah menjadi lebih baik. Ini terjadi jika Anda tidak mengubah pandangan Anda. Jika suami berubah, pandangan Anda pun harus berubah menjadi lebih baik. Sebab, seringkali, justru kedua belah pihaklah yang menyebabkan sebuah masalah muncul.
4. Anda hidup paralel
Menjalani hidup yang paralel tidak akan membuat Anda fokus pada satu hal, pada keluarga. Mungkin Anda adalah seorang wanita karir atau wanita yang memiliki segudang kegiatan. Anda akan merasa asing saat berada dalam keluara. Untuk itu, fokuskan diiri Anda pada satu hal. Namun, bukan berarti ini membatasi Anda berkembang. Menjadi wanita karir sah saja, asal keluarga selalu menjadi prioritas utama.
5. Berfokus pada yang salah
Perselisihan dalam kehidupan rumah tangga adalah hal yang wajar. Saat berselisih paham,Anda harus mencermati pangkal permasalahannya. Jangan sampai Anda berfokus pada hal. Ini tidak akan menyelesaikan masalah Anda, malah ini akan menambah masalah baru. Jernihkan pikiran Anda untuk menemukan masalah sesungguhnya. Jangan terlalu berpikir negatif dan skeptis.
6. Mengucapkan kata-kata mematikan, "Saya layak ..."
Hilangkan kata-kata ini dalam kosakata Anda. Mengatakan “saya layak” secara inheren mengandung permintaan dan menunjukkan bahwa Anda lebih berharga. Padahal, Anda dan pasangan sama berharganya. Fokuslah untuk mengetahui nilai Anda sendiri. Dapatkan jelas tentang apa yang penting bagi Anda dalam suatu hubungan, dan belajar bagaimana untuk meminta itu.
Perceraian mungkin memang jalan terbaik bagi kedua belah pihak. Namun, jika pasangan bisa menghindari hal-hal yang bisa memicu perceraian, bukanlah itu lebih baik lagi bagi kedua belah pihak dan keluarganya. (Sida Yang)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar