|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 22 November 2013

Kaligrafi Tiongkok

 


Kaligrafi Tiongkok menem­pati posisi terhormat di bi­dang kesenian tradisional. Kaligrafi bukan sekedar alat ko­munikasi, tetapi juga sarana untuk mengekspresikan dunia batin seseorang dalam bentuk estetika.

Masyarakat kuno sangat meng­hargai kaligrafi. Kaligrafi telah menjadi bagian penting dari buda­ya dan warisan Tiongkok.

Di istana kekaisaran, pejabat dipilih berdasarkan keahlian mereka dalam kaligrafi. Anak-anak pejabat tinggi harus mahir dalam kaligrafi, dan bahkan kaisar sendiri sangat ahli dalam bidang ini. Kaisar Qianlong dari Dinasti Qing (1644- 1911), pelindung besar seni, me­ninggalkan banyak contoh tulisan tangannya pada prasasti di kuil-kuil dan istana.

Empat peralatan yang diperlu­kan seseorang ketika berlatih ka­ligrafi: kuas tulis, tinta, kertas, dan papan tinta. Ia juga membutuhkan konsentrasi besar ketika menoreh-kan kuas lembutnya yang telah dicelupkan ke dalam cairan tinta, karena tinta berdifusi dengan cepat setelah menyentuh kertas. 

Apabila kelangsungan gerakan kuas sedikit saja putus, tanda hitam langsung tercipta, merusak karya. Sehingga kecepatan, kekuatan, dan kelincah-an adalah kunci dalam menghasil­kan karya seni yang halus.

Ketika menulis, kebanyakan ahli kaligrafi akan melupakan kekhawatiran mereka sehari-hari, dan bahkan dirinya sendiri, mem­fokuskan semua pikiran mereka ke dalam penciptaan seni mereka. Seni dapat dibandingkan dengan Tai Chi dan Chikung, yang membutuhkan pikiran yang santai dan fokus, dan hasilnya dapat meningkatkan keba­hagiaan seseorang.

Seperti cermin, kaligrafi adalah refleksi keheningan jiwa. Karya be­sar yang dibuat para pakar kaligrafi diam-diam merefleksikan pengalaman hidup, kepribadian, tingkat per­baikan, dan individualitas mereka.

Di Tiongkok kuno, dalam­ Majelis Pemeriksaan (sebuah sistem untuk memilih sarjana paling berbakat untuk menjadi peja­bat negara), kaligrafi adalah kesan pertama terpenting bagi para juri dalam memilih kandidat potensial.

Tidak seperti teknik seni rupa lainnya, semua goresan kaligrafi adalah permanen dan berani, menuntut perencanaan menyelu­ruh dan percaya diri. Kesemuanya itu adalah keterampilan yang wa­jib dimiliki seorang pejabat atau petinggi. 

Sementara seseorang ha­rus menyesuaikan dengan struktur kata-kata yang ditetapkan, ekspresi bisa menjadi sangat kreatif. Ke­mampuan untuk melatih imajinasi dan sentuhan pribadi, tanpa meng-abaikan hukum dan peraturan negara, adalah suatu kebajikan yang dihargai oleh masyarakat.

Kaligrafi Tiongkok, atau tulisan kaligrafi itu sendiri dimulai dengan hieroglif. Selama berabad-abad evolusi, kaligrafi ini telah berkem­bang menjadi banyak gaya dan metode. Bentuk tulisan kaligrafi Tiongkok biasanya dipisahkan menjadi 5 jenis terpisah.

Yang per­tama adalah Zhuan, atau “karakter segel”. Yang kedua adalah tulisan asli yang dikenal sebagai Li. Jenis ketiga adalah tulisan biasa disebut Kai. Keempat, ada “tangan berja­lan” yang dikenal sebagai Xing. Jenis kelima adalah tulisan kursif yang disebut Cao.

Kaligrafi dianggap sebagai cara yang aktif untuk menjaga kesehat­an dan kebugaran tubuh seseorang, karena latihannya memang santai dan menghibur diri. Secara histo­ris, banyak seniman kaligrafi baik di Tiongkok dan Jepang yang dike­nal karena umur panjangnya.

Empat peralatan yang diperlu­kan seseorang ketika berlatih kaligrafi yaitu kuas tulis, tinta, kertas, dan papan tinta. Juga kecepatan, kekuatan, dan kelincahan adalah kunci dalam menghasilkan karya seni yang halus.  (Sumber)
 
 Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar