|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 22 November 2013

Kesabaran Dewa

 


Sebuah desa di pinggiran kota telah kedatangan pendatang baru. Warga desa tersebut memanggilnya Dewa Sabar karena kesabarannya yang luar biasa. Tidak ada seorangpun yang tahu nama sebenarnya, karena dia hampir tidak pernah bercakap dengan siapapun, kecuali senyumnya yang menghiasi wajahnya setiap bertemu dengan penduduk. 

Pendudukpun sangat sungkan untuk bertanya atau menyapanya, seolah terpesona sehingga terpaku oleh kesabaran dan kebajikannya.

Di ujung desa tersebut, ada beberapa gelandangan yang secara teratur bertemu untuk berjudi. Suatu hari salah satu dari mereka mulai memuji kebajikan Dewa Sabar, "Dewa Sabar tidak pernah kehilangan emosinya dalam keadaan apapun. Bukankah sifat ini luar biasa? ", tanya salah seorang gelandangan kepada teman-temannya.
 
"Aku akan membuat Dewa Sabar marah, dan membuktikan bahwa dia tidak berbeda dari orang lain.", kata Sam, salah satu gelandangan, dengan gusar dan menantang temannya bahwa dia bisa membuktikan ucapannya.

Keesokan paginya, Dewa Sabar pergi untuk mandi di sungai yang agak jauh dari desanya, karena selain airnya jernih juga jarang orang yang datang kesana. Sam berdiri menunggu Dewa Sabar muncul dengan duduk diatas sebuah batu besar. 

Saat dia melihat Dewa Sabar muncul dari sungai, Sam lalu meludah padanya. Tanpa kehilangan ketenangannya, Dewa Sabar berjalan kembali ke sungai untuk mencuci tubuhnya yang terkena air ludah. Sam terkejut, namun ketika Dewa Sabar kembali dari sungai, Sam kembali meludahinya untuk kedua kalinya.

Setiap kali gelandangan meludahinya, Dewa Sabar kembali lagi ke sungai untuk berenang tanpa kehilangan ketenangannya. Tapi gelandangan itu tetap gigih dalam usahanya untuk membuat Dewa Sabar marah, dan dia terus meludah padanya sepanjang hari. 

Sampai senja sudah mulai turun, entah sudah berapa kali dia meludah dan berapa kali pula Dewa Sabar bolak-balik ke sungai untuk mandi lagi. Akhirnya gelandangan tersebut merasa bosan meludah, dia bingung dengan kesabaran yang dimiliki Dewa Sabar, sementara mulutnya sakit karena telah meludah berulang-ulang.

Merasa bersalah dan malu, Sam bergegas turun dan menjatuhkan diri di kaki Dewa Sabar. Dia memberanikan diri bertanya, "Dewa Sabar, bagaimana mungkin Anda bisa begitu sabar seperti ini? "

Dengan penuh belas kasih Dewa Sabar menjawab, "Selama ini aku dalam perjalanan untuk beribadah kepada Tuhan. Kotoran air ludah di tubuhku dapat dengan mudah dibersihkan dengan berenang di sungai, tetapi jika aku membiarkan kemarahan memasuki hati dan pikiranku, itu akan mengotori hati dan pikiranku, dan berapa kalipun aku mandi di sungai tidak akan bisa membersihkan kotoran didalam hati dan pikiranku." (Sumber)


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar