Ada yang bilang, seseorang yang sukses sebenarnya memiliki sifat temperamental yang tinggi pula. Ia cenderung mudah marah. Tentu saja jika terus-menerus menuruti amarah, bukan sukses yang didapat tetapi justru kegagalan.
Saya menemukan hasil penelitian menarik yang dipublikasikan beberapa bulan lalu. Penyebab orang marah sebenarnya bukan karena ia ingin mengancam orang lain. Tetapi kemarahan timbul justru karena ia ingin berprestasi. Karena jalan untuk meraih prestasinya terhambat baik oleh orang lain maupun dirinya sendiri maka timbullah kemarahan itu.
Dari sini bisa dilihat bahwa orang yang punya ambisi besar untuk meraih sukses, menyimpan amarah yang besar pula karena hambatan demi hambatan yang dihadapinya pasti akan memicu amarahnya.
Sifat marah ini ibarat mesin dalam suatu mobil. Mobil berkapasitas tinggi akan membuat mobil memiliki kemampuan luar biasa jika dikendalikan dengan baik. Tetapi jika pengendaliannya tidak hati-hati, justru akan mengancam si pengendaranya sendirinya.
Teman-teman yang Luar Biasa! Tentu kita semua pernah marah baik pada diri sendiri, keluarga, teman, atasan, dan sebagainya. Marah memang sifat negatif, tetapi jika kita bisa mengendalikannya dan memikirkan kenapa kita marah, maka kita akan menemukan hal positif.
Kita akan tahu bahwa bukan untuk marah kita berada dalam posisi kita sekarang. Dengan demikian kita akan lebih toleran, lebih mensyukuri apa yang kita dapat dan tentunya kita tak perlu kehilangan pertalian keluarga dan pertemanan. Semoga Bermanfaat. (Lily)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar