Meng Zi adalah seorang filosof yang besar, mengenai Kong Fu Ze-isme beliau termasuk kedua dalam keahliannya sesudah Kong Fu Zi. Karena kebesarannya ini oleh ahli-ahli Barat nama beliau dilatinkan menjadi Mencius.
Sebagai manusia Mencius seorang yang baik baik dan filosofinya juga berlainan dengan Confucianis yang besar lainnya Xun Zi,. Xun Zi adalah guru dari Han Fei Zi, beliau hidup pada periode yang sama dengan Mencius. Xun Zi berhati keras dan perbedahan antara dua filosof yang besar ini mencerminkan karakternya masinig-masing:
Mencius berpendapat bahwa sifat dasar manusia itu baik, meskipun seorang kriminil yang besar, kalau melihat seorang anak akan jatuh kedalam sumur, dia secara reflektoris lari untuk menolongnya.
Sebaliknya Xunzi mengatakan bahwa sifat dasar manusia itu adalah jelek, karena manusia mempunyai keinginan dan nafsu. Kedua faktor faktor ini mengakibatkan iri hati dan ambisi.
Namun kedua orang bijaksana ini berpendapat yang sama, bahwa manusia harus mendapat pendidikan agar menjadi baik. Sebaliknya kalau orang itu sedari kecil kumpulannya dengan orang-orang yang jelek, maka kemudian dia juga mempunyai sifat jelek.
Karenanya kedua pemikir yang besar ini menganjurkan agar pemimpin negara harus invest pendidikan, agar masyarakat yang dipimpinnya berkultur dan aman. Mencius seperti filosof-filosof Tiongkok lainnya banyak menulis essay pendidikan dan salah satu tulisannya ialah :
Dahulu ada orang yang malas dan tidak mau bekerja. Untuk mencukupi penghidupannya, maka kerjanya sebagai pencuri, dan yang paling mudah baginya ialah mencuri ayam disekitar rumahnya.
Orang ini sudah beken didaerahnya, karena waktu mudanya tidak mau sekolah dan sering dijalanan dengan anak-anak sebayanya yang bersifat sama. Pada satu hari waktu dia mencuri ayam kepunyaan seorang guru sekolah, dan waktu mau dibawa pulang, ketahuan oleh sang guru yang kenal padanya.
Guru itu mengatakan padanya, ” Ambillah ayam ini, bawalah pulang. Tetapi untuk selanjutnya pikirlah baik-baik tentang pekerjaanmu ini. Menurut saya mencuri barang kepunyaan orang itu tidak etis, banyak urusannya. Bagaimana apabila ayammu dicuri oleh orang lain, bagaimana perasaanmu?
Disampingnya itu kau memberi contoh jelek pada anak-anakmu. Kerjakanlah tanahmu untuk penghidupan keluargamu. Bukankah hal ini lebih baik buat kesehatan jiwamu dan keluargamu.”
Pencuri itu menjawab, ” Betul, perkataan bapak, saya akan berangsur-angsur mengurangi kerjaan yang jelek ini. Dan aku berharap dalam satu tahun aku akan menghentikan sama sekali pekerjaan mencuri.”
Semua orang tentunya akan mengatakan, Kalau dia tahu kelakuannya salah, merugikan masyarakat, mengapa harus menunggu sampai setahun?
Kalau kita tahu tindakan kita salah, maka kita harus berani untuk merubahnya. Seperti ungkapan peribahasa Tionghoa yang mengatakan, ” Kesalahan adalah ibu dari sukses, kalau kita mau merubahnya.”
Janganlah berbuat sesuatu pada orang lain apabila kau sendiri tidak senang kalau apa yang kau kerjakan itu terjadi pada dirimu.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar