Dahulu ada seorang pelukis bernama
Quizhen, yang sangat suka melukis sapi. Karena kesukaannya dan
benar-benar menjiwai, sehingga setiap sapi yang dia lukis kelihataan
sangat hidup, bagaikan seekor sapi sungguhan.
Pada
suatu hari dia ingin melukis seekor harimau, tetapi dia belum pernah
melihat seekor harimau sungguhan, oleh sebab itu harimau yang dilukis
kelihataan seperti seekor kucing yang sakit.
Walau
bagaimanapun Quizhen berusaha melukisnya dengan baik tetapi tetap tidak
dapat melukis seekor harimau seperti harimau hidup, akhirnya dia
memutuskan untuk naik ke gunung agar bisa mengobservasi kehidupan
harimau secara langsung.
Quizhen
tidak memperdulikan larangan dari keluarganya, dia sudah mantap dengan
keputusannya untuk pergi sendirian ke gunung mencari harimau yang
sebenarnya.
Setelah menghabiskan
beberapa hari, akhirnya dia mendapatkan suatu tempat untuk mengobservasi
kehidupan harimau. Setiap hari dia melihat gerak-gerik dan cara hidup
harimau, lalu melukisnya dalam bentuk sketsa di selembar kertas.
Selama
melakukan observasi Quizhen tinggal di atas pohon sebagai tempat
persembunyiannya sampai waktu yang cukup lama. Merasa sudah dapat
melukis harimau dengan baik, dia lalu memutuskan untuk kembali ke rumah.
Setelah
pulang ke rumahnya Quizhen masih selalu berlatih setiap hari melukis
harimau. Akhirnya harimau yang dilukis kelihatannya sangat hidup,
terlihat sangat perkasa dan megah. Jika lukisannya semakin dipandang
akan merasa seperti memandang harimau hidup di alam nyata.
Semakin
lama nama Quizhen sebagai pelukis semakin terkenal di segala penjuru
kota, semua orang berebut untuk membeli lukisan harimaunya untuk
dikoleksi.
Dalam kehidupan sehari-hari, mengerjakan hal apapun jika dengan sepenuh hati dilakukan akhirnya pasti akan berhasil dengan baik.
Setiap
karya yang dihasilkan akan memberikan kebahagiaan tersendiri karena
telah bisa memberi rasa puas pada orang lain. Sekedar karya yang
asal-asalan, hanya akan menuai kecaman karena tidak memberikan yang
terbaik pada orang lain, karena bertentangan dengan prinsip "Memikirkan
kepentingan orang lain terlebih dahulu, sebelum memikirkan kepentingan
diri sendiri." (Sumber)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat
kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar