|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 15 Desember 2013

Hadiah di Malam Natal Untukku

 


Usiaku 19 tahun saat ayahku meninggal karena ia adalah seorang pecandu alkohol. Ibuku sendiri telah berpisah lama dengan ayahku dan tinggal di luar kota. Sedangkan aku lebih nyaman tinggal dengan nenekku yang tak banyak bicara.

Hidupku bisa dibilang kacau. Diam-diam aku mengikuti jejak ayahku, menjadi seorang pecandu alkohol. Hampir setiap hari, waktu kuhabiskan dengan mabuk-mabukan. Tak ada kegiatan lain yang bisa menghiburkan dan melampiaskan kekesalan yang aku tak tahu kepada siapa perasaan itu harus kuceritakan.

Aku merasa selalu sendirian. Kesepian. Tak ada seseorangpun yang menyayangiku dan memperhatikanku, bahkan termasuk ibuku.

Bulan berganti hari, aku mengenal seorang gadis di kampusku. Bagi orang ia adalah gadis biasa yang sederhana. Bagiku, ia adalah seorang bidadari yang selalu dapat mencerahkan hariku. Aku sempat berubah dan bersemangat dalam beberapa saat. Hingga suatu hari kudengar kabar bahwa ibuku menikah lagi. Dan tetap tak mempedulikan aku. Aku terluka untuk kesekian kalinya.

Aku kembali melampiaskan emosiku pada semua minuman yang memberi kebebasan semu. Dan hal tersebut membuat kekasihku marah besar. Aku menyadari kesalahanku, aku meminta maaf padanya. Tetapi hal itu berulang lagi di suatu malam.

Lagi-lagi aku meminta maaf. Aku berlutut sambil membawakan sebucket bunga untuknya. Dia memaafkan aku.

Apakah kemudian aku jera?

Sayangnya tidak. Keinginanku untuk minum semakin lama semakin besar. Aku seperti selalu kehausan dan tubuhku sakit semua jika sehari saja tak menyentuh alkohol. Aku mulai bersembunyi dan berbohong pada orang yang kukasihi, yang kucintai, yang kupunya satu-satunya di dunia ini.

Suatu hari aku menghilang dari kampus dan tempat kerjaku. Sudah sekitar 3 hari aku tak memberi kabar pada siapapun. Aku hanya mengunci diri di kamar dan berbekal berbotol-botol minuman.

Kekasihku yang khawatir akhirnya datang memaksa menerobos kamarku. Di sana ia mendapati aku tengah berpesta minuman sendirian. Dalam keadaan setengah sadar, aku menyadari ia marah dan kesal sekali. Isakan tangisnya begitu pilu dan menusuk jantungku. Aku terdiam, hanya bisa terdiam tanpa berkata apa-apa. Tak ada hal lain lagi yang bisa mengembalikannya kepadaku. Ia meninggalkan aku.

***

Sudah nyaris sebulan lamanya aku hidup mengurung diri. Hanya keluar sesekali untuk membeli makanan, dan tentu saja minuman.

Malam itu, ternyata adalah malam Natal. Di mana mendadak aku merapikan diriku dan pergi keluar. Kubeli sebotol minuman, dan duduk di balkon atas rumah nenekku.

Aku hanya menatap kosong ke langit luas. Banyak bintang di sana, ada yang cahayanya terang dan ada yang redup. Lalu aku terdiam. Kira-kira dari sekian banyak bintang, mana yang mewakili diriku? Hmmm... mungkin yang paling redup itu adalah aku.

"Kamu adalah bintang yang paling bersinar, kamu hanya butuh sedikit keberanian dan kepercayaan diri saja untuk memperlihatkan sinarmu," kata nenek mengagetkanku.

Selama tinggal dengannya, aku hampir tak pernah mengajaknya berbicara. Kupikir, ia juga tenggelam dalam kesunyian dan kebungkamannya. Yang kutahu memang ia adalah pendiam.

Kusimpan minumanku dan kujauhkan dari nenek. Aku tertunduk. Ia kemudian mendekatiku dan membelai lembut kepalaku. Memelukku. Tanpa bisa kukendalikan, air mataku jatuh. Aku terisak.

Aku tak pernah merasakan kehangatan kasih sayang yang seperti ini. Dan mungkin inilah yang selama ini kubutuhkan. Bukan botol-botol minuman itu.

Malam itu, akupun berbincang banyak hal dengan nenek. Kuceritakan semua apa yang mengganjal di dalam hatiku. Bahkan termasuk bagaimana aku putus dengan kekasihku gara-gara minuman itu. Nenek tak memintaku berhenti. Ia bukan tipe orang yang senang mengintimidasi dan memaksaku. Ia hanya bertanya, "Apa langkahmu selanjutnya?"

Dari pertanyaan tersebut aku kemudian menghentikan kebiasaan minumku. Mencari lingkungan yang lebih sehat. Menjalani pekerjaan sekaligus kuliahku dengan lebih bersemangat. 

Aku punya satu tujuan hidup yang sederhana. Aku ingin menjadi bintang yang paling bersinar di setiap malamnya. Dengan caraku yang sederhana, dengan hal-hal kecil yang akan kumulai setiap pagi aku membuka mata. Salam kebajikan (Oleh : KC (vem/bee / Lulu)  


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar