Hati manusia bisa sedalam lautan samudra, hanya bisa terka menerka
antara sesama. Yang terlihat dalam kehidupan orang hanya bagian luarnya
saja, mana mungkin bisa mengetahui isi dan keadaan seseorang.
Bisa
saja kabar lebih indah daripada rupa, orang yang hidup di kelas
bawah, menghendaki kehidupan orang kelas atas. Seolah -olah, semua bisa
jadi indah karena ada harta yang berlimpah.
Tapi bagi yang sudah kaya, tentunya sangat mendambakan ketenangan, kedamaian, dan kebersamaan bersama. Tidur yang nyenyak, tanpa harus memikirkan ketakutan jatuh miskin dan memikirkan kelakuan anak-anak yang menyimpang dari moral.
Memikirkan pasangan hidup yang semakin menjadi-jadi, tanpa mau
memikirkan keluarga lagi. Bisakah harta membuat aku tenang? Tidak pernah
bisa, belum lagi tiap hari hidupku di temani obat-obatan.
Sungguh kadang aku mendambakan kehidupan yang kaya akan perhatian anak-anak, dan keluarga yang harmonis. Bukan kekayaan materi yang berlimpah, tapi tidak pernah tahu apa itu kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian.
Jangan hanya melihat hartaku yang berlimpah, tapi lihatlah dalam dirimu kebersamaan keluarga, kedamaian, ketenangan, kesehatan. Semuanya itulah harta sesungguhnya.
Aku tiap hari makan makanan enak, tidak
seenak makananmu yang hanya berlaukkan sambal...karena hatiku tidak
bahagia. Aku tidur dikasur yang mewah, tidurku tidak senyenyak
kamu...karena pikiranku tidak tenang.
Kamu hanya melihat kekayaanku, yang tidak bermakna apa-apa dibandingkan aku melihat kebahagianmu, yang tidak bisa kubeli dengan materi. Salam kebajikan (Penulis : Amoy)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat
kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar