|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 25 Desember 2013

Hidup, Diberikan atau Dipercayakan?

 


Dalam rumah bangsawan yang megah dan indah itu sedang terlihat kesibukan yang lebih dari hari biasanya. Para pelayan bergegas mengatur rangkaian-rangkaian bunga yang memperindah aula rumah yang megah itu. 

Meja-meja panjang tempat hidangan ditatah dengan sangat cantik. Peralatan makan yang terbuat dari perak, tampak sangat serasi dengan taplak meja berenda yang putih bersih.

Saat matahari mulai terbenam, para pelayan mulai menghidangkan berbagai masakan lezat buatan sang juru masak. Cahaya dari lilin-lilin yang mulai dinyalakan pun menambah semaraknya suasana.

Tak seberapa lama kemudian, para undangan mulai berdatangan memadati aula tersebut. Para undangan yang datang dari berbagai kalangan tampak berbaur menjadi satu. Meskipun dapat terlihat dari baju yang mereka gunakan, tapi tidak ada perbedaan dalam memperlakukan para tamu yang datang karena memang pesta itu diadakan untuk semua orang. 

Sebab Sang bangsawan tidak membeda-bedakan status sosial seseorang. Namun, meskipun pesta itu diadakan untuk semua orang, tidak semua orang di negeri itu yang mau menghadiri pesta tersebut. Karena ada juga orang-orang yang iri hati dan membenci Sang bangsawan.

Akhirnya Sang bangsawan pun keluar untuk bergabung dengan para tamu. Sang bangsawan menyapa para undangan dengan ramah. Memberi beberapa kata sambutan sebelum akhirnya mengucapkan salam perpisahan. Memang pesta itu adalah pesta perpisahan yang diadakan karena Sang bangsawan mendapat mandat untuk memerintah suatu negeri yang jauh.

Setelah pesta berakhir dan para undangan pulang, Sang bangsawan menanggil semua hambaNya yang Dia percayai. Dia memberikan amanat kepada semua hambaNya dan memberikan modal serta tanggung jawab sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. 

Sang bangsawan berharap, hamba-hambaNya dapat diandalkan untuk mewakili diriNya mengurus harta yang Dia tinggalkan dengan baik. Dan keesokan harinya, berangkatlah Sang bangsawan untuk dinobatkan menjadi Raja di negeri yang jauh.

Beberapa tahun berlalu sejak pesta perpisahan itu diadakan, dan sekarang sedang diadakan satu pesta yang lain, pesta penyambutan. Sang bangsawan yang dinobatkan menjadi Raja di negeri yang jauh telah kembali. Dia kembali untuk memeriksa semua yang Dia miliki di tempat asalNya. 

Setelah pesta usai, seperti beberapa tahun yang lalu. Sang bangsawan kembali mengunpulkan semua hamba-hambaNya. Kali ini untuk meminta pertanggung jawaban dari mereka. Apa saja yang telah mereka perbuat dengan semua milikNya yang telah Dia percayakan kepada mereka.

Hamba yang pertama maju. Dengan wajah yang berseri-seri dia berkata kepada Sang bansawan, “Tuan, 100 ekor kuda yang Tuan percayakan kepadaku telah aku rawat dengan sebaik-baiknya, dan sekarang kuda Tuanku bertanbah menjadi 324 ekor.”

“Baik sekali apa yang telah engkau lakukan itu hambaKu.” Jawab Sang bangsawan sambil tersenyum. “Dan sekarang Aku akan mengangkatmu menjadi bupati di tempat aku menjadi Raja.”

Kemudian majulah hamba yang lain dan berkata, “Tuan, tanah yang Tuan pecayakan kepadaku sekarang menghasilkan gandum beberapa kali lipat dari beberapa tahun yang lalu. Setiap hari aku berusaha memeliharanya dengan baik. Membuang batu-batunya, mengarinya, dan memberinya pupuk. Sehingga tanah yang dulunya tidak terlalu subur, sekarang menjadi sangat subur.”

Sang bangsawan menganguk, dan berkata, “Engkau adalah hamba yang setia, maka Aku akan mengangkatmu menjadi jendral dalam KerajaanKu.”

Begitulah satu-persatu hamba dari Sang bangsawan maju menghadap untuk memberi pertanggung jawaban apa saja yang telah mereka lakukan selama Sang bangsawan pergi.
Akhirnya tinggal seorang hamba yang belum memberi pertanggungan jawab kepada Sang bangsawan. 

Dengan ketakutan hamba itu berkata, “Tuan, ini uang perak yang Tuan berikan padaku. Aku telah menyimpannya dengan baik mekipun aku tidak punya waktu untuk mengembangkannya. Aku punya banyak urusan yang harus ku lakukan. Karena aku mempunyai usaha sendiri yang harus aku kembangkan, maka aku tidak punya waktu untuk mengembangkan milik Tuan. Maafkan aku, dan terimalah kembali uang perak Tuan.”

Maka marahlah Sang bangsawan, dan menyuruh algojo-algojo untuk menangkap dan menghukum hamba yang tidak berguna itu. Karena walaupun Sang bangsawan sudah mempercayakan milikNya untuk dia kelola. Namun hamba itu lebih memilih untuk mengerjakan usahanya sendiri. Dengan demikian, berarti dia telah menyia-nyiakan kepercayaan Sang bangsawan. Dan menganggap rendah perintahNya dengan lebih menuruti keinginannya sendiri dari pada perintah Sang bangawan.

Kemudian Sang bangsawan memerintahkan para prajuritNya untuk menangkap orang-orang yang membenci Dia. Karena meskipun Dia sudah memberi mereka kesempatan dengan mengundang mereka datang ke pestaNya, namun mereka menolak. 

Dengan demikian mereka menyatakan perlawanan kepada Sang bangsawan,Yesus
Raja di atas segala raja. Pada hari terakhir, saat Yesus datang kembali dalam segala kemuliaanNya. Dia akan memanggil setiap kita, hamba-hambaNya. Untuk memberi pertanggung jawaban kita. Apa saja yang sudah kita lakukan dengan hidup kita yang merupakan milikNya yang Dia percayakan kepada kita.

Apakah kita sudah mengunakan hidup ini untuk kesenangan dan kemuliaanNya? Ataukah justru sebaliknya, kita mengunakan hidup ini untuk kesenangan dan kabanggaan diri kita sendiri?

Tuhan tidak memberikan hidup ini kepada kita, sehingga kita bisa mempergunakannya untuk kepentingan kita sendiri. Tuhan mempercayakan hidup kepada kita agar melaluinya kita dapat memuliakan Tuhan. 

Sebab itu, biarlah kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri. Apa yang menyenangkan kita, apa yang menguntungkan kita, dan apa yang baik menurut pandangan kita. Tetapi marilah kita hidup hanya bagi Tuhan. Salam kebajikan (Sumber)
 

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar