Para
Nabi mengajarkan kesusilaan untuk mendidik orang, agar orang yang
berkesusilaan itu mengerti, bahwa dirinya berbeda dengan hewan. Kakaktua
dapat berbicara tetapi tidak lebih dari seekor burung yang dapat
terbang; kera besar dapat berbicara, tetapi tidak lebih seekor hewan.
Kini bila seseorang tidak berkesusilaan, biar dapat berbicara bukankah
hatinya tidak lebih seekor hewan ? Bila orang seperti hewan dan tidak
berkesusilaan, maka ayah dan anak mungkin mempunyai pasangan yang sama,
seperti rusa. (Lee Ki – Khiok Lee)
Dalam
kehidupan sehari-hari kita senantiasa berinteraksi dengan sesama
manusia maupun dengan ciptaan Tuhan lainnya, seperti tumbuh-tumbuhan,
hewan dan sebagainya. Tetapi kadang kita tidak menyadari apa sebenarnya
yang membedakan kita, manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya itu.
Kalau kita merenung sejenak mengenai hal ini tentu akan terlihat hal-hal yang membedakannya. Ternyata ada hal-hal yang sangat pokok yang membedakan manusia dengan benda atau mahluk ciptaan Tuhan lainnya.
Air dan api itu memiliki hawa murni/Qi, tetapi tidak memiliki kehidupan/ Sheng. Rumput dan pohon memiliki kehidupan tetapi tidak mampu mengerti/ Zhi. Hewan, binatang bisa mengerti, tetapi tidak mampu mengerti kebenaran/ Yi. Manusia mempunyai hawa murni, kehidupan, pengertian dan sekaligus tahu kebenaran. Inilah bedanya antara manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya, manusia adalah mahluk Tuhan yang paling mulia.
Kalau kita merenung sejenak mengenai hal ini tentu akan terlihat hal-hal yang membedakannya. Ternyata ada hal-hal yang sangat pokok yang membedakan manusia dengan benda atau mahluk ciptaan Tuhan lainnya.
Air dan api itu memiliki hawa murni/Qi, tetapi tidak memiliki kehidupan/ Sheng. Rumput dan pohon memiliki kehidupan tetapi tidak mampu mengerti/ Zhi. Hewan, binatang bisa mengerti, tetapi tidak mampu mengerti kebenaran/ Yi. Manusia mempunyai hawa murni, kehidupan, pengertian dan sekaligus tahu kebenaran. Inilah bedanya antara manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya, manusia adalah mahluk Tuhan yang paling mulia.
Oleh
karenanya sebagai ciptaan Tuhan yang dikaruniai kesempurnaan ini sudah
sewajarnya senantiasa takwa, satya kepada-Nya. Berlaksa benda bermula
daripada-Nya, dan kembali semuanya kepada Thian, Tuhan Yang Maha Esa.
Sesungguhnya,
adanya manusia adalah karena kuasa Kebajikan Thian dan bumi oleh
jalinan sifat Iem (negatif) dan Yang (positif), karena berkumpulnya
Nyawa dan Roh (Kwi dan Sien), dari sari pati semangat ke Lima Unsur (Ngo
Hing). Maka, manusia itu adalah hati/ batin daripada Thian dan bumi,
dan menjadi perwujudan dari Lima Unsur. Manusia hidup menikmati rasa,
memilahkan berbagai nada dan mengenakan berbagai warna. ” (Lee Ki
VII:3:1-7)
Demikianlah
kesadaran iman umat Khonghucu akan penjadian manusia. Sebagai wujud
dari satya dan takwa kepada Thian, Tuhan Yang Maha Esa, manusia
hendaknya selalu sadar akan kehadiran-Nya dan tidak pernah lupa
melakukan sujud, doa, sembahyang kepada-Nya. Kesadaran inilah yang
merupakan salah satu bentuk pengejawantahan terhadap Kesusilaan yang
terdapat dalam diri tiap manusia.
Kesadaran
ini pula menunjukkan bahwa manusia mempunyai daya hidup ilahi disamping
daya hidup duniawi. Daya hidup ilahi yang mengharuskan manusia hidup
selaras dengan Jalan Suci Tuhan. Sedangkan daya hidup duniawi manusia
harus senantiasa mentaati Hukum Tuhan. Apabila manusia melanggar apa
yang telah menjadi kodrat kemanusiaannya maka malapetaka akan menimpa
padanya.
Dalam
kehidupan manusia, Hukum Tuhan dan Jalan Suci Tuhan diwujudkan dengan
apa yang disebut Kesusilaan/ Lee, maka dikatakan, Jalan Suci, Kebajikan,
Cinta Kasih dan Kebenaran, Kebijaksanaan tanpa Kesusilaan, tidak dapat
menyempurnakan pendidikan/ agama.Tata susila adalah sarana yang memberi
kesiapan besar mengembangsuburkan Kebajikan.
Makna mulia Kesusilaan, melepaskan manusia dari hal yang buruk, dan mengembangkan jati dirinya yang indah, menjadikan orang lurus di dalam diri beroleh kelancaran dalam melakukan sesuatu untuk orang lain.
Maka seorang susilawan yang memiliki Kesusilaan itu, di luar menciptakan keharmonisan, dan di dalam tidak menimbulkan penyesalan. Maka tiada sesuatu yang tidak merindukan Cinta Kasih, dan Tuhan Yang Maha Roh berkenan menerima Kebajikannya. Kesusilaan merupakan tanggul , benteng pertahanan manusia terhadap perbuatan atau perilaku maksiat.
Maka dikatakan, seorang Susilawan membangun Kesusilaan untuk menanggul kebajikan. Diterapkan hukuman untuk menanggul perilaku maksiat dan diungkapkan Firman Thian untuk menanggul keinginan buruk. Oleh karena kesusilaanlah yang membedakan manusia dengan hewan. Salam kebajikan (Sumber)
Makna mulia Kesusilaan, melepaskan manusia dari hal yang buruk, dan mengembangkan jati dirinya yang indah, menjadikan orang lurus di dalam diri beroleh kelancaran dalam melakukan sesuatu untuk orang lain.
Maka seorang susilawan yang memiliki Kesusilaan itu, di luar menciptakan keharmonisan, dan di dalam tidak menimbulkan penyesalan. Maka tiada sesuatu yang tidak merindukan Cinta Kasih, dan Tuhan Yang Maha Roh berkenan menerima Kebajikannya. Kesusilaan merupakan tanggul , benteng pertahanan manusia terhadap perbuatan atau perilaku maksiat.
Maka dikatakan, seorang Susilawan membangun Kesusilaan untuk menanggul kebajikan. Diterapkan hukuman untuk menanggul perilaku maksiat dan diungkapkan Firman Thian untuk menanggul keinginan buruk. Oleh karena kesusilaanlah yang membedakan manusia dengan hewan. Salam kebajikan (Sumber)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat
kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar