Seorang Ibu sedang mengeluhkan sesuatu disebuah sekolah tempat anaknya menuntut ilmu. Ibu itu bertanya kepada sang guru, ”Pak Guru, mengapa anda tidak memberikan sangsi kepada dia yang telah terbukti mencontek ulangan anak saya, saat test kemarin?"
"Apakah Pak Guru tidak tahu bahwa anak saya belajar semalaman demi usahanya untuk mendapat nilai lebih pada test esok? Apakah Pak Guru tidak tahu bahwa dengan dia mencontek usaha anak saya, dia menjadi terlihat pandai padahal semua orang tahu bahwa anak itu selalu dibawah rata-rata anak saya. Mengapa Pak Guru diam??.”
Lalu sang Guru menghela nafas dan berkata, ”Saya akan jawab pertanyaan Ibu, yang pertama ibu menyuruh saya memberikan sangsi, yang kedua Ibu tak rela dia membodohi anak Ibu, yang ketiga Ibu tidak rela dia menjadi terlihat pandai dan yang keempat mengapa saya diam.
Sebenarnya saya hanya berfikir. Bila Ibu menyuruh saya untuk memberi sanksi terhadap dia atas perbuatannya, maka otomatis ketika Ibu dan mereka sudah tahu bahwa dia mencontoh hasil kerja anak Ibu, bisa dibilang dia sudah terhukum dan sangat malu dengan beban moral yang harus ditanggungnya.
Paling tidak, semua orang tahu bahwa dia tidak jujur dengan hasil kerjanya yang mungkin membuat orang yang tak mengerti memuji dia, tapi akan sampai kapankah bertahan dan apakah suatu saat dia akan lulus lagi melewati test berikutnya?
Atau apakah akan ada kesempatan dia untuk mencontoh pekerjaan anak anda lagi atau orang lain ? Sementara dunia telah mengetahui bahwa dia adalah pembohong yang hanya ingin terlihat pandai dengan kelicikannya.... ” Ibu itu terdiam dan merenungi ucapan sang guru itu..
Lalu sang Guru menghela nafas dan berkata, ”Saya akan jawab pertanyaan Ibu, yang pertama ibu menyuruh saya memberikan sangsi, yang kedua Ibu tak rela dia membodohi anak Ibu, yang ketiga Ibu tidak rela dia menjadi terlihat pandai dan yang keempat mengapa saya diam.
Sebenarnya saya hanya berfikir. Bila Ibu menyuruh saya untuk memberi sanksi terhadap dia atas perbuatannya, maka otomatis ketika Ibu dan mereka sudah tahu bahwa dia mencontoh hasil kerja anak Ibu, bisa dibilang dia sudah terhukum dan sangat malu dengan beban moral yang harus ditanggungnya.
Paling tidak, semua orang tahu bahwa dia tidak jujur dengan hasil kerjanya yang mungkin membuat orang yang tak mengerti memuji dia, tapi akan sampai kapankah bertahan dan apakah suatu saat dia akan lulus lagi melewati test berikutnya?
Atau apakah akan ada kesempatan dia untuk mencontoh pekerjaan anak anda lagi atau orang lain ? Sementara dunia telah mengetahui bahwa dia adalah pembohong yang hanya ingin terlihat pandai dengan kelicikannya.... ” Ibu itu terdiam dan merenungi ucapan sang guru itu..
Pesan moral, ketika kita sedang melakukan ketidakjujuran dengan mencuri sesuatu hal yang hanya ingin membuat kita dikagumi banyak orang, maka sebenarnya kita sedang berperang melawan kebodohan diri sendiri. Lebih baik akuilah kekurangan kita karna kita bodoh dan butuh belajar, daripada terlihat baik dan pandai diatas ketidakjujuran. Salam kebajikan (Penulis : Lulu)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat
kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar