Pada dinasti Qing, di Jiangxi ada seorang pedagang kain bernama Wu Zhanqi. Orangnya sangat serakah, suka menipu orang, serta sangat licik. Ketika menjual kain, dia selalu akan memberikan contoh kain yang berkualitas bagus untuk ditunjukkan kepada pelanggan agar mendapat kepercayaan dari pelanggan.
Biasanya
dengan cara yang dilakukan oleh Wu Zhanqi, banyak pelanggan percaya dan
suka dengan contoh kain berkualitas bagus yang ditunjukkan lalu memesan
untuk membelinya. Namun setelah pelanggan memastikan kain yang
diinginkan, maka dengan licik Wu Zhanqi akan mengganti kain kualitas
bagus, yang sesui contoh, dengan kain yang kualitasnya sangat buruk.
Teknik
penipuannya sangat pintar, oleh sebab itu kain mudah habis terjual,
namun contoh kain tetap masih ada dan tidak berkurang sedikitpun.
Ada
seorang pengusaha dari barat mengutus temannya pergi untuk membeli
kain. Utusan ini juga telah dipermainkan dan ditipu oleh Wu Zhanqi.
Setelah membawa pulang kain yang dibeli, pengusaha tersebut memarahi
temannya karena membeli kain denggan kualitas yang sangat buruk.
Temannya dengan marah kemudian berkata, "Engkau pergi saja sendiri untuk membeli, pasti Engkau juga akan kena tipu!"
"Mana
mungkin, jika sekali ini saya tidak dapat membeli kain yang asli, saya
tidak akan pulang kesini menemuimu," kata sang pengusaha.
Keesokkan
harinya, pengusaha pergi ke toko Wu Zhanqi. Setelah memilih, akhirnya
dia menemukan kain yang diinginkan, lalu dia duduk diatas kain tersebut,
dengan berbuat seperti itu supaya Wu Zhanqi tidak mempunyai kesempatan
mengganti kain tersebut.
Melihat
pelanggannya duduk di atas kain yang mau dibeli, Wu Zhanqi segera
memutar otak liciknya, lalu dia keluar dari kantornya, berpakaian rapi,
dan dengan sangat hormat memberi hormat kepada pelanggan tersebut.
Seperti
berjumpa dengan seorang teman lama, sang pengusaha dengan terpaksa
berdiri dan membungkukkan badan membalas salamnya kemudian dengan segera
duduk kembali diatas kainnya. Tetapi hanya dalam waktu sekejab Wu
Zhanqi telah memerintahkan bawahannya mengganti kain tersebut dengan
kain berkualitas buruk.
Pengusaha masih tidak menyadari bahwa dia telah tertipu oleh penjual kain. Setelah membayar lalu membawa kainnya pulang ke rumah.
Setelah
bertemu dengan temannya, dengan bangga pengusaha itu segera menunjukkan
kain yang baru saja dibelinya. Temannya memegang kain tersebut dengan
teliti dan memeriksanya, ternyata sama dengan kain yang dia beli, kain
yang sama sekali tidak bisa dipergunakan. Temannya lalu mengeluarkan
kain yang dibeli beberapa waktu yang lalu, kainnya persis sama.
Temannya bertanya sambil mengejek sang pengusaha, "Engkau sendiri yang pergi beli, mengapa bisa begitu?"
Pengusaha
tersebut tersinggung, dia sudah merasa sangat kecewa membeli kain yang
demikian, masih diejek oleh temannya, lalu dia teringat perkataannya
dahulu kepada temannya, hatinya merasa sangat marah dan malu, lalu dia
bunuh diri.
Wu zhanqi selama
bertahun-tahun menipu dan serakah. Pada suatu hari ketika dia pergi
keluar kota untuk urusan dagang tiba-tiba menderita penyakit parah, dia
terbaring ditempat tidur penginapan¸ dia melihat hantu dari neraka
datang membawanya ke neraka untuk menerima hukuman, oleh sebab itu siang
malam selalu menjerit kesakitan.
Selama
terbaring diranjang dia menjerit, "Tolong! Tolong saya, saya terikat
diranjang api!" orang disekitarnya tidak dapat berbuat apapun, melihat
punggungnya merah seperti dipanggang api.
Siang
malam Wu Zhanqi selalu menjerit, tiba-tiba dia berkata, "Ya Tuhan!
Mengapa mengait tubuh belakangku dengan kaitan semacam ini!"
Orang
yang menjaganya merasa heran mendengar jeritannya, namun hanya bisa
membiarkan dia menjerit terus, dan ketika mereka membalikkan badannya
melihat punggungnya benar-benar dagingnya seperti dikait dengan kait
sampai luka.
Dia menjerit terus
seperti mendapat hukuman di neraka hidup-hidup, penderitaan seperti itu
terjadi beberapa hari, kemudian dia meninggal.
Sebenarnya
betapapun orang tersebut bisa berlaku licik, melakukan tipuan yang
cerdik dan tidak diketahui oleh orang lain, namun sesungguhnya dia telah
menciptakan dan mengumpulkan karma, yang pada akhirnya akan mendapat
pembalasan, hanya menunggu waktu saja, kapan pembalasan itu tiba.
(minghuischool/ran)
Tidak ada komentar:
Write komentar