|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 12 Desember 2013

Tao Bersifat Hidup dan Menghidupi

 


Umur langit dan bumi itu panjang sekali dapat dikatakan bahwa langit dan bumi itu langgang dan abadi, apakah sebabnya langit dan bumi itu langgeng dan abadi ? Karena tidak hidup untuk diri sendiri, tetapi langit dan bumi menghidupi semua makhluk hidup, semua umat manusia dan semua benda yang ada di dalam semesta alam ini, maka langit dan bumi bisa panjang umurnya.

Orang yang luhur budinya tidak menonjolkan dirinya, meskipun ia selalu menempatkan dirinya dibelakang, orang-orang akan senantiasa mengindahkannya dan menghargainya, hingga ia senantiasa menjadi orang terkemuka.

Orang yang luhur budinya dapat menghilangkan sifat egoisnya, karena dapat mengalahkan sang aku. Barang siapa yang dapat melenyapkan sang aku bukan berati kehilangan diri sendiri, bahkan sebaliknya menemukan diri sejati.

Orang yang luhur budinya selalu berani mengorbankan kepentingan diri sendiri, walaupun demikian pengorbanan itu tidaklah sia-sia karena siapa yang berani berkorban untuk sesamanya, itu tanda dari orang yang tinggi martabat kebatinannya dan ia pun senantiasa akan berlindung serta akan mencapai tingkat kesucian tertinggi dan semakin luhur. 

Barang siapa dapat menyesuaikan dirinya pada Tao, maka akan dapat hidup langgeng dan abadi, sebaliknya yang menentang Tao akan secepatnya binasa, demikian menurut Lao Tse. 

Luas Tao tak terbatas, hingga meliputi seluruh alam. Oleh sebab itu mempunyai gaya yang tiada taranya umtuk menghidupi segala makhluk di seluruh semesta alam ini. Karena Tao menghidupi semua, maka ia pun hidup kekal.

Begitulah barang siapa hidupnya untuk menghidupi juga sesamanya, ia akan terhitung sesuai dengan Tao, hingga hidupnya langgeng dan abadi pula. Misalnya langit memberi embun dan air hujan untuk menghidupi tanaman, binatang dan manusia, memberikan sinar dan panas matahari hingga menghidupi seluruh isi alam ini, memberikan zat asam untuk menghidupi umatnya tanpa membeda-bedakan yang besar maupun yang kecil.

Bumi memberikan tempat untuk semua makhluk baik manusia maupun binatang. Segala dari bumi misalnya buah-buahnya, kacang-kacangan, sayur-mayur, padi, jagung dan lain-lainnya, itu semua di sediakan untuk makanan kita.

Sungguh besar sekali budi dari sang ibu pertiwi terhadap sesama makhluk. Apakah makhluk ini dapat membalas budi ibu pertiwi ? Mereka hanya dapat membalas dengan memberikan kotoran, lain tidak. Inilah pembalasan mereka terhadap ibu pertiwi.

Langit dan bumi bisa hidup lama boleh dikatakan langgeng, karena sifatnya tak egoistis, tetapi mereka menghidupi sesamanya dan bekerja tak untuk diri sendiri, hanya untuk sesamanya pula, mereka tak perduli terhadap pujian maupun celaan, mereka tak menjadi sombong karena pujian dan tak marah karena celaan.

Para bijaksana yang mengenal Tao, mengetahui bagaimana harus menyesuaikan dirinya pada alam hingga hidupnya pun bisa langgeng dan abadi karena Ia tak pernah memikirkan soal umur panjang dan sebagainya, bahkan sebaliknya dia memandang hidup / mati itu sama saja. 

Karena ia hidup bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk kebaikan dan keselamatan sesamanya, maka ia dapat hidup bebas dari segala kekhawatiran, kejengkelan hingga dapat hiup tenteram yang sempurna, hingga badannya menjadi sehat dan kuat, seperti terlihat pada para budiman dan para nabi.

Meskipun bekerja berat untuk kebaikan sesamanya, tapi badannya tetap segar bugar dan sehat hingga panjang usianya. Sebaliknya, umumnya orang-orang biasa kebanyakan usianya pendek, karena terlalu takut pada kematian, pikirannya selalu terganggu oleh segala kesulitan yang menindas perasaannya.

Hal ini di sebabkan dari egoismenya sendiri, karena mereka ingin menguasai kekayaan, kebesaran, kehormatan dan sebagainya hingga pikirannya, tenaganya dan badannya terlalu di paksa untuk menuruti perintah dari keinginan dan nafsu serakahnya, maka tak heran bila mereka cepat mati.

Dalam kitab Tay Hak ada ugkapan yang berbunyi :

Pasal1

Orang yang luhur budinya menggunakan harta untuk kemajuan dirinya, sebaliknya orang yang rendah budinya menggunakan dirinya untuk menimbun dan mengejar harta benda.

Jadi orang yang luhur budinya lebih mengutamakan dirinya daripada harta bendanya, ia senantiasa dapat mengatur dirinya dengan sebaik-baiknya, makannya di atur tak terlalu mewah, hanya sederhana saja, bekerjanya di atur, tidurnya di atur, nafasnya, pikirannya dan segala sesuatunya di atur sebaik-baiknya, terutama perilakunya senantiasa di perbaiki, hingga dirinya menjadi sempurna pula.

Sebaliknya orang yang rendah budinya tak mampu mengatur dirinya, perhatiannya selalu di tujukan pada harta benda, kebesaran dan kemewahan, badannya terlalu di paksa untuk bekerja keras dengan maksud mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya, hingga badannya cepat rusak, pikirannya juga di paksa hingga pikun.

Kemudian setelah menjadi hartawan, perutnya di isi terus dengan makanan-makanan mewah sebanyak mungkin hingga percernaannya rusak dan menderita berbagai penyakit. Oleh sebab itu ada peribahasa yang berbunyi, "Kaya harta belum tentu bahagia, tetapi kaya batin beruntung sepanjang hidupnya."

Pasal 2 

Meskipun ia tak menimbun dan mengejar-gejar kekayaan, bahkan sebaliknya suka memberikan pertolongan pada sesamanya, semakin banyak memberikan keuntungan kepada orang lain, maka semakin besar pula keuntungan yang di dapatnya, semakin banyak ia memberi sesuatu pada orang lain, maka miliknya semakin bertambah.

Pasal 3 

Orang budiman yang tak memikirkan diri sendiri, adalah termasuk orang yang paling luhur dan tinggi martabatnya, dan meskipun tak memperhatikan diri sendiri, dia tetap selalu terlindungi.

Pasal 4 

Dalam pelajaran ini, Lao Tse menjelaskan betapa mulianya sifat yang sesuai dengan Tao yang bekerja untuk menghidupi semuanya, hingga hidupnya langgeng dan abadi. Juga bagaimana kerasnya usaha orang budiman untuk melenyapkan sang aku, sehingga dalam dirinya tak ada pamrih / sang aku. Begitupun siapa yang berhasil kehilangan diri bahkan sebaliknya menemukan dirinya. (Tao Te Ching)
 

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar