|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 23 Desember 2013

Makna Tradisi Sujud / Kowtow ( 叩頭 ) Dalam Upacara Kematian

 


Mengapa pada saat orang tua meninggal dunia, anak-anaknya diwajibkan untuk sujud pada tamu-tamu yang datang melayat ? 

Kowtow (叩頭) adalah suatu cara memberi hormat dalam kebiasaan tradisional budaya Tionghua yang hampir hilang di jaman sekarang ini. Kowtow dilakukan dengan cara berlutut dan bersujud sampai kepala menyentuh tanah.

Dalam budaya tradisional Cina, seorang anak diwajibkan untuk berbakti pada orang tua. Hal itu dilakukan dengan memberi sujud, terutama pada saat upacara kematian. Pada saat itu, anak-anak almarhum yang berkabung diwajibkan untuk memberi sujud kepada tamu-tamu yang datang melayat almarhum orang tuanya. 

Maksud dan tujuannya adalah untuk mewakili almarhum meminta maaf pada orang-orang yang datang melayat atas kesalahan yang mungkin pernah telah dilakukan oleh almarhum semasa hidupnya.

Setiap tamu yang datang melayat almarhum, maka sang anak akan bersujud sambil berkata," Mohon dimaafkan, kalau ada kesalahan yang pernah dilakukan orang tua saya semasa hidupnya."

Setelah itu tamu akan menepuk bahu anak yang bersujud tersebut sambil berkata, " Saya sudah memaafkannya."

Maka anak-anak almarhum akan mengucapkan, "Terima kasih." Setelah itu sang anak baru boleh berdiri kembali.

Mungkin kita sering mengetahui dan melihatnya, tetapi mungkin kita tidak mengetahui maksud dan tujuannya. Semoga setelah membaca dan mengetahui maknanya, kita bisa melaksanakannya karena
walaupun saat ini tradisi demikian mungkin sudah dianggap kuno dan kurang memenuhi tuntutan era modern, namun tradisi ini sangat sakral nilainya. Mohon disebar luaskan..Salam kebajikan (Penulis : Peramal Alung



Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar