|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 30 Desember 2013

Petir Pembawa Pesan dari Langit

 


Pada masa dinasti Song, pernah terjadi sebuah kisah ajaib yang mengisahkan tentang Tuhan yang telah melindungi orang yang tidak bersalah, dan menghukum orang jahat yang memfitnah, dengan cara disambar petir. Cerita tersebut sebagai berikut:
 
Ada seorang pejabat yang bertugas di Dayu, yang bernama Wangzhie. Dia mempunyai seorang anak dan seorang istri yang bernama Lee Seniang. Lee Seniang adalah seorang istri yang tidak setia, karena dia telah berselingkuh dengan pria lain.

Suatu hari, ketika suaminya sedang bertugas ke luar kota, istri Wangzhie membawa putranya yang berusia 3 tahun bersama pria selingkuhannya melarikan diri dari rumah.

Di sepanjang perjalanan tersebut, entah mengapa putranya menangis terus. Karena takut perselingkuhannya diketahui oleh orang lain, Lee Seniang dengan sangat keji, lalu meninggalkan putranya di pinggir jalan, di semak-semak rerumputan, kemudian melanjutkan perjalanan bersama pria selingkuhannya.

Selang beberapa lama, seorang pria yang bernama Lee Shan, melewati jalan di tempat Lee Seniang meninggalkan anaknya. Ketika melihat seorang anak kecil sedang berguling menangis meraung-raung, hati Lee Shan tidak tega meninggalkannya seorang diri, lalu dia berteriak memanggil orang tuanya.

"Siapa yang meninggalkan anak disini? Cepat bawa pulang ke rumah, kasihan menangis terus!" teriak Lee Shan dengan suara keras dan nyaring, berharap ada orang yang mendengarnya.

Setelah berteriak beberapa kali dan menunggu sangat lama di tempat tersebut, tidak ada orang yang datang menjemput anak kecil tersebut. Akhirnya Lee Shan menggendongnya untuk dibawa pulang ke rumahnya. Di rumah, keluarganya menyambutnya dengan sangat gembira, dan mulai saat itu mereka merawat anak tersebut.

Wangzhie setelah pulang dari luar kota, sesampainya di rumah, melihat putra dan istri telah hilang menjadi sangat panik dan takut, mengira telah terjadi sesuatu yang buruk menimpa mereka.

Wangzhie berusaha ke segala penjuru untuk mencari putra dan istrinya.selama berhari-hari, namun tidak menemukannya. Pada suatu hari, tiba-tiba dia melihat Lee Shan sedang bermain dengan putranya, lalu dia menangkap Lee Shan dan membawanya ke kantor polisi di Dayu.

Polisi yang bertugas menyelidiki kasus tersebut, menyiksa Lee untuk mendapatkan pengakuan. Lee Shan sudah menceritakan sebenarnya tapi polisi tidak percaya dan terus menyiksa dia.

Penyiksaan yang bertubi-tubi yang dilakukan polisi, membuat Lee Shan sangat menderita dan frustasi. Karena tidak tahan siksaan tersebut, akhirnya dia hanya bisa menuruti perintah mereka untuk mengakui kesalahan yang tidak dilakukannya.

Lee Shan disuruh menandatangani surat pernyataan pengakuan yang berbunyi, "Karena saya tidak mempunyai putra, oleh sebab itu saya membunuh istri Wangzhie, membuang mayatnya ke sungai, dan menculik anaknya. Sekarang saya tertangkap, dengan sukarela dan tanpa paksaan dari siapapun, saya mengakui kesalahan saya."

Hakim yang menghakimi kasus Lee Shan, mengajukan kasusnya kepada walikota, dan menyarankan memenggal kepala Lee Shan sebagai hukuman. Lee Shan dengan masih memakai alat penyiksaan dan borgol, berdiri di depan pengadilan untuk mendengar putusan dari hakim.

Saat hakim menjatuhkan vonis, langit yang cerah seketika berubah menjadi gelap, petir menyambar-nyambar dengan suara menggelegar. Tiba-tiba petir menyambar alat penyiksaan dan borgol yang ada di tangan Lee Shan sehingga terlepas dari tangannya, pada saat itu pikirannya kosong. Hakim yang berada ditempat sangat terkejut dan ketakutan.

Setelah beberapa saat, Lee Shan tersadar kembali. Dan ketika petir sudah reda, Hakim melihat sipir penjara yang menyiksa Lee Shan sudah mati tersambar petir, dipunggungnya terdapat tulisan besar yang berbunyi,"Tuhan tidak mengabaikan orang baik."

Puluhan sipir yang menyelidiki kasus Lee Shan, topi serta rambut mereka juga telah hangus tersambar petir.

Hakim bertanya kepada Lee Shan, "Tadi, kamu melihat ada kejadian apa?"

Lee Shan menjawab, "Pada saat itu pikiran saya telah menjadi kosong, saya hanya melihat Tuan sedang duduk di atas topi, sedang memejamkan mata."

Hakim segera mengerti, Lee Shan telah difitnah, sedangkan dirinya sendiri tidak menyelidiki kasus dengan baik, hanya mendengar laporan. Lalu dia segera mengumumkan bahwa Lee Shan tidak bersalah dan segera ia dilepaskan. (Sumber)


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar