|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 18 Desember 2013

Tahu Katakan Tahu, Tidak Tahu Katakan Tidak Tahu

 



Tahu katakan tahu, tidak tahu katakan tidak tahu. Hanya dengan sikap yang jujur, barulah kita bisa mempelajari ilmu pengetahuan yang sesungguhnya ( Confusius ).
 
Confusius adalah filsuf dan pendidik yang sangat terkenal pada jaman dahulu. Pada suatu kali, dia dalam perjalanan ke suatu Negara tetangganya disuatu desa melihat dua orang anak kecil sedang berdebat tentang sesuatu. 

Confusius melihat kejadian itu menarik, kemudian berkata kepada muridnya yang menyertainya bernama Zi Lu. “ Bagaimana kalau kita kesana melihat apa yang diperdebatkannya oleh kedua anak kecil itu ?” kata Confusius. 

Zi Lu menjawab “ Dua anak ingusan seperti itu memang tahu apa untuk diperdebatkan ?”. “ Mengenai ilmu pengetahuan tidak boleh dibedakan antara muda dan tua. Ada kalanya , logika yang diutarakan anak kecil jauh lebih baik dari pada perkataan omong kosong yang dikatakan orang dewasa yang dungu “ jawab Confusius. Langsung Zi Lu diam seribu basa malu dengan peringatan gurunya itu.

Confusius maju kedepan dihadapan kedua anak kecil itu berkata dengan sopan “ Saya bernama Confusius , melihat kalian berdua sedang memperdebatkan sesuatu juga ingin ikut, bagaimana boleh atau tidak ?”. 

“ Oh Tuan Confusius itu yang terkenal terpelajar, filsuf ulung, baiklah kami memohon agar Tuan memberikan penilaian siapa diantara kami yang ‘ Betul atau Salah ‘ kata salah satu dari mereka berdua. 

Confusius berkata saya tidak tahu masalah apa yang diperdebatkan !. Anak Pertama berkata “ Baiklah kami berdua sedang memperdebatkan kapan ‘ Matahari ‘ jaraknya paling dekat dengan kita ? menurut saya pada saat “ Pagi Hari “ sedangkan rekan saya menyebutkan “ Siang Hari “. 

Tolong tuan siapa yang salah dan benar masalah ini. Confusius berkata mohon alasan adik yang menyebutkan, “ Pagi Hari “. 

Anak pertama memberi alasan bahwa pada “ Pagi Hari “ Matahari itu terbit kelihatannya “ Besar “ bulat dan sampai siang hari mengecil, berarti Pagi Hari dekat dengan kita makin siang makin jauh karena sesuatu yang dekat tampaknya besar makin jauh makin kecil. 

Sekarang Adik Kedua tolong ceritrakan alasannya, dia berkata, “ Pada siang hari Matahari itu panas sekali seperti air mendidih, tetapi Pagi Hari Matahari itu sejuk sedikitpun tidak panas, ini membuktikan Matahari itu pada siang hari paling dekat dengan kita. 

Kedua anak kecil itu memohon kepada Confusius untuk sebagai ‘ Juri ‘ siapa sebenarnya yang benar atau salah. Confusius merasa kesulitan, dan berulang-ulang berpikir yang mana benar dan yang mana salah. Kedua logika anak kecil itu mempunyai logika sendiri-sendiri dan semuanya masuk akal, sungguh sulit memutuskan. 

Oleh karena itu, Confusius dengan JUJUR mengaku kalah, “Pertanyaan ini tidak bisa saya jawab, lain kali kalau ketemu jawabannya akan saya sampaikan, saya akan bertanya kepada orang yang lebih tahu.“ 

Kedua anak kecil itu tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, “Confusius itu terkenal filsuf dan pendidik ulung, ternyata bisa juga tidak mampu menjawab suatu pertanyaan, “ sambil mereka pergi meninggalkan Confusius.

Zi Lu merasa tersinggung atas ulah kedua anak kecil itu dan berkata, “Tuan seharusnya menjawab ‘ Sembarang ‘ saja, dengan demikian tentu tidak ditertawakan oleh mereka.“

Confusius berkata,“ Tidak !, jika kita tidak dengan jujur mengatakan tidak mengerti, bagaimana bisa mendengar logika yang menarik ini. Saat belajar dan menuntut ilmu, kalau tahu katakan tahu, kalau tidak tahu katakan tidak tahu. Hal ini dilakukan hanya karena ingin mempelajari lebih banyak ilmu, dan inilah prinsip dasar manusia.

Budi S Tanuwibowo menguraikan kenapa kita dengan JUJUR menyatakan tidak tahu, ada 3 hal yang berguna.
  1. Meninggikan kejujuran dan etika. Jika tidak mengerti katakan tidak mengerti itulah sejatinya yang disebut “ Mengerti “.
  2. Hidup adalah belajar. Itu kewajiban semua orang, maka belajar harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan selalu dilatih, agar tidak sekadar dipahami sebagai wacana.
  3. Kesombongan diyakini hanya akan mengundang masalah, sedangkan kerendahan hati akan membawa berkah.
Dari ketiga hal diatas kita seolah-olah, “Gelas Kosong," yang siap menampung air secara maksimal. Disamping itu dengan berlaku jujur kita membebaskan diri dari segala kepentingan, termasuk ego sehingga bisa menilai persoalan secara objektif. 

Dengan kejujuran, maka kita tidak akan punya beban dan hidup ini bisa dijalani secara ringan dan bebas. Salam kebajikan (Sumber : Kisah terindah sepanjang masa dari China.)

 

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini. Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar